Saturday, May 31, 2014

Posted by adrianizulivan Posted on 11:28:00 PM | No comments

Komunitas yang Bergerak



Aku selalu senang melihat komunitas pusaka yang bergerak aktif. Meski mereka bukan organisasi besar. Meski agenda mereka sedehana. Salah satunya adalah komunitas Kotagede Heritage Library.

Seharian tadi agendaku padat, namun demi memberi dukungan pada mereka yang telah bergiat dan mau mengundangku secara khusus, maka kusempatkan. Malam ini adalah agenda kedua program Bincang Akhir Pekan, temanya membuat film pendek.

Setelah makan malam di pasar Kotagede, kami langsung ke Pendopo Dalem Ngaliman, tempat penyelenggaraannya. Sesuai undangan, acara berlangsung pukul 18.30, ternyata belum ada yang datang. Kami pun nongkrong di Waung Jawi Dalem Sopingen, pesan wedangan.



Acara baru dimulai pukul 20.30 (!). Hahahaha, itu ketika perutku sudah gembung kebanyakan minum dan mata sudah sangat mengantuk. Kupaksakan tetap di sana, selain gak enak kalau langsung pulang ketika acara baru dimulai, juga pengen lihat presentasi pemateri.

Sayang, materinya sangat dasar, "apa yang dimaksud dengan video, video pendek", dst. Harapanku adalah materi semacam "mengapa perlu mendokumentasikan lingkungan sekitar, terutama Kotagede yang kaya peninggalan pusaka". Pemaparan malam ini juga lebih tepat disebut "bincang-bincang atau diskusi", bukan workshop seperti yang disebut dalam undangan :) 
Aku, yang cuma kelihatan hapenya :)
Bagaimanapun, ini langkah awal yang hebat. Membuat anak muda berkumpul (hadir perwakilan Karang Taruna dari masing-masing RT di Kotagede) untuk membicarakan kampungnya bukan hal mudah. Menurut panitia, agenda ini akan berlanju dengan pembuatan video hingga dapat ditonton khalayak.

Komunitas yang bergerak perlu selalu didukung. Nah, jadi nggak sabar nonton videonya kan?

22.00 aku pulang, setelah nggak kuat dengan asap rokok yang ngebul di mana-mana. Gambar terakhir milik panitia, bersama foto-foto lain di album ini.

Mlekom,
AZ
20140712

Wednesday, May 28, 2014

Posted by adrianizulivan Posted on 7:37:00 PM | No comments

Masjid Tua Sekitar Kraton Yogyakarta

Masjid menjadi simbol penting dalam kebudayaan Jawa. Konsep tata ruang kerajaan Jawa yang menganut "catur gatra tunggal", selalu menempatkan masjid sebagai satu dari empat wahana ruang yang menandai sebuah pemerintahan. 

Keempat ruang tersebut adalah Kraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai pusat kegiatan warga, masjid besar sebagai pusat ibadah, dan pasar besar sebagai pusat perekonomian. Konsep ini juga diadopsi Keraton Yogyakarta.

Sangat menarik melihat berbagai bangunan masjid tua yang terdapat di sekitar lingkungan kraton, tak hanya Masjid Gedhe. Tiap masjid memiliki sejarah khusus terhadap keberadaan Kraton Yogyakarta. Selain itu, masing-masing memiliki arsitektur yang unik dan sarat makna. 

Demi melihat berbagai keunikan tersebut, Indonesian Heritage Inventory (IHI) mengadakan agenda Jelajah Masjid di Lingkungan Kraton Yogyakarta, Selasa (27/05) kemarin. Adapun masjid yang dikunjungi adalah:


1. Soko Tunggal (1973)
Terletak di belakang gerbang utama pemandian kraton Tamansari, kawasan Jeron Beteng. Dinamai "soko tunggal" sesuai dengan artinya: disokong satu tiang. Masjid ini memang berdiri hanya pada satu tiang peyangga utama (saka guru), berbeda dengan bangunan Jawa lain yang biasanya disangga dengan minimal empat saka.

2. Margoyuwono Langenastran (1943)
Awalnya merupakan langgar kampung. Ketika semakin ramai, seorang pengusaha batik memperluasnya menjadi masjid. Saat Yogya menjadi ibukota RI, banyak pejabat negara yang shalat di sini. Masjid yang terletak di Jalan Langenastran Lor ini memiliki lengkungan berbentuk atap tumpang. Lantainya berupa tegel kembang. [Info lanjut di sini]

3. Selo (1709)
Masjid yang terletak di Sawojajar, Kampung Panembahan ini, dibangun bersamaan dengan istana air Tamansari. Bagian atap memiliki persamaan dengan Tamansari, yaitu adanya ukiran. Meski di jaman itu belum ada semen, tembok bangunan ini sangat kokoh. Air kelapa menjadi campuran pengganti air, yang mampu mengeraskan cor. Sebelum tahun 1962, bangunan ini tidak diperuntukkan sebagai masjid melainkan gudang penyimpanan keranda dan tombak. [Lebih lanjut di sini]


4. Condrokiranan
Masjid ini terletak di lingkungan ndalem Condrokiranan, yang kini menjadi Museum Sonobudoyo Unit II. Dulunya, ndalem ini merupakan tempat tinggal AKGP Aryo Mataram sebelum menjadi HB III. Sayangnya, fasad bangunan ini tak lagi menyisakan ciri bangunan asli, semua sudah dipugar. Tak ada tanggal pasti kapan masjid ini dibangun.

5. Rotowijayan (1832)
Posisinya tepat di depan gerbang utama pintu masuk wisata Kraton Yogyakarta. Masjid yang terletak di bagian barat keben kraton ini, juga dikenal dengan sebutan Masjid Keben.


6. Gedhe Kauman (1773)
Ini merupakan masjid besar yang menjadi salah satu unsur Catur Gatra Tunggal dalam tata kota kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat. Masjid ini dikelola oleh warga kaum, penduduk yang tinggal di sekitar masjid. Berbagai ritual keagamaan kraton diselenggarakan di masjid ini.

.
Sebenarnya masih ada sejumlah masjid tua lain yang ada di lingkungan Kraton. Sayangnya kemarin kraton tutup sebab ada acara labuhan di Pantai Parangtritis, sehingga zona inti kraton hari itu tidak menerima wisatawan.

Mlekom,
AZ



Sunday, May 18, 2014

Posted by adrianizulivan Posted on 8:07:00 PM | No comments

ndadak ngGresik


Mendadak ke Gresik! Hari itu, kami punya dua agenda terjadwal, yaitu jelajah candi dan aksi reresik vandalisme di kawasan Tugu. Jadilah kami bareng terus, pagi sampai malam. Eh, ternyata kami ditakdirkan bareng lebih lama lagi, sampai tengah malam, sampai lusa kemudian. Asik!

Aku sudah tidur yang banyak, sudah nggak ngantuk lagi (setelah dua malam terjaga di atas mobil). Sudah pengen nulis di sini. Catatan seru untuk agenda dadakan ini. Sayang, setengah dari foto yang kujepret dengan hape... hilang :( Jadi, beberapa jam yang tertampil hanya mengira-ngira.


15 Mei

Pagi
Jelajah candi-candi di Sleman utara. Dengan agenda sarapan, kami habiskan lima jam di Candi Gebang, Morangan, Tempat Penyimpanan Arca Turi, dan Candi Kimpulan. Itupun melewatkan Candi Palgading, sebab harus ikut agenda selanjutnya di pusat kota Yogya. Kami juga melewatkan makan siang, meski sempat ngemil salak yang kami beli di Turi!



Sore

Langsung ke kawasan Tugu Yogyakarta. Melihat aksi komunitas Warga Berdaya yang melakukan pengecatan Modiste Pini yang dicorat-coret oleh entah siapa. Sempat ngabur ke warung mie ayam utnuk ngisi perut.

Magrib

Kembali ke Tugu. Aksi hampir selesai, proses pembersihan dilanjutkan dengan pengecatan. Sekitar Isya, aku dan DikPrij pulang. Kami penasaran, apakah Bakmi Kotabaru malam ini buka, setelah sekian lama tutup. Maka berbeloklah ke sana, eh buka. Kami memesan dua porsi untuk dibungkus, sebab sudah terlalu kenyang. 

Tak lama, kami dapat kabar bahwa ibunda dari Cakpii meninggal dunia. Lalu kami menghubungi Padhe yang masih di Tugu, serta Bulek dan Palek untuk gabung ke sini. Via grup WA, Tante yang tinggal di Solo mengusulkan untuk berangkat malam ini juga. Kami pun mengatur keberangkatan.


Sayang Bulek gak bisa ikut, sebab Palik tidak enak badan. Wajar saja, kami keliling seharian, hahaha. Yawes, kami minta doa saja agar sehat sampai tujuan.



Gambar milik Dikprij.
22.00
Berangkat dari Yogya. Berbekal selimut dan bantal, siap mampir ke rumah Tante. Uh, di detik akhir, Tante batalin keberangkatan. Tapi kami kekeuh mampir, ngajak makan bareng. Perjalanan Yogya-Solo disupiri Priyo.

23.30

Tiba di Solo. Tante sudah bersiap di gebrang kompleks, langsung capsus ke Gudeg Ceker. Tante akhirnya berhasil dibujuk untuk ikut ke Gresik. Dia pun menjadwal-ulang agendanya besok. Kami mampir ke Hotel Sultan, menitipkan mobil Tante di parkiran. Biar aman tak ditinggal sendiri di rumah. Perjalanan disopiri Padhe.



16 Mei

04. 50
Perhentian pertama. Shalat di salah satu masjid yang terlihat megah fasadnya, kotor toiletnya. Duh! Dan takmirnya menjadi jukir di halaman masjid ini. Welah! Kami singgah di sini sekitar sejam, recharge energy. Lalu berangkat lagi, gantian DikPrij yang nyopiri lagi.



09.49

Tanda-tanda pertama yang menunjukkan Gresik sudah dekat, kami temukan di jam ini. Kemacetan luar biasa, minubus yang kami tumpangi serasa dipepet pasukan Autobots transfomers. Habisnya, yang dihadapi truk-truk dan trailer... :(



09.53

Akhirnya gerbang perbatasan Kota Surabaya-Gresik! 12 jam Yogya-Gresik, yay! Kami mampir ke pom bensin, bersih-bersih sedikit (di sini gak bisa mandi, duh!). Lalu cari makan di dekat pusat kota. Dan aku bertanya polos: Mba, apakah di sini bisa mandi?


10.35
Akhirnya kami putuskan untuk cari hotel, agar bisa mandi-mandi dan istirahat sebelum balik ke Yogya nanti. Gugling!





Foto milik Dikprij.


11.30
Eh, Cakpii nyusul ke warung ini. Padahal kita udah nanyain alamat rumah Cakpii ke Bulek (yang pernah ngirim barang ke rumahnya). Jadi nggak enak, padahal lagi persiapan menuju pemakaman.



12.10
Masuk hotel. Lalu putuskan tidak ikut upacara di pemakaman, sebab Cakpii dan keluarga pasti sibuk, gak enak jika mengganggu. Kita nyusul kira-kira setelah upacara. Maka kami istirahat, tertidur, sampai... 

13.23

Buru-buru bangun, mampir ke toko sembako untuk di bawa ke rumah tahlil. Tiba di pemakaman, Cakpii malah sudah mau pulang bersama kakak-kakaknya. Mau mampir ke makam, dianjurkan tidak usah, sebab makamnya jauh di dalam kompleks pemakaman tersebut. Akhirnya kami langsung ke rumah, bersama sebagian keluarga. Cakpii nyusul.



15.10

Cakpii nyampe rumah. Kami ngobrol ngalor-ngidul. Senang bisa lihat dia ketawa :) 






Tapi sebenernya Cakpii memang selalu ceria, sampai beberapa hari waktu uminya kritis kemarin. Kami yang tergabung dalam sebuah grup WA, sampai membuat grup baru berjudul "sementara", agar tidak merasa 'tidak enak' jika membicarakan banyak hal di luar urusan umi yang sedang sakit. Soalnya kami saat itu sedang mempersiapkan agenda jelajah candi. 

16.00
Kami pamit. Senang sekali disambut hangat oleh keluarga besar ini. Semoga bisa kembali lagi... Eeeh, ternyata Cakpii malah ikutan kita keliling kota. Yaampun, semoga bukan karena gak enak sama kita...



16.20
Mampir ke warung nasi krawu yang populer sekota ini. Uenaknya polll, tapiii warungnya kurang bersih, duh. Tapi tetap pengen kembali lagi, hahahaha...



17.20

Tiba kembali di rumah Cakpii saat adzan maghrib. Keluarga sedang persiapkan tahlilan. Kami langsung ke penginapan. Tidur. 

22.30

Sudah dibangunin Tante suruh siap-siap. Duh, beratnya mata.... Kami berangkat disopiri DikPrij. Tidak berhenti kecuali buang air dan shalat shubuh. Setelah matahari datang, semua terjaga. Mobil udah serasa kotak kaca bernama tipi yang nayangin stand-up comedy: lucuk!

17 Mei

07.00
Masuk Solo. Keliling UNS, kampusnya Tante. Agenda komedi terus berlanjut. Ditambah kegilaan empat-anak-dekil-belum-mandi-masuk-kampus. Lalu sarapan di warung Jawa dekat Stasiun Balapan.

07.30

Sampai rumah Tante, setelah sebelumnya ambil mobil di Sultan. Tadinya sih mau mandi-mandi, batal. Malah asik ngitungin duit bea perjalanan untuk dibagi bersama. 09.30 kami pamit. Dadaaagh, Tanteee... Sampai ketemu di WA :)

11.00

Nyampe Yogya. Mampir dulu ke dawet Bogem. Seger, dah!


12.00
Nginjak rumah. Mandi. Kasur mana kasur! Tidur sampe sore. Hehehehe.

18 Mei



Kalau tidak ndadak ngGresik, mungkin kami gak bareng-bareng ke luar kota lagi. Terakhir ngabur bareng dari Yogya waktu ke Lombok tahun lalu. Via WA siang ini, kami berencana untuk kembali ke Gresik, dalam formasi lengkap, untuk jelajah pusaka. Cakpii ngajak mampir ke Pulau Bawean. Sadaaaap! Jika tidak ada halangan, agendanya September. Waaa... pas sekali, kami bertemu di Lombok tahun lalu di bulan yang sama :)

Kami pun sepakat untuk menghapus grup "sementara", yang sudah tak diperlukan lagi. Cakpii sudah kembali seperti dulu :)


Sampai bertemu di perjalanan selanjutnya, ya! :*


Mlekom,

AZ



Friday, May 9, 2014

Posted by adrianizulivan Posted on 11:02:00 PM | No comments

Janji Wiken


Sejak status Gunungapi Merapi naik menjadi waspada awal Mei ini, kayanya belum sempat banyak istirahat. Rapat sana-sini. Turun-naik gunung keliling desa-desa di lereng Merapi. Agendanya ketemu warga untuk mengingatkan tentang status baru gunung dan diskusi dengan orang-orang yang bersedia nyumbang keahliannya untuk bantu proses kesiapsiagaan warga menghadapi bencana.

Liburnya kapan hayooo? Belum ada liburan. Sabtu-minggu, malam subuh pun dipakai keliling atau ketemu orang atau menulis konsep ini-itu. Ini semoga pada gak cape sebelum masa krisis Merapi tiba, deh!

Dengan ritme seperti ini, aku pernah tanya: kapan ya bisa liburan? Mengingat cucian dan pasti setrikaan yang menggunung. Tumpukan kain yang sudah berteriak minta dijahit (hey, pesanan Imam!). Pesanan tulisan yang belum selesai karena kehilangan mood. Belum lagi berbagai urusan pribadi yang tertunda.

Manan janji kalau wiken ini pasti libur. Mendengar itu, aku segera bikin agenda. Maka, tiap saat kuingatkan terus-terusan untuk tidak melanggar janjinya, karena banyak agenda yang sudah menanti di Sabtu besok...
  1. Pagi: Daftar BPJS. Setelah pelajari segala kemudahan yang ditawarkan, kupikir ada baiknya untuk masuk BPJS. Bayarnya cuma 50rb-an per bulan, bisa dapat segala layanan di segala rumah sakit. Kurasa, ini akan jadi penghematan besar untuk terapi carpal tunnel syndrome -ku, yang sekali datang bayar 100-an ribu. Pas tanya teman-teman, katanya BPJS ini gak bagus dan banyak kuciwa. Tapi aku mo kekeuh ajalah dulu. Kita lihat bagaimana nanti.
  2. Pagi: Ke salah satu institusi di bilangan kota. Mau lihat kemungkinan untuk mewujudkan rencana akhir tahun. #opooo
  3. Siang: Tengok-tengok resto Sego Bambu yang katanya lagi disewakan. Ini untuk rencana yang lain. #oposihkowekie
  4. Sore: rapat (!!!) dengan orang dinas kota.
  5. Malam: Ketemuan sama Geng TukangMakan, sekaligus penutupan pamerannya Bulek Sinta.
Harapannya cuma satu: Janji wiken libur ini ditepati. Yaaa, itu juga kalau Merapi tidak tiba-tiba meletus lho ya...

Udah ah, pengen segera tidur agar segera menjadi wiken. Wiken. Week-end, maksudku. Sampai besok, ya!

Gambar dari sini.

Mlekom,
AZ

Thursday, May 8, 2014

Posted by adrianizulivan Posted on 9:17:00 PM | No comments

The Boy in the Striped Pyjamas

The Boy in the Striped Pyjamas: Anak Lelaki Berpiama Garis-garisThe Boy in the Striped Pyjamas: Anak Lelaki Berpiama Garis-garis by John Boyne
My rating: 4 of 5 stars

Cerita bergerak lamban di awal. Saya merasa baru mulai masuk ke inti cerita di pertengahan buku. Selanjutnya sangat menyenangkan. Saya menikmati terjemahannya, meski untuk beberapa kalimat masih ingin tahu apa bahasa aslinya.

Cerita dari sudut pandang bocah yang perlu dipelajari orang dewasa. Bahkan untuk konteks kekinian di negara kita yang katanya pluralis ini.

Ah andai ada seri komiknya, agar bisa saya bacakan di kelas Sekolah Gajahwong...

AZ

View all my reviews

Friday, May 2, 2014

Posted by adrianizulivan Posted on 7:53:00 PM | No comments

Kepala Tiga


Berkepala dua, berlidah dua, berhati dua, itu gak baek. Kepala tiga, semoga segala yang terbaik.

Ah Pesbuk, kau mengingatkanku untuk bersyukur!

Mlekom,
AZ

Thursday, May 1, 2014

Posted by adrianizulivan Posted on 11:17:00 PM | No comments

Panduan Siaran untuk Radio Komunitas di Lingkar Merapi



Panduan siaran berkala/rutin (harian):
Info HT BPPTKG (165.075): 
  • pukul 08.30: info kegempaan, curah hujan, kelembaban, dsb
  • pukul 19.30: info kegempaan 
Info prosedur tetap (protap) kedaruratan: 
  • titik kumpul
  • rute evakuasi
  • tempat evakuasi
  • nomor-nomor kontak penting (perangkat dusun, perangkat desa, OPRB, BPBD, dsb).
Info kesiapsiagaan untuk warga/keluarga: 
  • uang/tabungan
  • perlengkapan pribadi (untuk anak, dewasa, ibu hamil, lansia, dsb)
  • surat-surat penting
  • alat komunikasi
  • ternak.
Panduan persiapan siaran darurat:
  • Rencana lokasi studio siaran darurat
  • Tim pengelola radio siaran darurat
  • Rencana konten/informasi untuk radio siaran darurat
Prinsip-prinsip siaran:
  • Keterangan waktu informasi (pukul, tanggal)
  • Sumber informasi (nama, lembaga)
  • Nomor interaksi radio komunitas 
Kontak dan Informasi Aktivitas Merapi 
Informasi lebih lanjut terkait aktivitas Merapi, dapat menghubungi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui:
  • Radio HT Frekuensi 165.075 MHz
  • Telepon:  0274 - 514 180, 514 192
  • Twitter: @bpptkg
  • Facebook: Info BPPTKG
  • BBM Group: PIN 76507EB3
  • Pos Pengamatan Kaliurang: 0274 - 895 209 
  • Pos Pengamatan Selo: 0276 - 632 6038
*
Status Aktivitas Gunungapi Merapi terdiri atas empat tingkatan, yaitu normal, waspada, siaga, dan awas.  Berikut ini  adalah hal-hal yang perlu diperhatikan pada setiap tingkat status

STATUS
GEJALA yang terjadi pada tigkatan ini adalah
TINDAKAN yang direkomendasikan pada tingkatan ini adalah
TIDAKAN yang direkomendasikan untuk dilaksanakan oleh MASYARAKAT pada tingkatan ini adalah
4. STATUS AWAS
Akan segera meletus, atau sedang meletus atau keadaan kritis yang dapat menimbulkan bencana setiap saat
Kritis;
Wilayah terancam direkomendasikan untuk sementara dikosongkan.
Koodinasi harian
Piket Penuh
Masyarakat di KRB 2 dan 3 mengkosongkan kampung sebagai tindakan antisipasi bencana
3. STATUS SIAGA
Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
Kritis;
Sosialisasi di wilayah terancam
Penyiapan sarana darurat
Koordinasi harian
Piket penuh
Masyarakat  di KRB 2 dan 3 mengadakan evakuasi penduduk rentan. Memindahkan ternak dan aset berharga miliknya serta persiapan evakuasi bagi semua warga masyarakat
2. STATUS WASPADA
Ada kenaikan aktivitas / di atas level dasar, apapun jenis gejala diperhitungkan
Tidak kritis;
Penyuluhan atau sosialisasi
Assesment bahaya
Cek sarana
Piket terbatas
Mendata ternak, mencari/lobi untuk pengungsian ternak, pencairan tabungan siaga bencana, perondaan Merapi, persiapan kemungkinan evakuasi, Koordinasi tim Siaga
1. STATUS NORMAL
Level aktivitas dasar / atau paling rendah), tidak ada /  gejala aktivitas tekanan magma
Tidak ada bahaya;
Monitoring rutin
Survey dan penyelidikan
Pelatihan, Gladi lapang, penataan ekonomi, menabung, membenahi infrastruktur

Sumber info: JALIN Merapi.

Sumber gambar: Tube Radio Land.


  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata