Hari itu 22
Desember 1928, hadir sejumlah tokoh perempuan dari 30 organisasi perempuan di
12 kota di Jawa dan Sumatera. Dipelopori oleh Sofie Korneliq Pandean asal
Minahasa, mereka mengikuti Kongres Perempuan di Yogyakarta. Pandean ikut
membacakan teks Sumpah Pemuda pada 28 Oktober d Jakarta padai tahun yang sama.
Organisasi
perempuan hadir di Indonesia sejak 1912. Sebab di tahun 1964 Presiden Soekarno telah
menetapkan Hari Kartini untuk peringati jasa RA Kartini sebagai pelopor kebangkitan
perempuan pribumi, maka tahun 1959 ditetapkan pula Hari Ibu. Hari Ibu ini untuk
memperingati semangat seluruh wanita Indonesia, tak hanya Kartini, yang telah berjuang
untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Diantaranya adalah Martha
Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai
Ahmad Dahlan dan Rasuna Said, yang juga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Meski dengan
semangat berbeda, Hari Ibu tetap diperingati hingga kini. Kini, pemaknaan Hari
Ibu lebih mengarah pada pernyataan cinta kepada ibu. Demikian pula yang terjadi
di negara lain. Meski perayaan Hari Ibu di negara lain diperingati pada tanggal
berbeda, Jhpiego Global turut peringati Hari Ibu Indonesia, 22 Desember lalu.
Selamat Hari Ibu,
Indonesia!
Adriani Zulivan
0 comments:
Post a Comment