Wednesday, December 25, 2013

Posted by adrianizulivan Posted on 7:32:00 PM | No comments

Bersiap 2014


Sudah Natal. Berarti Tahun Baru tak akan lama lagi, ya!

Dalam rangka ikut-ikutan menyambung kebiasaan membuat wish-list tahun baru, aku tulis sekarang saja agar tidak keduluanan orang banyak.

Harapan tahun lalu yang terkabul:
Duh lupa! Trus nyontek ini...
  1. Jahit dress sendiri. Yay! Malah bukan hanya dress, ada tidak terlalu banyak lainnya. Malah bikin blog buat pamer jahit-menjahit segala :)
  2. Nambah daftar kunjungan ke candi. Ini si cukup banyak, sampe lupa mana saja.
Intinya, dari sembilan mimpi 2013, hanya dua itu yang tercapai. Sebagian lainnya masih akan masuk ke harapan 2014 ini :)

Harapan tahun depan:
  1. Punya rumah atau tinggal di rumah sendiri, meskipun ngontrak.
  2. Dapat pekerjaan impian: Punya gaji bulanan, punya jam kerja. Cape lho, tiga tahun jadi pengusihi (pengusaha itu untuk lakik!). Kalo hari ini nggak nyari proyek, belum tau bulan depan bisa makan :) Pengennya sih kerja di Singapur, tapi lamaran nggak keterima-terima *nangis*. Pengen kerja di Indonesia Timur, dilarang Mama (padahal sudah nyaris jadi penghuni sebuah kota pesisir nan indah bernama Kupang). Yaudah, kerja di Jakarta pun tak apalah, asal.... gaji dua dijit, LSM atau perusahaan media besar (ough, Google Indonesia buka lowongan Marcomm tuh! *ngarep*), banyak jalan dinas ke luar kota/negeri.
  3. Menerbitkan media sendiri. It's just a step ahead!
  4. Mendaftar studi Master. Ayo, belajar tupel lagi, Mbaknya...
  5. Kecilin perut. Nah!
  6. Masak kue sendiri. Amin!
Dua harapan terkabul, enam di tahun depan. Yang satu lagi mana? Nggak perlu lah, kebutuhan berubah :)

Selamat Natal. Mari bersiap menuju 2014!

Gambar dari sini.

Mlekom,
AZ

Tuesday, December 10, 2013

Posted by adrianizulivan Posted on 12:39:00 AM | No comments

Si Cengeng

Merekam ujian Mba Uut.

Aku cengeng. Aku akui itu. Urusan putus hubungan, diselingkuhi, atau berdebat hebat dengan pasangan bukan hal luar biasa untuk sekadar membuat aku menangis. Sudah sering :) Juga ketika kehilangan hewan piaraan yang sudah kami anggap sebagai bagian dari anggota keluarga. Tapi makin ke sini, tingkat kecengenganku makin aneh. Aku juga menangis ketika:
  • sebuah barang yang sudah berbulan-bulan bertengger di garasi rumahku, diambil oleh pemiliknya
  • nganter mas-mas itu waktu mau pergi jauh, meski kutahu bahwa dia akan segera kembali
  • kangen pada rumah, bukan keluarga/orang-orang di dalamnya, tapi pada bentuk desain/keruangan pada bangunan rumah (physically) 
  • teringat hal menyenangkan yang tak pernah kudapat lagi
  • menyaksikan ujian terbuka.
Yang terkahir adalah kejadian pagi tadi. Aku diundang Wahyu Utami untuk menghadiri agenda promosi studi doktoralnya di Arsitektur UGM. Saat dia presentasi tegang banget (7 profesor penguji!), hingga Dekan membacakan berbagai hal yang intinya: Studi Anda sangat baik, Anda lulus cumlaude, selamat Doktor Wahyu Utami!

Mberebes mili, kata orang Jawa. Air mataku ngalir tak berkesudahan. Aku bukan siapa-siapanya Mba Uut--panggilanku untuknya, hanya teman yang cukup dekat. Aku membayangkan jika itu adalah aku yang ada di sana... Atau kamu! Pasti bahagia sekali.

:'(

Ah, dasar si cengeng!

Selamat buat Mba Uut. Selamat menempuh hidup baru sebagai perempuan bertitel tiga.

Mlekom,
AZ

Friday, December 6, 2013

Posted by adrianizulivan Posted on 9:49:00 PM | No comments

Pampis Ternate


Cukup lama nggak masak. Gegara obrolan di grup WhatsApp bulan lalu, aku sangat ingin coba makanan ini. Pampis. Sebenarnya bukan hanya makanan Ternate, Maluku Utara. Nyaris seluruh Maluku mengenal menu ini. Adikku yang hobi icip-icip di warung bilang "Pampis Manado, ya?" dan Papaku yang dua tahun bertugas di Ambon juga mengenalinya.

Pampis bikinanku ini kusebut Pampis Ternate, sebab idenya memang kudapat dari obrolan dengan Ko* Maulana Ibrahim. Beliau adalah salah satu penggagas Naskuter, sebuah warung kuliner pusaka Ternate yang memiliki banyak pelanggan di Yogya.

Nanya-nanya ke Oom Google, ketemu resep milik Endang Indriani dengan cuplak-cuplik dari berbagai resep lain. Dengan sedikit modifikasi, ini dia resep olahanku:

Bahan:
  • Tongkol tuna 1/2 kg (1 ekor)
  • Bumbu halus: 7 cabe merah keriting, 3 cabe rawit merah, 3 bawang merah, 2 bawang putih, 1 ruas jahe, 1 ruas kunyit
  • Rajang halus: 3 lembar daun jeruk, 1/2 lembar daun kunyit, 2 batang daun bawang
  • Rajang kasar: 1/2 lembar daun pandan, 1 batang sere
  • 3 batang daun kemangi, petik daunnya.
  • 3 biji asam jawa
  • 2 sdm gula merah
  • 1 buah jeruk nipis
  • Garam, merica
Cara Masak:
  • Bersihkan tongkol. Potong bulat-bulat tipis (untuk memudahkan suwir). Lumuri dengan garam (1 sdt) dan jeruk nipis. Diamkan 5 menit. Masukkan kukusan. Masak setengah matang (daging tidak berwarna merah lagi). Angkat. Tunggu dingin. Buang tulang. Suwir-suwir. Faktanya, aku tidak menyuwir (dengan tangan), namun ngebejek (pencet-pencet pakai sendok-garpu). Sepertinya lebih baik jika langsung dengan tangan, sebab bisa merasakan langsung tulang ikan yang mungkin tercampur daging suwiran. Teksturnya pun akan lebih terasa, seperti yang dibuat Mbak Endang ini.
  • Tumis bumbu halus hingga harum. Tambahkan garam, merica, gula merah dan asam jawa. Aduk. Masukkan rajangan daun halus dan kasar, serta kemangi.
  • Masukkan suwiran ikan. Masak hingga kering.
Pampis dapat disimpan lama, namun harus di lemari pendingin, sebab agak basah. Jadi tinggal masukkan toples, simpan di kulkas. Keluarkan tiap ingin menyantap. Jika ingin lebih kering, setelah disuwir, daging ikan bisa digoreng hingga seperti abon, lalu lakukan langkah yang sama. 

Untuk rasa, ada pula yang menambahkan kecap manis, aku lewatkan ini sebab sudah memakai gula merah. Ikan yang dipakai biasanya cakalang. Tapi berhubung di Yogya gak ada, aku cari tongkol. Kebetulan di pasar tadi dapat tongkol tuna. 

Di Ternate, pampis ini menjadi lauk pelengkap nasi kuning, bersama singkong goreng yang dipotong tipis-tipis semacam keripik. Sajian nasi kuning Ternate dengan menu lengkap seperti itu bisa disantap di Warung Naskuter, Jalan Prof Dr Sardjito No 11, Terban, Yogyakarta (selatan Apotek UGM).

Aku makan dengan nasi putih panas, plus keripik singkong dari Bantul, Yogyakarta. Rasanya? Nggak enak sih, tapi ueeeenak banget! Bahagia sekali bisa bikin makanan seenak ini, untuk pertama kali. Gak pakai gagal, gak pakai dibantuin Mama :)

Cobain deh! Masaknya mudah, kalau beli di Naskuter pun (akan lebih) mudah! #edisiPromo :))

Mlekom,
AZ

*Bahasa Ternate: ko (koko) = abang

Thursday, December 5, 2013

Posted by adrianizulivan Posted on 10:38:00 PM | No comments

Jelajah Pabrik Sejarah Yogyakarta

Tegel kunci

Mari memulai rangkaian Jelajah Akhir Tahun! 

Jelajah yang diinisiasi oleh Indonesian Heritage Inventory (IHI) ini akan terdiri atas beberapa seri, dengan seri pertama bertema "pabrik". Di Yogyakarta ada sejumlah pabrik bersejarah, yang telah menjejak waktu sejak jaman kolonial. Beberapa masih berdiri, meski terseok jaman. 

Limun AyHwa. Gambar dari sini.

Dalam jelajah edisi Sabtu, 7 Desember 2013 ini, kami undang Anda untuk mengikuti jelajah ke tiga pabrik bersejarah di Yogyakarta:
  1. Tegel Kunci (1927). Jl. KS. Tubun 95 Yogyakarta (tidak jauh dari kawasan Malioboro). Baca kisahnya di sini. |  http://tegelkunci.com/
  2. Limun Manna (1949) Jl. Dagen No. 60 (barat Malioboro) atau Limun AyHwa, Jalan Pandega Marta No. 100 (Jakal KM 6). Baca kisahnya di sini
  3. Cerutu Tarumartani (1918)  Jl. Kompol Bambang Suprapto No. 2A Baciro, Gondokusuman (timur Stasiun Lempuyangan). Kisahnya di sini
Cerutu Taumartani.
Kegiatan ini gratis, tanpa dipungut biaya. Yang mau ikut membayar HTM masing-masing.

Mlekom,
AZ

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata