Aku punya gairah besar untuk hal-hal yang aku suka. Salah satu yang terbesar adalah menulis. Ah, masa? Blog aja gak update. Jadi anak (baca: staf) media juga jarang banget nulis. Apa soal?
Aku nulis beberapa hal secara bersamaan dan mempublikasikannya untuk lingkup terbatas. Hampir tiap hari ada tulisan, paling tidak satu artikel. Jika tiba saatnya, semua akan dipublikasikan secara terbuka. Apa saja?
- Proyek pribadi yang tertunda sejak pertengahan 2008. Buku tri-(atau tetra?)-logi yang edisi pertamanya tinggal edit, edisi kedua masih menulis dan butuh banyak tambahan data, edisi ketiga sudah ada judul dan sedikit data, edisi keempat semoga ada dan diterbitkan juga.
- Proyek bersama pasanganku. Sebuah kumpulan tulisan sederhana mengenai keseharian. Ini di-update hampir setiap hari. Per hari bisa muncul tiga tulisan berbeda.
- Proyek untuk masa depan :) berupa tulisan ilmiah yang kuharap bisa menjadi jalan menuju masa depan lebih baik di sini. Sebuah proyek besar (besar, paling tidak buatku pribadi karena keinginan kuliah lagi mendasari keikutsertaanku disini), digawangi tim kecil (hanya lima orang): empat paper untuk jurnal internasional.
Seseorang bertanya: "Kulihat, sepertinya kamu tidak suka menulis, yah?" pasca aku yang sering malas-malasan, bahkan menolak ketika "disuruh" menulis untuk sebuah media.
Ini memang persoalan. Ketika aku menulis di sana, untuk sejumlah artikel, baru satu kali aku merasa bahwa tulisanku baik. Sulit menggambarkan bagaimana perjuanganku untuk mendapatkan "feel" terhadap tema-tema yang diangkat. Selain dunia yang aku angkat itu merupakan arena baru bagiku (masyarakat, grassroots, desa, pedesaan, pemberdayaan, dst), tema-tema tersebut entah mengapa tak mampu menarik gairahku.
"Tak baik memaksakan diri untuk masuk ke hal yang tidak kamu sukai. Berhenti, berbelok, cari hal baru." (Adriani). Bukankah itu lebih baik?
Dulu, waktu di pers mahasiswa (persma), kami, para jurnalis kampus, selalu berlomba-lomba untuk nampang di media. Paling sering jadi kolomnis khusus opini mahasiswa di harian KOMPAS edisi Jogja-Jateng.
Apalagi kampus akan memberi penghargaan bagi mahasiswa yang menunjukkan tulisannya di media massa. Berupa uang. 50 rb untuk terbitan lokal, 100 rb tingkat nasional. Tidak banyak, tapi kebanggaan ketika diketahui orang-orang kampus itu menjadi sesuatu yang mahal sekali. Beberapa kali aku dikasi selamat (-eh?) dosen dan teman pasca penerbitan tulisanku.
SMS pun jadi penuh ucapan. *gila ya, sebegitu hebatnya untuk hanya sekelas kolom lokal?* Kesempatan makan-makan gratis pun jadi sering, akibat siapapun yang baru nongol di media diminta mentraktir dari honor tulisannya ;)
Kangen masa itu. Tapi kini tidak ada persaingan lagi. Semangat mandek, meski persaingan tak seharusnya jadi alasan. *Dasar males aja lu, mbak!*
Tapi saat ini aku menulis, pasca menimbang-nimbang: kenapa aku jadi tidak produktif lagi sekarang? Kemana gairah menulisku? Sedih jika kehilangannya...
*Inipun aku nulis karena benar-benar gak bisa tidur. Pukul 03.45 dini hari...
:)
Gambar dari sini.
Mlekom,
AZ
[20130530.pic.rgd.ft]
0 comments:
Post a Comment