Satu untuk Semua, Semua untuk Satu
Kunjungan Manjusshree Badlani ke Indonesia
Itu adalah semangat Jhpiego, seperti diungkapkan Manjushree Badlani, Chief HR & Administrative Officer dari kantor pusat Jhpiego Baltimore, Amerika Serikat. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Manju—panggilan akrab perempuan yang hobi mengenakan syal ini—lakukan serangkaian aktivitas terkait pengembangan SDM. Salah satunya dengan mengadakan Compliance Training bagi seluruh staf.
Compliance Training yang berupa pelatihan kekaryawanan ini diselenggarakan di kantor Bandung dan Jakarta pada 10 dan 12 September 2014 lalu. Materi yang diberikan berupa etika dasar yang perlu diperhatikan oleh setiap staf; seperti perilaku di tempat kerja, kerahasiaan informasi lembaga, konflik kepentingan, serta kecurangan yang mungkin terjadi dalam hubungan kerja.
Kunjungan sepekan ini dihabiskan dengan mendiskusikan segala hal terkait sumber daya manusia, seperti standard operating procedures (SOP), manajemen karyawan, dan seterusnya. Manju juga membuat Compliance Training, semacam pelatihan kekaryawanan bagi staf di kantor Bandung dan Jakarta. Ditemani Lenny Trisnandari (L), HR Manager Jhpiego Indonesia; Cindy Rahmaputri dan Adriani Zulivan (T) mendapat kesempatan berbincang dengan Manju (M) pada Kamis (11/09) lalu.
T: Apa tujuan dari kunjungan Anda ke Indonesia?
M: HRD memiliki SOP yang harus dilaksanakan oleh kantor Jhpiego di seluruh negara. Tiap dua tahun, tim HR Jhpiego Global berkunjung ke tiap negara. Kunjungan ini untuk mereview setiap prosedur dan proses. Di Indonesia, saya memberi dukungan yang dibutuhkan tim SDM di sini. Kami juga baru menyelesaikan pembuatan materi untuk Compliance Training bagi seluruh staf di seluruh negara. Jadi, ketika saya tiba untuk pertama kali di suatu negara, maka saya akan melakukan pelatihan tersebut.
T: Apa tujuan dari pelatihan itu?
M: Pada dasarnya untuk mengingatkan semua staf, tentang apa yang diharapkan dari mereka sebagai staf Jhpiego. Apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, baik ketika mereka bersama-sama teman dalam lingkungan kerja, maupun perilaku saat bekerja di luar dalam posisinya sebagai staf Jhpiego. Artinya, seseorang harus paham bagaimana harus bersikap sebagai staf Jhpiego, baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja. Saya selalu menghimbau semua staf, bahwa Anda ada di sini untuk bekerja keras and bersenang-senang. Silahkan menghabiskan waktu di luar jam kerja, dengan menghibur diri di luar kantor. Namun, dengan tetap mengingat bahwa Anda mewakili Jhpiego.
T: Apa tugas utama Anda sebagai kepala HR?
M: Memastikan semua hal tentang staf berjalan dengan baik. Memastikan bahwa semua orang senang dan puas dengan pekerjaannya. Inilah kesempatan bagi saya untuk berbincang dengan banyak staf.
T: Apa yang Anda dapatkan selama pelatihan di Bandung?
M: Pertama kali saya datang ke Indonesia adalah saat program EMAS baru diluncurkan. Saat itu belum ada kantor daerah, semua staf berkantor di Jakarta. Sekarang, saya dapat berbincang dengan staf di daerah. Biasanya kami hanya melakukan review di kantor pusat, lalu langsung kembali ke Baltimore. Jadi, sangat menyenangkan melihat dan bertemu staf di daerah. Kemarin, saya juga bertemu Dr Joko Sutikno—Provincial Team Leader Jawa Barat—yang telah saya kenal lama. Sangat menyenangkan dapat bertemu lagi dengannya.
T: Apa saja agenda Anda di Indonesia?
M: Selain Complience Training di Bandung dan Jakarta, saya juga membuat janji dengan sejumlah staf yang ingin ngobrol langsung, secara personal ataupun grup grup. Namun, ketika saya pergi, bukan berarti Anda tak dapat ngobrol dengan saya. Ada Skype dan email yang dapat kita manfaatkan.
T: Apa pendapat Anda tentang HRD di Indonesia?
M: Indonesia telah melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Dengan keterbatasan jumlah staf HRD, Indonesia mampu berdiri sejajar dengan HRD negara lain yang memiliki staf yang tangguh.
T: Apakah Indonesia adalah negara yang memiliki staf terbesar?
M: Tidak, ada negara yang memiliki lebih dari 200 staf, yaitu Kenya, India dan Mozambik.
T: Dengan adanya jarak antar kantor di tiap provinsi, apakah tantangan untuk kerja-kerja HRD Indonesia menjadi lebih sulit?
M: Dengan kantor perwakilan di sembilan provinsi, Indonesia menjadi negara dengan jumlah kantor terbanyak. Ini adalah tantangan pertama. Tantangan kedua adalah ada staf yang sudah sangat lama bekerja di Jhpiego, ada pula yang baru. Ketika kita ingin melakukan sesuatu dengan cara ini, sementara lainnya ingin melakukan dengan caranya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, kita dapat belajar satu sama lain.
T: Bu Lenny, apa pendapat Anda dengan keunjungan Manju di Indonesia?
L: Ini merupakan waktu yang baik. Beliau dapat membantu meningkatkan kemampuan saya dan tim SDM, terutama dalam hal prosedur di Jhpiego. Sebab saat ini kita berada dalam Tahapan Ketiga dan akan segera melangkah ke fase lanjutan, ada banyak hal yang perlu ditingkatkan. Tantangan terbesar adalah hubungan antar staf, yaitu bagaimana membangun kinerja tim. Kita ingin semua berjalan baik sampai program EMAS berakhir. Kami mendiskusikan banyak hal, terutama terkait manajemen staf.
T: Bu Manju, apa harapan Anda terhadap kami di Indonesia?
M: Anda harus menjadi bagian dari staf Jhpiego di seluruh Indonesia. Ini adalah organisasi dunia. Jangan berpikir bahwa Anda adalah seorang Jhpiego Indonesia saja, sebab kita semua adalah bagian dari organisasi global. Ada kesempatan bagi semua orang di seluruh negara. Satu hal yang perlu diingat, kita adalah keluarga. Keluarga adalah saling mengurusi diri sendiri dan kepentingan orang lain. Kita dapat membantu orang lain, tanpa harus berpikir bahwa itu bukan pekerjaan kita. Semangat Jhpiego adalah; satu untuk semua, semua untuk satu. Itulah budaya kerja kita, tanpa terlibat terlalu dalam secara personal.
[AZ]
0 comments:
Post a Comment