Thursday, October 28, 2021

Posted by adrianizulivan Posted on 11:57:00 AM | No comments

Potongan Tak Wajar


Saya suka @tanihub!


Mulai gunakan aplikasi ini pada Juli 2021 lalu, saat kami sekeluarga harus isoman #COVID_19. Trims pada mbak @dianita_sugiyo yang memperkenalkan layanan berharga ini 💕


Saya suka belanja di sini, sebab barangnya selalu segar. Dikirim dengan kardus, sehingga minimalisir plastik sekali guna yang gak ramah lingkungan.


Apalagi, selalu gratis ongkir untuk belanja di atas Rp 50.000. Masih ditambah dengan kejutan2 harian berupa ‘flash sale’, yang bikin saya bisa beli telor satu kotak seharga kurang dari Rp 2.000 (cek Slide 1).


Tapi... jika diperhatikan, harga yang tertera untuk produk diskon seringkali tidak masuk akal:

  • sawi putih 1 bonggol Rp 40.000
  • wortel 1/2 kg Rp 46.500
  • brokoli 300 gr Rp 55.000


Memang setelah diskon, harganya menjadi masuk akal. Tapi apakah strategi marketing seperti ini, tidak mengandung unsur pembodohan konsumen?Sejumlah harga diskon lain, cukup masuk akal. Misal daun bawang dan caisim di foto. Demi bisa labeli DISKON 80%, apakah penetapan harga tak masuk akal seperti ini, bisa dianggap wajar?


Sebagai informasi, ini bukan produk organik. Jikapun organik, harganya gak akan setinggi itu di sejumlah swalayan.


Sebab saya gak paham, ingin bertanya pada kalian.


Friday, September 10, 2021

Posted by adrianizulivan Posted on 12:03:00 PM | No comments

Dulu Menyusur Jalanan, Kini Tak Sepi Pesanan


 

Perkenalkan Bu Inem, Katinem.


Dahulu, beliau bekerja sebagai pemulung. Berkeliling kota, mencari barang buangan yang bisa dijual ke pengepul rongsokan.


Kini, Bu Inem menjadi pemulung. Loh, sama aja donk! Iya, tapi pemulung yang berbeda. Oleh @rapel_id, disebut “kolektor sampah”.


Rapel adalah aplikasi yang membantu masyarakat awam seperti saya, agar bisa berkontribusi lebih bagi lingkungan.


♻️

Saya pilah sampah sejak 2015, hanya memisah organik & anorganik. Ketika diambil petugas sampah, TERNYATA (saya baru tahu) sampah yang tidak diambil pemulung akan disatukan kembali. Ini jadi gunungan makanan sapi qurban, yang diangon di TPA ☹️


Saat itu gak pernah guna-ulang, kecuali plastik kresek bersih. Sejak 2017 rajin #KasihMakanKucingLiarJalanan, sampah styrofoam, plastik & kertas bersih dijadikan alas makan @pasukanbulubulu jalanan.


Akhir 2020 kenal @rapel_id dari @indieragi_, salah satu relawan @dapurgendong yang rajin pilah sampah. Baru di April 2021, saya menjadi pelanggan Rapel.


Dalam sebulan, saya gunakan Rapel sebanyak 1-2 kali (saldo di Slide 4, belum pernah diuangkan). Sekarang hampir semua sampah anorganik yang kotor (misal kresek) dicuci & jemur, lalu dipakai ulang. Yang rusak, di-Rapel-in.


Caranya?

Itu tumpukan sampah (2). Saya pilah berdasar kategori rekomendasi Rapel (3). Unggah di aplikasi (4). Tunggu kolektor datang. Kolektor pilah kembali sampah (5). Timbang (1&6). Konfirmasi data di aplikasi (8). Selesai (9)!


Bisa janjian via WhatsApp, setelah datang aktifkan aplikasi. Saya selalu janjian dengan Bu Inem, yang datang bersama suami.

Sejak pandemi, pasar sepi. Penghasilan suaminya yang menjadi #BuruhGendong di Pasar Buah Gamping ini, jadi berkurang. Maka ia ikut jemput sampah, yang ternyata lebih menghasilkan.


Sejak gabung di Rapel, Bu Inem tak pernah sepi pesanan & tak lagi menyusur sampah di jalan. Dahulu datang naik sepeda motor. Suami nyetir, Bu Inem duduk di atas keranjang (kronjot/bronjong) di bagian penumpang. Sekarang bisa beli motor bak bekas, yang bikin kegiatan jemput sampah lebih efisien. Sebab gak harus sering bolak balik pulang untuk antar sampah, karena kapasitas kronjot yang kecil.


Semoga Rapel segera hadir di kota lain 🙏🏽

Wednesday, June 23, 2021

Posted by adrianizulivan Posted on 12:07:00 PM | No comments

Makan Mahal Bayar Murah


 

Penemuan menyenangkan...


bernama @surplusindonesia! Ini adalah aplikasi, yang bisa bikin kita makan enak dan sehat dengan harga murah. Ga cuma itu, loh! Sambil makan, kita juga bantu selamatkan bumi. Kok bisa?


Surplus makanan yang sering disebut food waste, menjadi salah satu persoalan yang dialami banyak pengusaha makanan. Ya hotel, kafe, restoran, mungkin juga warung. Biasanya, makanan ini akan dibuang begitu saja.


Ini menjadi masalah serius bagi bumi. Sampah makanan akan hasilkan gas metana, yang dapat merusak ozon. Saya cuma ngutip info di Google, cek sendiri penjelasan panjangnya ya 😂


Dan coba bayangkan berapa banyak orang kelaparan? Atau bayangkan, betapa bahagianya orang seperti saya, yang pengen makan enak tapi ogah bayar mahal? Aplikasi semacam ini bisa menjadi pilihan.




Tunawisma di sejumlah negara, telah rasakan manfaat dari aplikasi sejenis yang memberikan makanan gratis. Mereka sebut ini semacam food to the rescue.


Di Indonesia, ada @damogo_id yang memulai ini lebih awal dengan menyasar lini lebih luas: hingga ke pertanian! Meski belum ada aplikasi yang memberi makanan gratis di Indonesia, haiiiii segala diskon makanan itu tentu mengenyangkan dan menyenangkan hati! 😁


Jadi teringat masa sebelum korona. Saya suka membeli kue-kue lucu yang dijual setengah harga di malam hari, dari restoran hotel tempat saya menginap. Sekarang kita bisa melakukannya lebih mudah dengan pilihan penjual yang lebih beragam.


.

Ohya, pilihan makanan saat saya memesan pagi (23/06) tadi belum banyak, sebab aplikasi ini baru hadir di Yogyakarta. Tapi bisa dapat roti seharga Rp 3.500 dari @viaviajogja.bakery, tentu membahagiakan. Apalagi toko ini selalu menggunakan kemasan ramah lingkungan.


Saya pesan semua menu yang tersisa. Hanya setengah harga!


Trims sudah membuat saya senang, @surplusindonesia 😘

Edited · 94w


Tuesday, April 27, 2021

Posted by adrianizulivan Posted on 12:13:00 PM | No comments

Etalase Nasi Gratis

 


Etalase nasi gratis.

Sebut saja ENG.


Perkenalan awal saya dengan ENG, melalui Instagram. Sejak @dapurgendong dapat rejeki 100 porsi nasi untuk #BuruhGendong di Pasar Giwangan, saya makin tertarik pelajari inisiatif ini.


Aktivitas nasbung @dapurhaidanur pun berubah. Dulu kami bagikan di jalanan, sekarang hanya diletakkan di titik2 dimana ENG berada.


🌶️


Dua pekan lalu, saya hubungi @tempatnasigratisjogja minta ENG di Jalan Veteran, tempat tinggal saya. Permintaan ini dikabulkan, etalase dibuat & dikirim. #MamakAwak bantu carikan lokasi. Sepekan kemudian, @priyo_a_sancoyo & @indieragi_ bantu pindahkan ke lokasi baru (Slide 3&4).


Saya baru mengisi di hari kedua, saat belum ada yang mengisi. Hari ketiga, ada empat orang mengisi. Begitu seterusnya, tiap hari ada saja. Hingga nyaris sepekan kini, ENG Veteran ini punya sejumlah pengisi tetap yang merupakan tetangga kami.


Bu Joko (yang rumahnya dititipi ENG), rajin publikasikan gerobak ini ke WAG lingkungan. Beliau juga ikut mengisi nasi 💜


🌶️


Saya & @joeyakarta baru mendapat titipan (slide akhir), yang rencananya kami gunakan untuk mengisi ENG selain membantu pengobatan kucing yang ditangani @pasukanbulubulu (cek #KucingDeglog yang akan operasi).


Tiap hari, rata-rata saya memasak 10 porsi nasbung. Disengaja bikin menu beda, atau masak sekalian menu rumah. Biasanya nasi dengan lauk pauk. Kadang mie goreng, atau sekadar kue kecil (cek menunya di @dapurhaidanur). Yang pasti, gak ada lagi cerita makanan sisa di rumah kami.


🌶️


Saya kagum sekali dengan inisiatif ini. Ada banyak 'provider' ENG yang tersebar di seluruh penjuru Yogyakarta dsk. Semoga inisiatif serupa menjalar di kota-kota lain!


Gerobak di dekat rumah kami ini, menjadi sumber kebahagiaan baru bagi saya. Sebab tiap hari dapat laporan, tentang orang2 yang merespon keberadaannya dengan mengisi nasi!


Trims sudah beri kami wadah untuk berbagi. Trims sudah beri kesempatan mereka untuk mendapat rejeki, meski hanya seporsi nasi.


Nah jika lewat perempatan SGM, mampir ke selatan lampu-merah. Sila ambil atau mengisi. Minimalisir kemasan plastik sekali pakai, ya! 🙏 (masih bingung kemas kue kecil jika tidak di mika, pakai apa?)


Selamat tidur usai sahur!

Sunday, February 14, 2021

Posted by adrianizulivan Posted on 8:49:00 AM | No comments

Kami Bangga Bisa Melaluinya




Usai Tahap III dan kami bangga bisa melaluinya ❣️


Tahap ini kami mulai dengan modal dari @kitabisacom & @rumahharapanmelanie @melaniesubono, yang dapat memenuhi kebutuhan @dapurgendong hingga pekan ketiga. Biasanya, tiap tahapan berlangsung selama empat pekan.


Perpindahan lokasi dapur umum, dari yang sebelumnya di @bakzoojogja menjadi ke halaman Kantor Seknas @jaringangusdurian, juga menjadi tantangan. Namun, bantuan berbagai pihak untuk membangun dapur sederhana di areal @kebunku_jogja itu, jadikan tantangan ini menjadi lebih mudah.


Bantuan desain kolaboratif dari @priyo_a_sancoyo & @bintanghanggono, serta izin 'permak' lahan dari @alissa_wahid @mukhibullah & kawan @santrigusdur lainnya, menjadi modal yang kuatkan kami.


Pekan pertama berjalan mulus. Pekan kedua mulai gamang, ketika melihat saldo tersisa. Lalu atur strategi, dengan menyederhanakan menu agar tetap bisa penuhi empat pekan. Strategi ini cukup berhasil.


Menjelang penghujung, bantuan berdatangan. Termasuk dari @bangyul_pic @panenapahariini @klinikdryd @gdpeduli, serta pihak lain yang tiada henti. Hingga kami akhiri tahap ini, dengan sisa saldo & beras yang cukup untuk memasak selama dua pekan di Tahap IV nanti!


Sebagaimana donatur, relawan menjadi penggerak utama yang tak kalah penting. Lebih dari 40 orang, nyatakan komitmen untuk terlibat di dapur umum tahap ketiga.


Trims. Trims. Trims.


Mungkin ini menjadi tahapan terberat, selama penyelenggaraan @dapurgendong. Kami bangga bisa melaluinya, dengan dukungan semua pihak yang peduli dengan nasib buruh gendong di empat pasar yang terdampak #COVID_19.


Sampai jumpa di Tahap IV!


🍚


1: sebagian relawan Tahap III


2: menu bancakan kami, di hari penutupan Tahap III pada Jumat (12/02) lalu. Sebagaimana tradisi penutupan @dapurgendong sebelumnya, para relawan memasak menu favorit keluarga/daerahnya untuk dimakan bersama.


3-7: dokumentasi saat pembangunan dapur umum di lokasi baru.


8: laporan Tahap III


#DapurUmumBuruhGendong

#DapurBuruhGendongPerempuan

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata