• loading tweets

Sunday, January 17, 2016

Posted by adrianizulivan Posted on 11:10:00 PM | No comments

Membaca Jakarta, Mereka Kota: Meminggirkan Eksklusivitas Seni

Meminggirkan Eksklusivitas Seni Tak seperti Yogyakarta, ketika ngobrolin seni rupa, Jakarta tak menjadi kota yang pertama muncul di benakku. Maka tak heran ketika mengetahui usia Jakarta Biennale (sejak 1974) lebih tua dibanding Biennale Jogja (1988), bagiku cukup mengejutkan. Rasa-rasanya, kegiatan seni rupa di Jakarta tidak seramai di Yogyakarta. Jikapun ada, ia kerapkali terlihat eksklusif. Eksklusif pada tema (sejarah tokoh bangsa, sejarah...

Thursday, January 14, 2016

Posted by adrianizulivan Posted on 5:10:00 PM | No comments

Kami Tidak Takut

Jelang tengah malam. "Mau ke mana?" tanya mas-mas-yang-itu. "Bingung," kataku. "Hummm..." "Bundaran HI yuk. Kepengan lihat suasana malam di air mancur." Keluar dari Djakarta Theater, kaki-kaki kami susuri halaman depan gedung yang terletak di sebelah Sarinah ini. Tentu lewati dinding kaca yang membalut warkop milik Schultz di Jalan Wahid Hasyim itu. Ini tiga malam lalu. Jalanan sepi buatku takut, takut kejahatan urban seperti yang banyak diberitakan...

Saturday, January 9, 2016

Posted by adrianizulivan Posted on 3:16:00 PM | No comments

Minta Doa Agar Mampu Beli Motor

Aku usai ikut agenda jelajah kota dengan berjalan kaki 4 kilometer, sekian menit dudukkan pant*t di atas sadel belakang motornya si bapak-bapak ini: Bisa naik motor? Bisa pak. Kenapa gak naik motor? Gak punya. Kerja (daerah) mana? Kuningan. Oh deket donk (dari rumah). Iya. Kenapa gak beli motor? Gak ada duit. Nyicil donk. (...) Nyicil aja, murah kok. (...) 500 rebu sebulan. Nanti saya jadi punya utang donk (ini males bgt njawabnya). Ya dicicil.  (...) Daftar...
  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata