Saturday, September 17, 2011
Posted by adrianizulivan
Posted on 9:55:00 PM | No comments
Kanal Porong, Situs Sejarah yang Menunggu Punah
Linimasa @paringwaluyo Tanggal 11 Agustus 2011
Mungkin tak banyak yang tahu bahwa terdapat sebuah situs bersejarah di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Situs ini kini terancam punah, akibat bencana semburan lumpur Lapindo. Apa dan bagaimana? Simak tweet series dari linimassa Mas @paringwaluyo ini:
- Th 1000 M, Raja Airlangga membuat kanal Porong utk antisipasi banjir di wilayahnya #lapindo
- Kanal Porong itu dikerjakan dalam waktu 99 hari. Proyek besar pd jaman Airlangga #lapindo
- Hasil penggalian kanal Porong, tanahnya dibikin tanggul kanan-kiri sungai dg alat yg sederhana #lapindo
- Masa Hayam Wuruk, kanal ini jd jalur memasuki kerajaan majapahit, selain sungai mas di surabaya #lapindo
- Irigasi kanal porong, n sungai2 kecil sekitarnya jd irigasi persawahan luas di jenggolo, wil majapahit #lapindo
- Utk menandai kemakmuran porong n sekitarnya, Hayam Wuruk bangun candi pari, di desa candipari, porong #lapindo
- Bahkan, pedagang2 Islam, jg gunakan jalur kanal porong utk masuk kawasan majapahit #lapindo
- Di muara kanal porong, menuju ke surabaya, terdpt makam islam yg sangat tua #lapindo
- Setiap jelang ramadhan, makam itu ramai dikunjungi orang. Makam terletak di daerah ketingan. Sbb byk ikan keting #lapindo
- Konon makam itu ibu/kerabat walisongo, meninggal saat rombongan akan memasuki jalur kanal porong menuju majapahit #lapindo
- Masa pendudukan belanda, kanal porong yg agak berkelok di desa kedungcangkring, oleh belanda jalurnya diluruskan ke timur #lapindo
- Bekas kanal porong lama, yg dilurukan oleh belanda, disebut kali mati sampai skrng #lapindo
- Pembangunan kembali kanal porong oleh belanda inilah yg jd sungai porong sampai saat ini #lapindo
- Namun sjk kasus lapindo muncul, eksotika kanal porong bagi petani n petambak, rusak akibat pembuangan lumpur lapaindo smp skrng #lapindo
- Lapindo, korporasi milik grup bakrie jd pencetus sjrah hitam bagi hancurnya peradaban di kanal porong n sekitarnya #lapindo
- sudah berjalan 5 th lebih pembuangan lumpur ke kanal porong yg menyejarah, tak tau akan sampai kapan ini terus berlangsung #lapindo
- UNEP pernah ajukan assasment agar buat kanal sendiri utk buang lumpur ke laut #lapindo
- Namun gagasan itu tak pernah dihiraukan oleh pemerintah, apalagi oleh lapindo #lapindo
- Salah satu dasar penolakannya, krn butuh biaya yg sangat mahal yg bakal dikeluarkan oleh #lapindo
- Kini, dimuara sungai porong ditempatkan penyedot lumpur yg mengalir melalui kanal porong #lapindo
- Lumpur yg mengalir ke muara kanal porong disedot lalu ditimbun ke pulau sarina. Pulau kecil awalnya, tp kini penuh lumpur #lapindo
- dana trilyunan rupiah dianggarkan oleh pemerintah tangani proyek mulai dari nanggul sampai tumpuk lumpur ke pulau sarina #lapindo
- Budget BPLS utk tangani semua ini terus meningkat: 2007=800M, 2008=900M, 2009=1T, 2010=1,1T, 2011=1,2T #lapindo
- Publik hrs protes duit rakyat dipakai utk tangani bencana dg dikelola tetap status quo agar proyek terus jd unfinishing #lapindo
Mlekom,
AZ
20140405
Sunday, September 4, 2011
Bersama Mas Yanuar Nugroho, Mbak Maria Santi, Mbak Ambarsarisewi, dan Cindil.
Mlekom,
AZ
Pagi dari Jogja ke kampungnya Mbak Santi di Muntilan, lereng Merapi. Nemenin Mas Yan diskusi dampak bencana gunungapi Merapi bersama penduduk setempat. Banyak hal menarik selain obrolan tsb:
- suguhan makanan yang luar biasa enak.
- suguhan pemandangan indah, terutama perkebunan warga. Yang paling bikin takjub adalah tanaman kebutuhan sehari-hari (cabe, tomat, terong, sawi, daun bawang, seledri, dst) di pekarangan rumah. Kegiatan ini menjadi semacam “keharusan” bagi tiap warga setempat yang didorong oleh perangkat desanya. Menarik banget!
Foto: Mbak Santi
Setelahnya mampir ke Taman Budaya Jogja yang saat itu sedang menyelenggarakan Pasar Kangen Jogja. Salah satu hal menarik disana adalah Kopi Jo. Kopi spesial yang diracik dengan campuran kopi dan susu. Hanya ada di event-event di Jogja, tidak buka lapak. Sayang aku tidak mencicipi, karena insom yang kerap mendera.
Foto: Mas Yan, oleh Cindil
Mlekom,
AZ
Subscribe to:
Posts (Atom)