Dataran tinggi Ratu Boko dulu bernama Walaing. Penelitian meyakini bahwa kawasan ini berkaitan dengan dinasti Sailendra Buddhis. Tahun 855 Masehi berlangsung pertempuran terakhir dalam dinasti Sailendra. Pertempuran yang dimenangkan seorang penguasa Saiva Jawa dari utara ini, menyingkirkan Sailendra. Saiva lalu membangun beberapa kuil dan istana di Bukit Boko. Kawasan ini kemudian menjadi kota besar, tempat di mana ibukota negara berada. Pada paruh pertama abad ke-10 terjadi bencana letusan gunungapi dan wabah penyakit, sehingga kraton dipindahkan ke Jawa Timur. [1]
Di masa sekarang, publik lebih mengenal Dataran Prambanan dibanding Perbukitan Boko. Selain jejak peninggalannya yang tak lagi seutuh Prambanan, situs Ratu Boko belum ditetapkan sebagai World Heritage Site. Yang membuat situs Boko istimewa adalah keberadaannya di masa lalu sebagai ibukota negara. Sebagai kota besar, ia memiliki berbagai komponen pembentuk kota, seperti pusat pemerintahan, pemukiman penduduk, dan tempat peribadatan.
Selain kompleks utama yang diduga sebagai istana Ratu Boko, di bukit ini terdapat pula berbagai situs percandian, seperti Candi Ijo, Banyunibo dan Barong. Ketiganya memiliki sejarah unik tersendiri. Untuk itu, tim Indonesian Heritage Trail akan mengadakan Jelajah Percandian Bukit Boko yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 19 April 2014. Ini sekaligus sebagai peringatan International Day for Monuments and Sites. Peserta diharapkan berkumpul pada pukul 07.00 di Pasar Prambanan (seberang Kompleks Candi Prambanan), dengan agenda sebagai berikut:
- 07.00-07.30 sarapan di Pasar Prambanan
- 08.30-10.00 jelajah Candi Ijo
- 10.00-12.00 jelajah Candi Banyunibo
- 12.00-13.30 ishoma
- 13.30-16.00 jelajah Istana Boko
- 16.00-17.00 sunset di Candi Barong
Agenda ini diadakan secara gratis dan terbuka untuk umum segala usia. Peserta membayar sendiri konsumsi dan tiket masuk candi (kecuali Istana Ratu Boko yang HTM-nya Rp 35.000,- an, ketiga candi lain seharga Rp 3.000,-). Jelajah dilakukan dengan mengendarai sepeda motor. Ibadah shalat dilaksanakan di masjid terdekat. Makan siang di warung terdekat (akan ditentukan kemudian).
Update (17/04):
- Berhubung peminat agenda ini cukup banyak, panitia memutuskan untuk memberlakukan sistem pendaftaran. Ini untuk memudahkan pengajuan potongan HTM kompleks Ratu Boko (harga rombongan), demi memotong bea perjalanan. Silahkan mengirim SMS ke nomor 081226799570 untuk konfirmasi kehadiran.
- Sebab agenda ini mengundang publik luas yang mungkin tak saling mengenal, ada baiknya menggunakan dresscode tertentu untuk memudahkan peserta yang terlambat (menyusul usai agenda pribadi lainnya). Panitia menyarankan menggunakan pakaian berwarna biru. Tentu ini bukan kewajiban.
Untuk pertanyaan, dapat menghubungi email idheritagetrail@gmail.com atau Twitter @PantauPusaka. Sila undang sanak saudara di sini.
Keterangan:
- [1] Roy Jordaan (Editor), Memuji Prambanan: Bunga Rampai Para Cendekiawan Belanda tentang Kompleks Percandian Loro Jonggrang, KITLV - Jakarta, 2009, halaman 26-27
- Gambar diolah dari peta di sini.
0 comments:
Post a Comment