Saturday, December 31, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 1:04:00 PM | No comments

Petasan Entahlah

 


Kucing anjing bakal ketakutan, berondok di balik lemari meja kasur pintu, 

apapun untuk selamatkan dirinya dari suara PETASAN KALIAN.


Hewan jalanan mau sembunyi di mana? 🤷🏾‍♀️


Besok ruas jalan dan segala permukaan akan berwarna putih. 

Tentu bukan salju, tapi kertas sisa PETASAN KALIAN.


Sumpah deh, KELEN YANG MAIN PETASAN gak akan bersihkan sampah petasan yang akan terus berada di sana sampai tersapu angin dan hujan hingga sepekan nanti.


Udah 2023, masih aja main petasan 🧐

Mending makan kue cucur!


~ YK, jelang pergantian tahun 2022

Sunday, December 25, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 10:55:00 AM | No comments

Ijab Kabul


Saya selalu merasa ijab kabul adalah peristiwa yang teramat istimewa. Adalah momen dimana haru bercampur dengan bahagia.


Ini coba mengingat ijab kabul yang saya ikuti di usia dewasa, klo ada yang kelewat mohon maaf mumpung natalan (loh!)✌


Pernikahan sahabat (dia sudah bekerja, saya masih kuliah) menjadi ijab kabul pertama. Ketika dia bacakan janji pernikahan tentang tanggungjawabnya kepada istri, di situ saya menangis.


Pengalaman kedua adalah pernikahan kakak. Gak bisa fokus, sebab mengawasi mama yang sedang sakit (beliau dijemput dari RS untuk menyaksikan pernikahan ini).


Momen ketiga & keempat pada pernikahan sepupu. Keduanya mengharukan, sebab ayah mereka yang adalah paman saya, sudah tiada.


Ijab kabul kelima ketika Pak El bersalaman dengan papa saya. Ini ga nangis, karena tegang sepanjang persiapan & bete dengan riasan wajah saya 🤣


Keenam adalah pernikahan cucu (ya, gak salah baca!) dari pawami. Meski ga kenal & ga paham bahasanya (jawa halus), tetap mewek.


Pernikahan adik saya adalah momen ketujuh. Air mata sampai merusak riasan wajah, sebab begitu terharu (si manja udah nikah aja!).


Pak El punya priviles untuk menikahkan adiknya, sebab papa mereka sudah di alam berbeda. Maka momen dimana pawami menjadi wali nikah, adalah pengalaman kedelapan. Mata teteskan bulir bahagia.


Oktober lalu menjadi yang kesembilan dan kesepuluh. Dari pernikahan sahabat yang sudah seperti adik sendiri, yang bikin mata basah (aaak, kamu udah nikah aja!). Juga momen ketika pawami kembali menjadi wali, namun mata saya aman sebab sibuk bersiaran langsung di IGS 😪


Semoga segera ada kesempatan kesebelas, yang sekaligus menjadi kali terakhir Pak El melepas adik perempuannya. Yang minat menjadi adik kami, boleh sowan ke kangmasnya ☺️

*

Desember adalah bulan penting per-ijab kabul-an di keluarga, sebab orang tua, kakak & adik kami menikah di bulan ini. Jadi sebelum bulan ini berakhir, mari sempatkan bercerita!



Itu foto saat Pak El menjadi wali untuk adiknya. Urusan seragam bikin kami gak pernah senada, sebab dia menjadi pendamping mama yang 'dipajang' di pelaminan. Dia ikut warna orang tua, saya warna kakak-adik.

Sunday, December 18, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 10:58:00 AM | No comments

Siti Moendjijah

 

Ga kenal ya? Sama!


Contekan Google:

- salah satu generasi awal perempuan berpendidikan memadai di masa Hindia Belanda

- angkatan pertama santri yang dibina Mbah Yai & Nyai Dahlan

- dai perempuan (muballighat) berpandangan inklusif & toleran

- Ketua Aisyiyah lima periode (sejak 1932)

- tokoh perempuan dengan kemampuan orasi yang kuat

- trendsetter baju gamis ala ikram haji, yang belum dikenal umat Islam nusantara di masanya

- Wakil Ketua pada Kongres Perempuan pertama


Ia menjadi pelopor wajah muslim modern di Kauman, yang mendobrak adat tentang peran perempuan yang hanya berkutat di wilayah domestik. Kegiatan sosial Aisyiyah berkembang pesat di masa kepemimpinannya.


Dalam pidatonya yang terkenal berjudul "Derajat Perempuan", ia kelompokkan tiga kemuliaan wanita; yaitu budinya yang tinggi, ilmunya yang banyak, dan kelakuannya yang baik.


Nah sebab Moendjijah hadir dalam Kongres Perempuan, ia disebut-sebut sebagai salah satu tokoh yang membuat Soekarno menetapkan Hari Ibu.


Inti dari segala ini adalah:

Jika kalian mengenal atau memuja tokoh Asiyiyah yang berperan dalam isu pemenuhan hak perempuan DI MASA KINI, bolehkah bantu saya mengenalkan dengan beliau? Mau diundang sebagai salah satu pembicara dalam peringatan Hari Ibu pekan depan 🙏


Trims trims!


*

keren ya kerudungnya? Itu program pertama dari pengajian Sopo Tresno (cikal bakal Aisyiyah), yang menghimbau pesertanya untuk kenakan kudung berbahan sorban putih ala haji.

Friday, September 23, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 11:29:00 AM | No comments

Terus Melangkah


 

Ini bukan lagu.


Diterima di tiga kampus pada 2020 lalu, kemudian ajukan penundaan studi akibat pandemi. Mestinya sempat menyaksikan keriuhan pemakaman Ratu Elizabeth, karena bulan-bulan ini sudah mulai perkuliahan. Namun lagi-lagi minta ditunda, sebab tahun lalu mendapat amanah baru di tempat kerja.


Kesempatan gak datang dua kali, kataku soal amanah itu. Kuyakin dia mampu mendapat peluang lain, untuk lanjutkan kuliah di negeri seberang. Usulku agar jenjang ini ditempuh di Jogja saja, agar tetap bisa urus pekerjaan sekaligus membersamaiku menuju sehat.


Kucoba beri gambaran langkah, prediksi di mana dia berada nanti pada tiga hingga enam tahun mendatang. Dia pun menyepakati itu.


Didengar, diikuti dan dijadikan pertimbangan untuk langkah hidupnya, buatku merasa berharga. Toh langkah hidupnya juga menjadi langkah hidupku, sebab kami melangkah bersama bukan?


Kepala empat, orang bilang. Satu buat keluarga, satu buat pekerjaan, satu buat lingkungan, dan satu buat (si)apa saja yang butuh dia. Sesungguhnya konsep berbagi suami itu, aku restui untuk yang satu ini 😁


Life begins at 40, kata orang.

Selamat menempuh hidup baru, Pak El!

Mari terus melangkah, membersamai...


~ buwistri beserta @pasukanbulubulu







Kami melangkah dengan sepeda kayuh ataupun sepeda motor, yang keduanya adalah pinjaman 😅

Foto diambil @matahatta pada 2010 & @sintacarolina pada 2022. Sesungguhnya dua gambar terakhir adalah dokumen terlarang, yang dipublikasikan tanpa consent dari objek foto 💃


#pawami #SebelasSebelas

Wednesday, August 17, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 11:02:00 AM | No comments

Ukhuwah Insaniyah

 



Ukhuwah insaniyah,

persaudaraan sesama umat manusia. Ini adalah motivasi yang berkembang atas dasar rasa kemanusiaan. Bahwa seluruh manusia di dunia bersaudara.


Adalah Piagam Madinah, dokumen yang disusun Nabi Muhammad SAW atas sumbangsih pemikiran seluruh entitas kelompok agama di Madinah pada tahun 622. Dokumen yang mengandung nilai persamaan, kebebasan, HAM, musyawarah & toleransi ini; diyakini sebagai konstitusi demokratis modern pertama di dunia, yang hadir jauh sebelum era Magna Carta di Inggris.


Rasulullah SAW terus ingatkan pentingnya toleransi: Barang siapa menzalimi non muslim yang terikat perjanjian dengan Islam, menghinakannya, membebaninya di luar batas kemampuannya, atau mengambil hartanya tanpa kerelaannya, maka akulah lawannya pada hari kiamat kelak (HR Abu Dawud). Hal ini sejalan dengan QS al-An’am 108, yang melarang muslim untuk menistakan agama lain.


Di Nusantara, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah yang mengusung prinsip moderat bagi ke-Islam-an Tanah Air. Toleransi menjadi akar bagi pengembangan Muhammadiyah, yang lahir untuk membersamai kemajuan zaman.


Di Kampung Kauman Yogyakarta pada 1912, Muhammadiyah lahir, kemudian tumbuh, hingga berkembang sampai pelosok negeri. Di kampung ini pula di masa modern kini, seorang manusia diusir akibat berbeda.


Selamat Hari Kemerdekaan, hari ini, bagi manusia-manusia yang sangggup merayakannya.

Mari renungkan makna kemerdekaan, bagi manusia yang tak dapat merdeka dalam menjalani keyakinannya sebagai umat yang berbeda.


[Tangkapan layar berupa pesan seorang teman kepada saya, 10 hari sebelum peringatan 77 tahun kemerdekaan RI]

Thursday, July 28, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 11:31:00 AM | No comments

Warung Tanpa Rokok

 




Ini warung biasa, kecil, sederhana, harga makanan murah. Tak ada yang istimewa.


Tapi warung kecil ini kekeuh untuk tidak membiarkan pelanggan merokok di dalam ruangan. Tentu ada pergolakan.


"Ada saja yang merokok sembunyi2, nanti kami minta merokok di luar," kata pelayan warung.


Alasan warung tidak bolehkan merokok, adalah karena protes penghuni kos di lantai atas. Lantai atas adalah kos-kosan perempuan. Selain itu, banyak ornamen kayu yang jadi interior ruangan, sehingga rawan terbakar.


Apapun alasannya, saya sangat salut. Meski bukan warung rame, mereka bersedia 'mengusir' pelanggan ngeyel yang tidak ikuti aturan larangan merokok.


Sebagai pelanggan, saya merasa sangat nyaman di sini. Bisa menghirup udara tanpa merasa bengek, dan gak perlu kipas2 untuk halau asap rokok.


Yang terpenting, tanpa sampah rokok warung ini bersih dan tidak bau. Gak percaya? Buktikan sendiri!


📍Jl Solo, seberang RS Siloam YK

☎️ @miebaksobedjo

Sunday, July 24, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 8:02:00 PM | No comments

Tentang Aksi Kolektif

Gotong royong menjadi budaya yang mengakar dalam sendi kehidupan berbangsa kita. Sebagai istilah, koletivisme telah digunakan dalam teori sosialis sejak 1880. Namun filsuf Jenewa Jean-Jacques Rousseau dipercaya sebagai orang pertama yang menggunakannya pada 1762, dalam teori kontrak sosial.

Di masa kini bentuk yang sejalan dengan altruisme itu begitu lekat dalam keseharian kita, hingga menjadi dasar bagi gerakan sosial kemasyarakatan. Meletakkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau golongan, adalah tujuannya.

Kolektivitas menjadi dasar bagi kerja-kerja sosial, yang menuntut adanya kebersamaan dalam tiap tahapan proses. Proses membersamai ini, tak akan sempat memberi ruang bagi ke-aku-an.

Maka ketika "aku" dimunculkan dalam identitas yang mengusung semangat kolektivitas, kira-kira apa yang akan terjadi ya?

Saya sedang menulis tentang aksi kolektif. Jika kalian punya pengalaman, mohon bantu menjawab pertanyaan di atas 🙏 Pengalaman kerja sosial bersama komunitas dengan bentuk kerelawanan, lebih diutamakan.

mlekom,
az

Maturnuwun 💪

*📷 Foto ndak nyambung ndak papa lah, ngambil dari gugat.id

Wednesday, July 13, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 11:34:00 AM | No comments

Aksi Cepat Tempel


 


Media sebesar Tempo dengan segala kekuatannya, butuh 6 bulan untuk buka kasus ini.


Jadi ingat sentilan-sentilan lawas soal ACT.


Bersama komunitas Jalin Merapi, saya bergiat dalam pengelolaan informasi kebencanaan semasa erupsi Gunungapi Merapi pada 2006. Sebab menjadi isu yang seksi, banyak organisasi yang genit dan ingin menjadi bagian dengan meraup keuntungan.


ACT tentu salah satunya. Yang selalu hadir di tiap kejadian bencana, dengan tenda dan ragam bendera serta spanduk yang dijajar masif. Tenda kosong, tanpa kegiatan. Model pasang-tempel umbul-umbul, yang mereka lakukan di hampir seluruh area bencana di Indonesia (dan luar negeri). Bahkan sejak bencana tsunami Aceh. Sampai kawan-kawan lapangan sering plesetin nama organisasi ini dengan "Aksi Cepat Tempel". Sebab memang jagoan nempelin publikasi luar ruang, yang tentu berujung pada ajakan donasi.


Semoga momentum ini jadi pembuka, untuk berbagai kasus penyelewengan lainnya. Termasuk kegiatan sosial yang dilakukan oleh banyak kelompok, untuk merespon pandemi COVID-19. Seperti kegiatan yang sedang dikawal oleh jejaring pegiat kemanusiaan di Yogyakarta, yang kini sedang menghitung hari untuk menjadi konsumsi publik.


Sabar, tunggu tanggal main. Gak ada proses yang cepat, jika ingin hasil terbaik. Bagi yang sudah memahami dan tak ingin ikut proses, mari ikut rayakan euforia kemenangan yang sudah di depan mata ini. Bagi yang turut menikmati berbagai aset dan fasilitas, siapkan diri jika terpaksa ikutan 'ngandang'.


Yuk kita kawal bersama!


Cek kasusnya di sini https://twitter.com/i/spaces/1YqJDqegOwAxV?s=20


#ToWhomItMayConcern #DU101

Tuesday, June 21, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 11:44:00 AM | No comments

Perundungan Anak di Brebes


 

Mohon info 🙏

Saat ini pelapor sudah dihub pihak tak bertanggungjawab yang mengaku sebagai LBH Brebes, dengan motif uang (Slide 2&3).

Mereka coba hubungi pelapor, menawarkan bantuan hukum berbayar. Saya sudah kosultasikan ke LBH Yogyakarta dan Semarang.

Kasus:
Anak pelapor (Kelas 4 SD) beberapa kali dipukul bagian perut, oleh pelaku (usia SMP). Pemukulan terakhir pada 16 Juni 2022 lalu, membuat korban sangat kesakitan di bagian perut. Dibawa ke RS, harus rawat inap namun tidak bisa menggunakan BPJS. Sehingga hanya ranap sehari dan dibawa pulang, sebab keluarga tidak mampu membayar.

Saya baru tahu, kalau per 2018 lalu BPJS tidak menanggung korban kejahatan dan kekerasan seksual 😥

Sudah lapor ke Polres Brebes dan sudah visum. Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut. Pelaku sendiri menolak bertanggungjawab, sebab "tidak ada luka berdarah".

Pelapor sudah hubungi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) (@kpai_official) dan masih proses pendaftaran.

MOHON BANTUAN 🙏



Perkembangan per 23 Juni 2023:


Saat ini keluarga korban telah mendapat pendampingan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.


Pendampingan ini akan dilakukan hari ke hari, melibatkan tim psikolog. Petugas PPA juga akan mendampingi korban dan keluarga dalam tiap kunjungan ke fasilitas kesehatan dan kepolisian.


Tim PPA berkomunikasi langsung dengan rumah sakit, sehingga seluruh tindakan medis yang menjadi efek dari tindak kekerasan, akan ditanggung oleh BPJS. Kemarin (23/06) telah dilakukan pemeriksaan USG bagi korban, untuk melihat dampak fisik dari pemukulan tersebut. Alhamdulillah, perutnya aman. Pemeriksaan ini dilakukan secara gratis.


Terkait aduan polisi, saat ini masih berjalan. Pagi (23/06) tadi, pihak Desa mengundang keluarga korban untuk mediasi dengan pelaku. Keluarga korban menolak hadiri pertemuan, agar proses hukum terus berjalan. Tujuannya tentu bukan untuk jebloskan pelaku ke penjara, namun memastikan remaja ini mendapat pembinaan dari pihak terkait agar mendapat efek jera dan tidak mengulang perbuatannya.


Trims untuk seluruh pihak yang sudah membantu, dan bersedia direpotin:

  1. Mas Yogi, eks LBH Yogyakarta
  2. Mba Etik & Mba Yuyun, LBH Jateng
  3. Mba Rikko, Jogja @rikkoindie
  4. Mba Tata, RDU DIY
  5. Bu Dewi, UPT PPA Prov Jateng
  6. Bu Eny, UPT PPA Kab Brebes


Per hari ini, kondisi korban terus membaik. Semoga korban mendapat perlindungan maksimal dan pelaku mendapat pelajaran yang sesuai, agar tak ada lagi korban berikutnya.


Trims banyak,

Adriani di Yogyakarta 🙏


* 1: berita dari Suara Merdeka, dengan sumber dari unggahan Facebook di akun milik kakak korban.


*2: informasi tentang PPA

Edited · 67w


Sunday, June 12, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 11:52:00 AM | No comments

Bersua Agar Rindu


 

Bersua agar rindu.


Dimulai dari obrolan ngalor-ngidul paska pemakaman mas @ajiantodwi tiga pekan lalu, disambut @lutfiretno dengan bala bantuan yang sangat konstruktif, ditambah aksi ciamik mas @israrardi memandu acara, maka terjadilah keseruan ini.


Sebelumnya sebanyak dua kali di Yogyakarta, saya tangani sendiri agenda reuni serupa. Mulai dari siapkan makanan (diadakan di markas B-21), bikin publikasi dan mengundang, hingga urus acara di Hari-H. Kali ini tidak sendiri!


Trims untuk @kirana_yunita & Tim Gugus Tugas Abadi Panitia Bukber B-21 Jakarta 😉 yang mendatangkan bingkisan cantik dari @rumyhomy (ini milik alumni B-21!).

Trims untuk @saya.muhammad.nabil untuk desain undangan super ketje.

Trims @baiquni.a yang sengaja datang dari Surabaya, juga @danielfahm dll...

...yang sempatkan hadir dari luar kota, dari kesibukan mengantar anak, dari aktivitas Zoom meeting, dan dari agenda pribadi lainnya.


T.R.I.M.S.





Hadirin melebihi target, adalah kemewahan bagi agenda yang dirancang dalam waktu terbatas. Kehadiran Mas Kelik & Mbak Jajan, menjadi jawab atas segala tanya tentang dua sosok yang paling dicari para alumni itu. Meski sayang, kali ini belum berhasil datangkan pengurus aktif @skmugmbul @bppmbalairung...


Sudah bertemu, langsung kangen! Sampai jumpa di edisi temu dan kangen berikutnya 🙏


#KomunitasB21UGM #KomunitasB21


Wednesday, May 11, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 7:59:00 PM | No comments

Mau Diajak Susah

 


Lebih 7 bulan. Kehamilan kedua. Janin laki-laki.
Tetap kerja sejak hamil muda. Tidak mual. Tak ada kendala apapun. Akan cuti jelang 9 bulan.

Kalau bus sepi, ikut duduk di kursi penumpang. Kalau ramai, berdiri. Kalau cape, duduk di tangga samping sopir.

"Anak ini mau diajak susah," katanya.
"Anak ini pekerja keras seperti ibunya," kataku.

Kehamilan pertama mual, susah makan. Tetap bekerja. Tetap berdiri di tiang-tiang itu.

"Trims mbak, sehat terus bayinya," ucapku ketika turun.

Obrolan dengan petugas TransJogja berkemeja hijau, yang duduk di kursi saat penumpang bus hanya dua orang, lalu kuajak berbincang setelah melihat perutnya.

Semoga ibu tangguh ini mendapat haknya sebagai pekerja perempuan yang mengandung, dari perusahaan tempatnya bekerja.
Semoga penumpang mau peduli, dengan berikan bangku untuknya merebah punggung dan janin berat itu.

Benar, hamil bukan sakit dan tak perlu dimanja. Tapi mari peduli sedikit saja. Ibu hamil yang berdiri terlalu lama, bisa bahayakan janin dan dirinya. Beri ruang untuk nikmati kehamilannya, agar bisa berinteraksi dengan mahluk kecil di alam sana.

TransJogja 2A, halte SMP 4 - SGM | 20220511


Monday, April 4, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 2:26:00 PM | No comments

Pelecehan Seksual dan Obituari Pelakunya

Guru Besar sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka, meninggal dunia hari ini (04/04). Saya tak kenal, hanya menyimak interaksi aktif beliau di salah satu WhatsApp Group (WAG) yang saya ikuti. WAG ini berisi nama besar kalangan cerdik cendikia nasional. Sejak muncul obituari pagi tadi, sejumlah tokoh berikan testimoni sangat positif tentang almarhum. Sebab penasaran, saya Googling dan malah menemukan berita PELECEHAN SEKSUAL yang dilakukan sang profesor kepada sejumlah mahasiswi. Tulisan detil di media massa soal bentuk kekerasan seksual (KS) yang dilakukannya, sungguh menyayat hati. Miris. Miris sekali. Saya tahu, tak baik membicarakan keburukan orang yang sudah meninggal. Tapi saya ga paham, kenapa para cendikiawan mampu menulis dan sebarkan hal baik yang dilakukan oleh seorang pelaku KS. Padahal saya yakin, orang2 itu tahu benar perkara yang menjerat almarhum di akhir 2021 tsb. • Tahun lalu seorang praktisi sosial yang juga pelaku KS dimana saya menjadi korbannya di 2006, meninggal dunia. Sebab dia cukup dikenal, maka berbagai kalangan sebarkan testimoni baik tentangnya di berbagai media yang tentu saja menyakitkan saya. Membaca tulisan itu membuat saya marah, dan ingin teriak bahwa dia tidak sebaik yang mereka ceritakan. Tapi gak mungkin curahkan isi hati pada tulisan yang terpampang di ranah publik itu. Sempat ingin mengirim pesan pribadi kepada seorang kawan berposisi sentral di Aliansi Jurnalis Independen, yang turut bagikan obituari sangat positif tentang pelaku KS tsb di akun media sosialnya. Kawan ini seorang perempuan, yang banyak menulis soal kekerasan. Namun urung, sebab otak ini malah bertanya: untuk apa? • Mungkinkah ucapan belasungkawa berisi kebaikan pelaku KS yang tersebar dalam obituari hari ini, juga menyakiti hati para korbannya? Saya yakin, iya. Jika kalian tahu dia adalah pelaku KS, sudahlah diam saja. Tak perlu sebarkan kebaikannya, yang hanya mengorek luka para penyintas pelecehan yang mungkin belum pulih. Jika posisi politis wajibkan anda memberi ucapan, cukuplah kata-kata bela sungkawa tanpa tambahan riwayat kebaikan. Kekerasan seksual itu menyakiti korban. Akankah kalian sebarkan kebaikan koruptur di ucapan kematiannya? _az_

Tuesday, March 22, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 7:55:00 PM | No comments

Mba Tri Menikah!

 


Sahabat terbaik saya, Tri Waryanti, menikah hari ini.

Kenal Mbak Tri, begitu saya memanggilnya, sejak 2011. Ini adalah waktu yang cukup lama, untuk 'hubungan bisnis' antara penyedia & pengguna jasa.

Ketika tinggal di Jakarta, saya selalu meneleponnya tiap berencana mudik. Berharap dia sediakan waktu untuk membengkeli tubuh ini. "Nek koe, mesti tak selani," katanya. Kadang dia sengaja menggeser janji dengan pelanggan lain, jika saya minta diurut.

Paling cepat, saya dipijat selama 3,5 jam. Menurutnya, badan ini kaku & ga bisa diurut sekenanya. Tiap kesakitan, dia ingatkan: "tahan sik, ben mari." Saya pun pasrah. Biar lekas sehat, katanya.

Toh jika kesakitan, bulan depannya akan ke dia lagi. Memang setelah dibengkeli, badan selalu terasa ringan. Entah ada morfin apa di tangannya.

Meski sudah dua tahun balik ke Jogja, baru tiga kali saya dipijat selama COVID-19. Jasanya sempat sepi, sebab orang takut pijat semasa pandemi. Semoga kini sudah kembali normal. Sedih rasanya, jika anak yatim & janda di sekitar tempat tinggalnya tak lagi bisa dibantu.

Tunanetra & berdaya. Perempuan satu ini membuka mata saya. Bahwa dia yang tak bisa melihat pun, mampu menjadi terang bagi banyak orang.

Lain waktu ingin cerita tentang kawan difabel yang begitu mandiri secara ekonomi ini. Juga tentang metode pijatnya, yang membuat saya sulit berpaling.

Semoga bahagia dengan mas Mukhlis, pujaan hati yang juga hanya bisa melihat dunia dengan hati. Samara, mbak!

🌼

Mbak Tri memijat perempuan dan laki-laki, suaminya memijat laki-laki. Jadi monggo yang pengen dibengkeli. Bisa dipanggil ke rumah juga. Bayar seiklasnya, lebihkan untuk sedekah duafa yang selama ini dirawat Mba Tri.

Lokasi praktek: Sewon, Bantul, Yogyakarta (selatan kampus ISI). Hub +62 895-0654-8652 untuk janjian. Bisa kirim pesan teks, sebab dia gunakan aplikasi screen reader yang mengubah tulisan menjadi suara. Gunakan fitur telepon atau voice messenger di aplikasi WhatsApp lebih baik, sebab tak mudah bagi kawan tunanetra untuk mengetik.

Semoga banyak pelanggan baru, agar langgeng terus upayanya bersedekah 🤲

#MbakTriPijat 20220522

mlekom,

az

Monday, March 14, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 7:49:00 PM | No comments

Sisa Obat Dikemanain?

 


Kami punya masalah serius soal sampah obat sisa konsumsi keluarga. Dari orangtua dengan penyakit yang wajib ngobat tiap hari. Dari obat resep dokter, serta stok obat bebas & vitamin.

Terutama yang aturan pakainya bukan "HABISKAN" seperti antibiotik. Jika ke dokter karena sakit ini itu, sering ditambah pereda nyeri yang berhenti diminum ketika tak lagi nyeri. Obat persediaan seperti maagh & batuk yang tak habis. Juga suplemen yang gak selalu cocok di tubuh.

Andai ada pihak yang bantu distribusikan kepada yang membutuhkan, pasti sangat bermanfaat. Saya baca, di AS ada lembaga bernama SafeNetRX & SIRUM yang salurkan donasi obat sisa, termasuk untuk penyakit berat seperti kanker.

Sependek riset saya, BPOM hanya mengatur Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) yang memuat tata kelola obat donasi. Tak ada informasi cara donasi antar pasien, untuk pemindahtanganan sisa obat. Ada program @kitabisacom & @goapotik yang ajak publik donasi obat, tapi dengan membeli obat baru yang mereka bantu distribusikan ke pasien. Jadi bukan obat sisa konsumsi.

Di rumah kami, obat sisa akan kadaluarsa. Lalu dikeluarkan dari kemasan, untuk cegah tindak jahat penjualan obat kadaluarsa. Selama ini, kapsulnya ditimbun di tanah atau dibuang ke kloset. Saya baru tahu kalau ini merusak lingkungan sebab berbahaya bagi tanah, air & hewan.

Di AS ada titik pengumpulan sampah obat yang dikelola lembaga yang miliki protokol pemusnahan obat (termasuk apotek, klinik, dst). Di Indonesia, portal BPOM cuma ajarkan cara buang obat bersama sampah rumah tangga.

Jika ada info penyaluran donasi obat, mohon kabari 🙏 Jika ada yang perlu obat bebas (obat nyeri banyak sekali!) & vitamin, sila ambil gratis di sini. Ada juga resep rutin seperti obat gula & saraf, boleh diambil tentu dengan persetujuan dokter yang menangani (atau bagaimana prosedur semestinya, ya?)


Secara berkala, saya akan publikasikan daftar obat sisa ini, sebagai info bagi yang membutuhkan. Cek Highlight Story Instagram ini, ya!


Secara berkala, saya akan publikasikan daftar obat sisa ini, sebagai info bagi yang membutuhkan. Cek Highlight Story Instagram saya, ya!

📷 hasil sidak tempat obat (14/03), dari sisa konsumsi setahun. Kapsul & tablet seberat 150 gram yang siap dimusnahkan, dengan cara yang belum tahu gimana 🤔


mlekom,

az

Thursday, January 27, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 9:53:00 AM | No comments

Menghidupi Kehidupan dari Live Life

Melalui gambar hitam putih, seniman dunia JD Hillberry menceritakan kisah sekaligus membangkitkan emosi orang-orang yang melihat karyanya. “Saya merasa berhasil berkomunikasi dengan seseorang, ketika mereka bisa mengidentifikasi esensi dari karya saya,” katanya. 

 

Menceritakan kisah dan membangkitkan emosi, meski hanya dalam hitam dan putih. Hal serupa menjadi alasan bagi Res Harris dan Sinta Carolina, untuk menuangkan karya-karya mereka dalam pameran yang ingin menghidupi kehidupan ini. 

 

Secara ilmiah, warna adalah ekspresi cahaya. Pantulan gelombang cahaya dari suatu obyek, akan sampaikan warna pada mata manusia. Ketika semua cahaya dipantulkan, mata akan melihat putih. Sebaliknya ketika tak ada cahaya, mata akan melihat hitam. Secara teknis, hitam dan putih bukanlah warna, melainkan nuansa. “Namun keduanya dapat berfungsi sebagai warna, sebab dapat membangkitkan perasaan,” jelas Jimmy Presler, perancang grafis asal Amerika Serikat. 

 

Harris pelajari teknik gambar secara formal di sekolah seni rupa, sejak bangku SMA. Ia merasa lebih percaya diri dalam hitam putih, dibanding harus memberi warna lain. Mengontrol ketebalan dan kejutan-kejutan warna dalam penggunaan tinta Cina, menjadi salah satu keahliannya. 

 

Sinta belajar gambar secara otodidak, bermula pada 2013. Dengan pensil warna, ia membuat ilustrasi imajinatif dalam goresan bergaya doodle. Meski kerap gunakan beragam warna, Sinta tetap berhasil kuatkan rinci goresan dalam nuansa hitam putih. 

 

Ketika seseorang mulai belajar menggambar, hitam putih menjadi materi karya yang sangat mendasar. Dalam karya seni matang, kedua warna ini--serta percampurannya berupa abu-abu, menjadi tantangan besar untuk menghidupkan obyek. 

 

Seperti kata Hillberry, meniru realitas bukan tujuan utama. Gambar yang baik bukan sekadar karya yang dijuluki seperti-bukan-lukisan, akibat kemiripan dengan obyek aslinya. Melainkan karya yang mampu mendobrak batas realisme, dengan mengundang rasa keterkaitan dan keterikatan para pemirsanya. Inilah yang ingin dituju oleh kedua seniman dalam pameran ini. 

 

Munculnya kedekatan emosional, adalah penting bagi Harris. Untuk itu ia hadirkan teks dalam gambar, demi memudahkan penyampaian pesan. Ilustrasi kehidupan sosial yang ramai diperbincangkan publik menjadi cirinya, agar orang bisa melihat diri mereka sendiri dalam karyanya. Sesederhana menyajikan gambaran kejadian umum, untuk dijadikan refleksi diri. 

 

Di sisi lain, Sinta justru memulai karyanya lewat penggambaran diri pribadi. Ia sebagai perempuan yang lahir, tumbuh dan berkembang diantara pilihan-pilihan; bersama ragam pemikiran yang mengiringinya merawat kehidupan. Sinta paham bahwa gambaran kesehariannya ini, juga mewakili kehidupan orang lain. Bahwa ia dan banyak orang di luar sana, sedang berbagi kegelisahan dan kebahagiaan yang sama. 

 

Salah satu sifat dasar seni adalah berbentuk individual (The Liang Gie, 1976). Artinya, seni merupakan interpretasi subyektif dari seseorang sebab lahir dari imajinasi pribadi. Pameran ini berhasil mengumpulkan isu global menjadi begitu terasa personal, dan sekaligus menggiring kisah pribadi ke ranah pemikiran kolektif. 

 

Seraya memaknai frasa menghidupi kehidupan, mari temukan jati diri sebagai aku, kamu, kita, kami, dia, mereka, dan siapapun, dalam kesederhanaan sekaligus kompleksitas yang tampil dalam “Live Life” ini! 

 

Yogyakarta, Januari 202

 

-az-

Wednesday, January 19, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 8:38:00 AM | No comments

Bertemu Pak Heru

 

Bertemu dengannya di sekitar Jalan Veteran, Jogja Kota. Di siang terik (17/01) itu, dia membawa keset dan cempal berbahan kain bekas, juga serbet. Ini dibuat oleh sebuah lembaga yang melatih kawan difabel untuk hasilkan barang bernilai jual. Lembaga ini berada di Klaten, Jateng, saya lupa namanya.


Pak Heru tuna daksa. Tiap hari naik bus dari rumahnya di Klaten, untuk berjualan di Jogja. Seharian berjalan kaki, keliling susuri jalanan. Sore hari kembali ke Klaten.


Jaraknya berjalan kaki sangat jauh. Sore itu, dia datang dari sekitar Jalan Magelang di utara Tugu. Berbekal sandal jepit tipis, sebuah topi dan ransel punggung.



Sehari bisa habis 50 lembar. Alhamdulillah. Saya senang dengan Pak Heru, sebab memasang harga wajar. Untuk keset seharga Rp 10.000, sedangkan cempal Rp 5.000 per dua buah.


Ini berbeda dengan pedagang yang 'nongkrong' di banyak sudut jalanan Jogja. Yang sering patok harga gak masuk akal, andalkan rasa iba pengguna jalan.


Jika memungkinkan, yuk beli barang yang dijajakan pedagang yang berjalan kaki menyunggi dagangan. Seperti Pak Heru ini.



Pak Heru gak punya HP, tapi di dompetnya tersimpan nomer telepon istri bertuliskan namanya. Bisa hubungi ke sana, jika ingin membeli.


Semoga laris ya, Pak!


🔻Sudah minta izin Pak Heru untuk foto dan sebarkan nomor HP 🙏

Thursday, January 6, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 8:07:00 PM | No comments

Soal Tempe dan Lainnya...

Bayan adalah sebutan untuk jabatan Lurah di era tiga generasi lalu. Salah satu Bayan di masa itu, dikenal dengan usahanya membuat tempe. Tempe bahan kedelai, yang populer di sekitar Ganjuran, Bambanglipuro, Bantul, YK.

Tempenya masih diproduksi hingga kini oleh anak, cucu dan mantu, dengan nama "Tempe Mbah Bayan". Salah satu cucu adalah Bu Tari, yang semalam kami kunjungi untuk menjenguk suaminya Pak @madebli yang sedang pemulihan paska kecelakaan.


Keluarga Mbah Bayan rutin adakan sedekah Kamis-Jumat. Aktivitas @dapurgendong merupakan salah satu penerima manfaat, yang kerap mendapat sedekah tempe.

Kamis 16 Des lalu, Pak Made berniat antar tempe ke rumah saya untuk donasi ke @dapurgendong. Namun dalam perjalanan dengan motor roda tiganya, Pak Made alami tabrak lari. Beberapa jari kaki patah, harus dioperasi.


Pak Made & Bu Tari adalah penggerak isu kemandirian kawan disabilitas. Saya & @joeyakarta pernah berproses bersama sejoli panutan ini, ketika adakan eksperimen sosial terkait aksesibilitas ruang publik di Yogyakarta. Kami kerap bertemu di agenda lain, bersama kawan jejaring pemerhati isu kota di sejumlah daerah.


Meski sejak satu dekade lalu sudah menyicipi Tempe Mbah Bayan, baru kali ini saya melihat langsung proses produksinya. Gak heran mengapa tempe ini begitu lezat, sebab selalu gunakan bahan berkualitas. Saya bukan penggemar tempe garis keras, tapi kalau yang ini ga pernah bisa nolak 😁

Kemarin beli beberapa bungkus, untuk diolah @dapurhaidanur menjadi lauk nasbung & menu santapan @pasukanbulubulu (iya, kucing kami konsumsi tempe!).

Kalian pengen cicip? DM ya, untuk kontaknya. Sebab ga bisa beli dadakan, seluruh hasil produksi harian dibuat sesuai jumlah pesanan.


mlekom,

az

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata