Pekerdja di Djawa Tempo Doeloe by Olivier Johannes Raap
My rating: 3 of 5 stars
Saya penggemar foto lawas, namun tak seheroik Mas Olly yang berburu di seluruh dunia. Saya hanya menikmati via KITLV, museum atau media-media lain, dan tidak sampai mengoleksi.
Bukunya sangat menarik, pemilahan bab berdasar kategori pekerjaan sangat memudahkan pembaca. Namun informasi yang membahas tiap kartu pos agak mengganggu, seperti: Pertama, soal penggunaan bahasa yang kerap tidak efektif (mungkin sebab keterbatasan Bahasa Indonesia penulis). Kedua, penulis yang bukan orang Indonesia, menjelaskan suatu subyek sangat detil ("rujak adalah makanan tradisional yang terbuat dari berbagai macam sayuran atau buah-buahan. Semua bahan dicampur dengan saus. Dst..." hal. 12), padahal buku berbahasa Indonesia ini pasti ditujukan bagi orang Indonesia yang tahu apa itu rujak, misalnya. Ketiga, ini yang paling bahaya, penulis terlau banyak berasumsi tentang kejadian dalam foto: "Warung ini dikelola tiga generasi, nenek memasak, ibu melayani, cucu menjajakan keliling" (hal. 45). Padahal, tulisan pengantar menjanjikan tak ada tafsir berlebihan terhadap tiap foto.
Di luar semua itu, banyak pengetahuan dalam buku ini. Tentang sejarah fotografi dan kartu pos di nusantara, hingga siapa fotografer dan perusahaan penerbit kartu-kartu pos tersebut. Riset mendalam yang dilakukan penulis terhadap tiap gambar merupakan keunggulan utama. Tulisan Seno Gumira Ajidarma dalam Kata Pengantar juga sangat berharga.
Trims telah membagi koleksimu kepada kami!
View all my reviews
My rating: 3 of 5 stars
Saya penggemar foto lawas, namun tak seheroik Mas Olly yang berburu di seluruh dunia. Saya hanya menikmati via KITLV, museum atau media-media lain, dan tidak sampai mengoleksi.
Bukunya sangat menarik, pemilahan bab berdasar kategori pekerjaan sangat memudahkan pembaca. Namun informasi yang membahas tiap kartu pos agak mengganggu, seperti: Pertama, soal penggunaan bahasa yang kerap tidak efektif (mungkin sebab keterbatasan Bahasa Indonesia penulis). Kedua, penulis yang bukan orang Indonesia, menjelaskan suatu subyek sangat detil ("rujak adalah makanan tradisional yang terbuat dari berbagai macam sayuran atau buah-buahan. Semua bahan dicampur dengan saus. Dst..." hal. 12), padahal buku berbahasa Indonesia ini pasti ditujukan bagi orang Indonesia yang tahu apa itu rujak, misalnya. Ketiga, ini yang paling bahaya, penulis terlau banyak berasumsi tentang kejadian dalam foto: "Warung ini dikelola tiga generasi, nenek memasak, ibu melayani, cucu menjajakan keliling" (hal. 45). Padahal, tulisan pengantar menjanjikan tak ada tafsir berlebihan terhadap tiap foto.
Di luar semua itu, banyak pengetahuan dalam buku ini. Tentang sejarah fotografi dan kartu pos di nusantara, hingga siapa fotografer dan perusahaan penerbit kartu-kartu pos tersebut. Riset mendalam yang dilakukan penulis terhadap tiap gambar merupakan keunggulan utama. Tulisan Seno Gumira Ajidarma dalam Kata Pengantar juga sangat berharga.
Trims telah membagi koleksimu kepada kami!
View all my reviews
0 comments:
Post a Comment