Wednesday, July 13, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 11:34:00 AM | No comments

Aksi Cepat Tempel


 


Media sebesar Tempo dengan segala kekuatannya, butuh 6 bulan untuk buka kasus ini.


Jadi ingat sentilan-sentilan lawas soal ACT.


Bersama komunitas Jalin Merapi, saya bergiat dalam pengelolaan informasi kebencanaan semasa erupsi Gunungapi Merapi pada 2006. Sebab menjadi isu yang seksi, banyak organisasi yang genit dan ingin menjadi bagian dengan meraup keuntungan.


ACT tentu salah satunya. Yang selalu hadir di tiap kejadian bencana, dengan tenda dan ragam bendera serta spanduk yang dijajar masif. Tenda kosong, tanpa kegiatan. Model pasang-tempel umbul-umbul, yang mereka lakukan di hampir seluruh area bencana di Indonesia (dan luar negeri). Bahkan sejak bencana tsunami Aceh. Sampai kawan-kawan lapangan sering plesetin nama organisasi ini dengan "Aksi Cepat Tempel". Sebab memang jagoan nempelin publikasi luar ruang, yang tentu berujung pada ajakan donasi.


Semoga momentum ini jadi pembuka, untuk berbagai kasus penyelewengan lainnya. Termasuk kegiatan sosial yang dilakukan oleh banyak kelompok, untuk merespon pandemi COVID-19. Seperti kegiatan yang sedang dikawal oleh jejaring pegiat kemanusiaan di Yogyakarta, yang kini sedang menghitung hari untuk menjadi konsumsi publik.


Sabar, tunggu tanggal main. Gak ada proses yang cepat, jika ingin hasil terbaik. Bagi yang sudah memahami dan tak ingin ikut proses, mari ikut rayakan euforia kemenangan yang sudah di depan mata ini. Bagi yang turut menikmati berbagai aset dan fasilitas, siapkan diri jika terpaksa ikutan 'ngandang'.


Yuk kita kawal bersama!


Cek kasusnya di sini https://twitter.com/i/spaces/1YqJDqegOwAxV?s=20


#ToWhomItMayConcern #DU101

Categories:

0 comments:

Post a Comment

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata