Buat sebagian orang, Lebaran dan Tahun Baru menjadi ajang eksistensi diri. Salah satunya lewat identitas di akhir ucapan di dua momen hari raya itu.
Selamat Idul Fitri blablablabla - Fulan dan keluarga.
Selamat Tahun Baru blablablabla, Fulan & Markonah.
Meski statusnya belum nikah pun, udah digandeng aja tuh di signature. Yang udah beranak dahsyat lagi, namanya dan pasangan serta anak(-anak)nya dijejerin semua.
Itu eksistensi, bahwa dia sudah laku, atau bahwa hatinya sudah berbuah (buah hati, no?). Atau sudah bukan jomblo lagi. Juga untuk nunjukin kalau dia punya hubungan yang indah dengan pasangan.
Kenapa harus bikin signature, sementara kita yang menerima tau siapa pengirim pesan itu (ada aplikasi phonebook kan)?
Sebagai jomblo, apakah ketika membaca itu, kalian menjadi sedih? Jadi kepengen (pamer)? Ih, aku nggak deh. Malah dengan seru-seruan membalas:
Blablabla, Adriani dan (belum ber-)keluarga.
Ya kali aja malah bantu nyariin jodoh ;p
Gambar dari sini.
Mlekom,
AZ
AZ
0 comments:
Post a Comment