Wednesday, February 18, 2015

Posted by adrianizulivan Posted on 1:40:00 PM | No comments

MARI BERKONTRIBUSI | Kisah Imlek Nusantara


Indonesian Heritage Inventory - Pantau Pusaka Indonesia ingin mengumpulkan kisah Imlek Nusantara dari beragam penjuru negeri. Entah tentang makanan, rumah ibadah, perayaan khas, tokoh budaya, dan seterusnya yang terkait. Jika tertarik untuk berkontribusi, sila hubungi saya di adrianizulivan@gmail.com atau heritageinventoryid@gmail.com.

Kisah bisa berupa esai foto dan/atau tulisan, atau gambar grafis, komik, dst. Tak ada batasan karakter/space untuk tiap karya. Karya yang masuk diharapkan belum pernah dipublikasikan di media lain, kecuali blog personal. Karya tidak harus baru, bisa tulisan/foto lama yang masih relevan dengan waktu sekarang.

Seluruh karya akan dikompilasi dalam sebuah terbitan, bentuknya apa belum kami putuskan (kemungkinan besar berupa majalah). Terbitan akan dipublikasikan dan diedarkan secara gratis (ini alasan mengapa tiap karya yang masuk tidak mendapat imbalan), publik dapat mengunduh dengan bebas dan menyebarkannya secara luas.

Karya ditunggu hingga 27 Februari 2015.

Trims, salam olahraga :P

Gambar dari sini.

Mlekom,
AZ

Monday, February 16, 2015

Posted by adrianizulivan Posted on 11:02:00 PM | No comments

Jhpiego akan Tersesat Tanpa Para Pengemudi!



Jhpiego Global, Baltimore, merilis Kisah Driver (Driver’s Stories) yang telah mendidikasikan dirinya sebagai pengemudi di Jhipego. Kisah-kisah ini dikumpulkan dari berbagai belahan negara, termasuk Indonesia. Cerita Wahidin Hidayat (Jawa Barat) adalah satu dari sepuluh kisah terpilih yang dipublikasikan dalam Fan Page akun Facebook Jhpiego Global.



Sejak 20 Desember 2014 hingga 2 Januari 2015, tiap cerita dirilis secara berurutan. Kami tuliskan kembali sepuluh kisah tersebut di sini. Diambil dari album Sprout Social Photos yang dapat diintip melalui tautan ini.  


Adriani Zulivan

Jhpiego akan Tersesat Tanpa Para Driver!

Kisah para Pengemudi Jhpiego di Seluruh Belahan Dunia
Jhpiego akan tersesat tanpa para Driver! Mereka melintasi medan yang sulit, menunjukkan arah dalam situasi bahaya, bertindak sebagai penerjemah, tetap bersenandung ceria dan membantu seluruh staf dengan berbagai cara. Para Driver seringkali bertindak sebagai pembela dalam mempromosikan Jhpiego. 
Mari jalan-jalan bersama, menyaksikan pasukan belakang layar yang bekerja untuk kesehatan dunia. Mereka bergelantungan di jembatan, menghadapi banjir, singa, tembakan, lumpur, lumpur dan lumpur!



1. Aaron Molefe - Botswana 
Saya dan tim bertugas di salah satu pemukiman pedesaan. Dalam hujan lebat  dan lebih dari 100 kilometer jauhnya dari jalan beraspal. Kami terjebak lumpur! Taka da sekop untuk menyelamatkan mobil dari lumpur. Tangan kosong. Ya, kami menggunakan tangan kosong untuk menggali. Sebagian orang harus mematahkan dahan pohon, lalu meletakkannya di atas lumpur, sebagai jalur mobil. Butuh tiga jam untuk terbebas dari lumpur. Semua orang basah dan bergelimang lumpur, mobilnya sangat kotor. Pikirku, ini seperti pepatah “Setelah dipukuli, selanjutnya menghindar” sebab kami menggunakan rute yang sama untuk pulang. Untungnya, kami berhasil melewatinya sebab saya telah lebih menguasai medan. Kini, saya tak takut dengan segala jenis medan.



2. Addisu Benti - Ethiopia
Ada banyak pengalaman selama di perjalanan. Saya ingat sekali ketika bepergian ke daerah Gambella di timur laut. Lokasi ini berjarak hanya  45 kilometer untuk mencapai kota. Tiba-tiba, ada dua singa tidur dalam posisi memblokir jalan. Saya harus hentikan mobil, mengunci semua pintu dan menutup jendela. Saya ingat, kita harus tidak bersuara dan bergerak agar tidak diserang. Dalam ketakutan, saya harus menunggu selama 35 menit di dalam mobil, sampai para singa bosan dan berpindah.



3. Jimah Breh - Ghana
September di Ghana adalah musim hujan, terutama di daerah utara. Hal ini menyulitkan laju mobil di jalan-jalan rusak. Dalam perjalanan untuk sebuah pelatihan di Wa yang berjarak 166 kilometer, terjadi hujan lebat. Hujan ini mengikis sebagian badan jalan, sehingga jalur tak dapat diakses kendaraan. Terpaksa kami mencari jalur alternatif, lebih jauh. Di jalan ini, bangunan penyangga jembatan beton terlihat rapuh. Jalannya sangat sempit akibat pengikisan di salah satu sisi. Meski demikian, kami terpaksa melintasinya sebab tak mungkin berbalik arah. Dengan bantuan dari pemimpin tim, saya periksa jembatan dan menimbang kemungkinan untuik menyeberang. Kami semua akhirnya menghela nafas panjang, ketika akhirnya kami tiba di sisi lain dari jembatan tersebut. Belum pernah saya alami situasi sesulit ini, semoga ini menjadi yang terakhir.



4. Wahidin Hidayat - Jawa Barat, Indonesia
Suatu hari di bulan Ramadhan pada 2012, saya mengantarkan Pak Djoko Soetikno (PTL Jabar) dari Bandung ke Cirebon. Perjalanan memakan waktu tiga jam. Pak Djoko memulai obrolan tentang agama dan membagi pengalaman spiritualnya. Beliau bilang, seluruh manusia adalah setara. Tiap orang harus saling menyayangi dan menghargai., tanpa peduli apa suku dan agamanya. Tiap orang harus diberi penilaian yang sama, entah dia anggota keluarga, teman, rekan kerja, dan siapapun dengan berbagai tingkat pekerjaan. Saya belajar banyak dari beliau dan tak dapat melupakan hari itu, hari bersama Pak Djoko.



5. Teke Bady Clement - Chad
Saya dan Mr Nicolas (Driver lainnya), mengikuti pertemuan perencanaan lokakarya untuk kegiatan malaria di Chad dan Kamerun. Meski bukan tugas utama kami, kami ikut memastikan bahwa seluruh pelatihan berjalan lancar. Di hari terakhir, pemimpin proyek mengevaluasi kinerja saya. Ia menilai saya telah bekerja dengan baik. Penilaian ini menjadi sukses ganda bagi saya, yaitu kesuksesan setelah bekerja dengan baik di tahun sebelumnya (2013), dan sekaligus sebagai motivasi untuk bekerja di tahun 2014. “Semua yang dimulai dengan keindahan, akan berakhir Indah”. Di malam terakhir pelatihan itu, kami semua makan malam bersama, di satu meja yang sama. Tanpa diskriminasi, dengan kepuasan penuh atas hasil kerja keras bersama untuk mensukseskan acara. Saya telah banyak bekerja di sector public dan LSM, namun Jhpiego memberi “perbedaan positif” dengan dukungan suasana kerja yang menyenangkan.



6. Nasser de Lobo - Mozambique
Distrik Chókwé di Provinsi Gaza adalah daerah yang sulit diakses kendaraan. Suatu ketika, rekan-rekan saya harus meninggalkan mobil dan berjalan kaki untuk mencapai tujuan. Ini diakibatkan oleh buruknya kondisi jalan. Dalam komunitas kerja, kita pasti menghadapi berbagai tantangan, namun pada akhirnya, kita akan dapat menghadapinya. Saya senang melakukan apa yang saya kerjakan, inilah yang terus memotivasi saya. Hari ke hari, saya berusaha menjadi orang yang lebih baik, dengan melakukan pekerjaan dengan lebih baik lagi.



7. Ibrahim Bojoyi, Dominic Dravuga, Michael Drichi, Mikaya Ladu, Juac Lual and Trueman Toby - Sudan Selatan
Pekerjaan lapangan selalu menyenangkan, sebab dapat menikmati keindahan alam dan jalanan. Di beberapa bagian negara, ada perampok bersenjata yang mengincar kendaraan. Ini pernah terjadi pada rekan kami. Ia mengemudi dari Juba ke Kejo Keji di negara bagian Central Equatoria. Dalam perjalanan, mereka menjumpai kelompok bersenjata yang merampas sejumlah sepedamotor yang sedang dikemudikan beberapa orang. Mobil rekan kami sempat dihentikan para perampok, namun Driver menembaki para perampok. Untung tak ada yang terluka, dan mobil dalam keadaan aman tak sampai disentuh.



8. Thabo Ntene - Lesotho
Aku tak akan pernah melupakan perjalanan ke Qacha’s Nek dengan ‘Me’ Polo, seorang perempuan yang menjabat sebagai Communication Officer di Lesotho. Kami berangkat ke Tebellong, dengan medan yang sangat buruk. Mobil yang kami kendarai bahkan harus melintasi sungai. Saat di sungai, ‘Me’ Polo mengingatkan saya untuk kembali. Namun saya katakan padanya bahwa di sebelah sana, beberapa orang sedang membbutuhkan bantuan Jhpiego. Lalu, saya kemudikan mobil 4x4 itu. ‘Me’ Polo tampak memejamkan mata dan membukanya setelah saya beritahu bahwa kami berhasil melintasi sungai. Sebab kita berniat menyelematkan nyawa orang lain, maka kita harus pergi sebagaimana rencana awal. Orang-orang ini akan belajar tentang VMMC, dan itu sangat penting. Kami dapat menyelesaikan tujuan perjalanan ini.



9. Judith Bernard - Haiti
Tahun 2014 saya ditugaskan menjemput sejumlah staf di lapangan. Jalan hampir tak dapat diakses akibat musim hujan panjang. Setelah mengemudi 40 kilometer di bawah hujan lebat, tibalah saya pada daerah yang dipenuhi air dan lumpur. Sebuah truk di depan saya, terdampar dalam posisi terbenam lumpur hingga seluruh bagian ban. Saya harus menemukan jalan keluar. Saya singsingkan celana hingga ke lutut. Menggunakan dua ban depan, saya aktifkan four-wheel drive. Ini memungkinkan mobil untuk bergerak di lumpur, meski dengan sangat perlahan sebab posisi mobil sampai miring. Saya harus banting stir untuk mempertahankan keseimbangan, sebab mobilnya bergerak ke segala arah. Dengan menambah sedikit tekanan pada pedal gas, saya keluar dari kesulitan itu. Saya pun keluar dari mobil, melihat posisi mobil sekarang yang berdiri aman di tempat yang rasanya tidak mungkin dapat diraih. Semua anggota tim ucapkan selamat atas pencapaian prestasi besar ini.



10. Michael Mtonga – Zambia
Saya telah bekerja di semua program Jhpiego Zambia. Saya bangga mengatakan bahwa seluruh program itu telah memperkaya pengetahuan. Bahkan, keluarga saya telah mendapat banyak manfaat dari program-program tersebut. Program sunat laki-laki telah menjadi program yang paling menarik. Juli 2013, saya ditugaskan ke Nchelenge, sebuah distrik sekitar 1.000 km dari Lusaka. Di sana, saya berinisiatif untuk mengunjungi salah satu sekolah asrama menengah. Saya pun bertemu pihak sekolah dan menyampaikan tentang pentingnya sunat bagi anak muda. Saya pun diberi kesempatan untuk berbicara di hadapan 400 siswa yang dikumpulkan di aula sekolah. Di akhir acara, titelku berubah sebab seluruh siswa memanggilku dengan sebutan dokter. Mereka tak percaya bahwa aku adalah seorang Driver. Hari berikutnya, klinik dibanjiri para anak muda yang berdatangan untuk disunat.


Posted by adrianizulivan Posted on 10:58:00 PM | No comments

Tonggak Penting EMAS


Annual Report EMAS Year Three

Tahun Ketiga menandai tonggak penting bagi EMAS, dimana dilakukan proses standarisasi terhadap pengumpulan data fasilitas. Fasilitas yang didata adalah fasilitas kesehatan (faskes) di daerah intervensi EMAS yang masuk pada Fase 1 dan 2. Faskes EMAS memanfaatkan alat pengumpulan data yang telah terstandarisasi. Kini, data tersebut mampu hasilkan sekitar 10.000 kelahiran per bulan. Ini jumlah yang mengejutkan. Data tersebut memungkinkan faskes, Pokja, Dinkes tingkat Kabupaten/Provinsi, dan EMAS untuk terus memantau cakupan kunci intervensi klinis dan perolehan hasil.

Hasil penelitian sepanjang Tahun Ketiga menunjukkan perbaikan target intervensi secara menyeluruh. Sebuah diskusi terkait hasil Tahun Ketiga (yang mengumpulkan seluruh kabupaten, dengan pembagian per fase intervensi) dijelaskan dalam laporan ini. Akhirnya, Annual Report EMAS Year Three tersaji bagi seluruh tim EMAS sejak dipublikasikan akhir Oktober lalu. Ini akan menjadi tonggak bagi langkah awal menapaki EMAS Tahun Keempat.

AZ
Posted by adrianizulivan Posted on 10:55:00 PM | No comments

Dunia Rayakan Hari Ibu


Hari itu 22 Desember 1928, hadir sejumlah tokoh perempuan dari 30 organisasi perempuan di 12 kota di Jawa dan Sumatera. Dipelopori oleh Sofie Korneliq Pandean asal Minahasa, mereka mengikuti Kongres Perempuan di Yogyakarta. Pandean ikut membacakan teks Sumpah Pemuda pada 28 Oktober d Jakarta padai tahun yang sama.

Organisasi perempuan hadir di Indonesia sejak 1912. Sebab di tahun 1964 Presiden Soekarno telah menetapkan Hari Kartini untuk peringati jasa RA Kartini sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi, maka tahun 1959 ditetapkan pula Hari Ibu. Hari Ibu ini untuk memperingati semangat seluruh wanita Indonesia, tak hanya Kartini, yang telah berjuang untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Diantaranya adalah Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan dan Rasuna Said, yang juga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.


Meski dengan semangat berbeda, Hari Ibu tetap diperingati hingga kini. Kini, pemaknaan Hari Ibu lebih mengarah pada pernyataan cinta kepada ibu. Demikian pula yang terjadi di negara lain. Meski perayaan Hari Ibu di negara lain diperingati pada tanggal berbeda, Jhpiego Global turut peringati Hari Ibu Indonesia, 22 Desember lalu.


Selamat Hari Ibu, Indonesia!

Adriani Zulivan

Sunday, February 15, 2015

Posted by adrianizulivan Posted on 9:11:00 PM | No comments

Ditolak Taksi


Udah naik taksi. Aku (A) dan Pak Taksi (T):

A: Ambass, pak. 
T: duh, nggak bisa, macet. 
A: Yaudah, Pedurenan aja 
T: Gak bisa... 
A: Bapak mo kemana sih? 
T: Senen... 
A: Ya Pedurenan kan tinggal lurus doank 
T: Oh gitu ya? Mana sih arahnya? 
A: Pasfest, pak! *bete* 

mobil jalan semenit, minggir. Bapaknya otakatik argometer yg ternyata sedaritadi belom nyala. Digetok2, tombol diputer2, nyala. Taksi ntah apa namanya. Yang nyetir pake jaket item dan topi. Gak ada nomor taksi di manapun. Gak ada tanda itu taksi di dashboard selain argometer. Jalan lagi.

T: Pasfest bukannya di kanan ya mbak? 
A: Saya di seberangnya. 
T&A: ... 

...di Jalan Baru, belokan menuju Mall Ambassador.

A: Nah itu ke Ambass lengang, pak! 
T: Macet, mbak! 
A: *terserah deh* 
T: ...
A: Belok kiri depan situ ya pak 

argo 11.500 

T: Bayar 10rb aja mbak 
A: (rogoh 12rb) nggak deh, ntar bapak rugi. (buka payung) Ati-ati di jalan, pak! *nyindir* 
T: Makasih, mbak! *terharu*

Ini kejadian barusan. Kayanya dia nolak krn terlalu dekat ya, bukan krn macet. Mumpung ujan-ujan gini taksi langka, rugi klo nyari penumpang yang nyampe dalam 7 menit.

Itu bukan gambar taksi yang kunaiki, tapi Fukurou Owl Taxi.

Mlekom,
AZ

Wednesday, February 11, 2015

Posted by adrianizulivan Posted on 1:39:00 AM | No comments

Kekancan


Sabtu lalu ikut hunting foto di Tangerang. Berangkat naik KRL, balik nebeng teman yang tinggalnya dekat tempatku. 

Di jalan ngobrol nggak banyak, kan aku pendiam! *dusta* Aku banyakan ngobrol sama si Mamas di watsap, cerita kalo nebeng teman baru. Banyakan diam, mungkin karena kikuk sebab baru kenal belum ada sejam. Iya sih, sudah hunting bareng sejak siang, tapi baru saja kenalan nama. 

Suasana lumayan seru pasca kita diteriakin motor karena jalan lambat. "Matanya dipake, bang!" Dan itu jadi keseruan sepanjang jalan meski pake muter-muter karena salah jalan menuju tol Jakarta.

Lalu makan. Aku usulkan cari di tempat yang dekat kosanku, agar menambah referensi tempat makan. Sudah bosan sangat dengan warteg sekitar yang rasanya ya begitu deh.

Cuma dua sendok nasi yang bisa kutelan plus dua tusuk sate. Kepala sakit kebangetan, kayanya karena telat makan siang. Kabarin si Mamas kalo kami lagi makan di dekat kos. Lalu rebutan mbayar makan, aku menang.

"Senangnya punya teman makan malam," kataku. Aku diantar pulang sampai di ujung gang, sebab jalannya sempit. Dua lembar duit biru diselipnya ke tasku. "Hey, aku nggak mau," kataku. "Udah, kamu simpan dulu aja."

Kuat-kuatin jalan ke kos, ambil akuwa, tenggak obat. Tidur.

Minggu, besoknya. Telat nonton teater Diponegoro di Galeri Nasional. Huh, gegara nyuci sempak yang bejibun! Lalu putar haluan, mo ke Tenabang aja beli kurma buat Papa. Wiken kan mo pulang Yogya, besok-besok nggak sempat lagi. Sampe luar, balik lagi ambil payung. Masuk watsap teman baru itu. Ngajak ke Pasar Baru cari aksesoris potograpi. Kuiyakan. Kan di sana banyak kurma.

Pagi makan sedikit nasi uduk langganan. Masih nggak selera. Siang makan soto betawi di sana. Aku donk, habis seporsi. "Prestasi nih bisa bikin kamu makan," kata temenku. Biar nggak rebutan mbayar, balik dari toilet aku ke kasir. Lanjut ke Kota Kasablanka, temanku mau beli koper. Ah, pas banget pikirku. Aku mo lihat ransel troli.

Ransel yang kucari nggak ada yang bikin minat. Temanku selera belanjanya ngalahin selera makanku. Mondar mandir nyisir nyaris tiap sudut. Aku cuman cekakah cekekeh baca obrolan di grup watsap. Ada yang lagi jualan hape lah, jual kamera lah, sampe jual diri atas kejombloannya :)

Kuputuskan (nah, aku lagi yang mutusin tempat makan) menu mie, setelah nyisir makanan di sana. Habis lagi! :) Si temanku nyebut lagi tentang prestasinya yang bisa bikin aku makan. Adegan berebut mbayar terjadi lagi. Aku kalah.

Lucunya, ternyata sebelum aku kembali dari toilet waktu makan siang, temanku sudah membayar makanan kami. "Nanya donk, udah dibayar belom." "Kalo pake nanya, pasti aku nggak bakal bisa bayar. Wek!"

Menuju pulang, temanku yang lain watsap, cerita kalau ada mahluk halus menghuni tubuhku. Jelas aku saat itu ketakutan, bacanya sampe bersuara. Teman di sebelahku sampe nanya kenapa. Aku ceritain, trus dia ketawa dan berusaha encourage.

Aku pulang, diantar di tempat yang sama. Bobok dengan susah karena pikiran bercabang empat.

Rabu hari ini, dengan riang aku cerita punya teman baru. Sahabatku ikut senang. "Yo rapopo, kekancan," katanya. Kekancan, pertemanan.

Hae kamu, kekancan :)

Ah Mamas, kamu malah tidur waktu aku mo cerita banyak :(

Gambar yang nggak nyambung dengan cerita itu, diambil dari sini.

Mlekom,
AZ



  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata