Sunday, September 17, 2023

Posted by adrianizulivan Posted on 12:02:00 PM | No comments

Sejarah Permukiman Rempang dan Situasi Konflik Saat Ini



Rempang merupakan sebuah pulau yang terletak di wilayah pemerintahan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Saat ini nama Rempang menjadi sorotan nasional, sebab sedang terjadi konflik agraria antara masyarakat dan pemerintah.

Selain menjadi orolan di media massa, kasus ini juga ramai memenuhi diskusi di forum terbatas, seperti WhatsApp Group. Ini adalah percakapan menarik terkait Rempang, yang coba sata kumpulkan.

*

Sejarah Rempang dapat ditemukan pada satelit optik. National Geographic pernah membuat sejarah berupa geospatial satellite picture yang memakau LIDAR, untuk memotret jejak sejarah Angkor Wat di Kamboja. Metode sama digunakan untuk melacak permukiman masyarakat Rempang. Seluruh foto dalam tulisan ini bersumber dari Universitas Leiden, Belanda.






Mari masuk ke dalam konteks sejarah dan persamaannya dengan situasi saat ini:

1. Pemberontakan Diponegoro (1825-1830)
Ini merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia. Itu adalah respons terhadap ketidakadilan dan ketidaksopanan yang dirasakan oleh otoritas kolonial Belanda. Pemicu dari pemberontakan ini, seperti yang Anda sebutkan, adalah kurang menghargainya VOC (Perusahaan Hindia Belanda) terhadap adat istiadat lokal dan situs-situs sakral, terutama makam ibu Diponegoro. Tindakan penghinaan terhadap budaya ini memicu perang perlawanan selama lima tahun.

2. Simbolisme dan makna budaya
Penghinaan terhadap makam ibu Diponegoro menyerang ke jantung budaya dan spiritualitas Jawa. Hal ini dianggap sebagai penghinaan mendalam terhadap identitas dan warisan budaya masyarakat setempat. Tindakan ini berfungsi untuk memperkuat dukungan terhadap pemberontakan dan menegaskan resistensi yang sangat kuat terhadap campur tangan kolonial.

3. Beban keuangan bagi pemerintah Belanda
Pemberontakan ini memakan korban besar bagi pemerintah Belanda, baik dalam hal kehidupan manusia maupun sumber daya finansial. Konflik yang berlarut-larut menguras kemampuan militer dan administratif mereka. Biaya finansial dari perang tersebut begitu besar sehingga memainkan peran penting dalam menyebabkan tantangan fiskal bagi pemerintah Belanda.

4. Warisan perlawanan
Pemberontakan Diponegoro telah meninggalkan bekas yang tak terhapuskan dalam ingatan kolektif Indonesia. Itu merupakan simbol semangat perlawanan Indonesia yang berkesan terhadap dominasi asing dan bukti keinginan keras individu dan komunitas untuk melindungi warisan budaya dan otonomi mereka.

5. Paralel kontemporer
Dalam skenario saat ini yang Anda gambarkan, ada paralel yang mencolok. Para investor dan pengembang, meskipun warga negara dari Indonesia, bertindak dengan cara yang mengingatkan pada kekuatan kolonial dengan memaksakan kehendak mereka pada penduduk asli dan mengabaikan hak budaya dan mata pencaharian mereka. Hal ini mengingatkan pada dinamika sejarah eksploitasi dan dominasi, walaupun dalam konteks yang berbeda.

6. Pertimbangan etika dan moral
Situasi ini menimbulkan pertanyaan etika dan moral yang mendalam tentang tanggung jawab individu dan entitas terhadap komunitas yang terdampak oleh proyek-proyek seperti ini. Hal ini mendorong refleksi tentang isu-isu lebih luas tentang keadilan sosial, pelestarian budaya, dan dampak dari industrialisasi cepat terhadap penduduk lokal.

Dengan menggambar paralel ini, jelas bahwa gema kolonialisme sejarah terus terdengar dalam konteks kontemporer. Hal ini menyoroti pentingnya mengenali dan mengatasi ketimpangan kekuasaan, eksploitasi, dan ketidakpedulian terhadap budaya, bahkan ketika mereka muncul di dalam batas negara sendiri. Perspektif sejarah ini menjadi lensa yang kuat untuk memahami dan mengatasi isu-isu kompleks tentang pembangunan, identitas, dan keadilan.

7. Dampak psikologis pada komunitas
Seperti halnya pada zaman kolonial, situasi saat ini mungkin memiliki dampak psikologis yang mendalam pada komunitas yang terkena dampak. Mereka mungkin mengalami perasaan tidak berdaya, pengusiran, dan perasaan erosi budaya, mengingat trauma yang dialami oleh penduduk asli selama pemerintahan kolonial.

8. Interaksi kepentingan ekonomi
Penting untuk memeriksa kepentingan ekonomi yang terlibat. Sama seperti kekuatan kolonial mencari sumber daya dari jajahannya, para investor dan pengembang mungkin dipandu terutama oleh keuntungan ekonomi. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang distribusi keuntungan yang adil dan apakah penduduk lokal benar-benar akan mendapat manfaat dalam jangka panjang.

9. Keberlanjutan lingkungan
Pertimbangkan implikasi lingkungan jangka panjang. Seperti perusahaan kolonial di masa lalu, dorongan untuk industrialisasi dan pembangunan bisa mengakibatkan degradasi ekologi. Ini dapat memiliki konsekuensi yang jauh-reaching bagi ekosistem pulau dan mata pencaharian generasi mendatang.

10. Naratif kemajuan dan pembangunan
Analisis naratif seputar proyek ecocity. Mirip dengan retorika kolonial tentang 'misi peradaban,' pendukung proyek mungkin menggambarkannya sebagai jalan menuju modernisasi dan kemajuan. 

Penting untuk meninjau naratif-naratif ini secara kritis dan mempertimbangkan kepentingan siapa yang sebenarnya dilayani.

11. Potensi unrest sosial dan konflik
Sejarah menunjukkan bahwa situasi penggusuran paksa dan eksploitasi ekonomi dapat menyebabkan kerusuhan sosial bahkan konflik. Memahami potensi untuk hasil-hasil seperti itu penting untuk mengantisipasi dan mengurangi konsekuensi negatif.

12. Konteks ekonomi dan politik global
Tempatkan situasi dalam konteks global yang lebih luas. Pertimbangkan bagaimana sistem ekonomi internasional dan dinamika geopolitik mungkin mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah. Ini termasuk faktor-faktor seperti tuntutan pasar global, hubungan perdagangan, dan aliansi geopolitik.

13. Model pembangunan alternatif
Telusuri model-model pembangunan alternatif yang memprioritaskan kesejahteraan dan penentuan nasib sendiri dari komunitas lokal. Ini dapat melibatkan inisiatif berkelanjutan yang dipimpin oleh masyarakat yang seimbang antara pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian budaya dan pengelolaan lingkungan.

14. Warisan dan kenangan kolonialisme
Refleksikan tentang bagaimana warisan kolonialisme terus membentuk dinamika kekuasaan kontemporer. Gema ketidakadilan sejarah dapat terlihat dalam perjuangan saat ini untuk otonomi, pelestarian budaya, dan pembangunan yang adil.

15. Solidaritas internasional dan advokasi
Pertimbangkan potensi untuk solidaritas internasional dan advokasi. Sama seperti gerakan anti-kolonial sejarah mendapatkan dukungan di panggung global, upaya kontemporer untuk mengatasi isu-isu serupa mungkin akan mendapat manfaat dari kesadaran dan kerjasama internasional.

Dengan menyelami lapisan-lapisan yang lebih dalam ini, kita mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang kompleksitas dan implikasi dari situasi saat ini. Ini memungkinkan kita untuk menggambarkan paralel bermakna dengan kolonialisme sejarah sambil juga mengakui tantangan dan peluang unik dari konteks saat ini.





Catatan:
Seluruh dokumen berupa tulisan dan gambar dalam artikel ini, sudah dimintakan izin untuk ditayangkan di sini.

Salam,
az

Saturday, September 9, 2023

Posted by adrianizulivan Posted on 12:46:00 PM | No comments

Let Them Unchained!


Ketika dua hari lalu hape rusak, saya banyak nonton film di TV. Gonta-ganti film dari berbagai kanal sinema, di satu waktu bersamaan.


Nonton Django Unchained sampe jam 2 dini hari. Latar waktu di jaman itu menarik mata... hingga tiba adegan kekerasan kepada para budak yang bikin saya ganti kanal dan balik lagi setelahnya.


Saya ga pernah kuat lihat kekerasan, meski dalam skenario film. Tapi malam itu ada rasa lain yang muncul di pikiran: saya marah.

Ketika perempuan dibelenggu secara seksual, ketika identitas kelompok dilecehkan dengan kekuasaan, ketika mahluk Tuhan dihina oleh sesama mahluk Tuhan... Dan masih banyak adegan lain.


Saya tahu, film ini bukan berdasar kisah nyata. Tapi saya ga tahu, kenapa bisa se-emosi itu. Lalu menduga, ini adalah efek dari @orangtuabergerak (OB).


Hampir setahun terlibat dalam advokasi kasus ini, otak dan hati saya terbentuk menjadi cengeng dan pemarah. Mudah emosi untuk urusan terkait hal sejenis.



Pagi ini terbangun dengan membaca pesan lama (yang tiga pekan lalu masuk melalui japri di akun @orangtuabergerak, namun belum terbaca). Pesan dari orang tua yang anaknya dikiriminalisasi oleh aparat kriminil! Kasus yang mirip dengan kejadian asal tangkap yang ditangani OB.


Mata saya berair. Hati saya marah. Saya bisa apa?


Let them unchained!


YK, 20230910

Tuesday, May 2, 2023

Posted by adrianizulivan Posted on 10:36:00 AM | No comments

Quadragenarian



Welcoming quadragenarian.

Being forty and happy!

_az_

Saturday, December 31, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 1:04:00 PM | No comments

Petasan Entahlah

 


Kucing anjing bakal ketakutan, berondok di balik lemari meja kasur pintu, 

apapun untuk selamatkan dirinya dari suara PETASAN KALIAN.


Hewan jalanan mau sembunyi di mana? 🤷🏾‍♀️


Besok ruas jalan dan segala permukaan akan berwarna putih. 

Tentu bukan salju, tapi kertas sisa PETASAN KALIAN.


Sumpah deh, KELEN YANG MAIN PETASAN gak akan bersihkan sampah petasan yang akan terus berada di sana sampai tersapu angin dan hujan hingga sepekan nanti.


Udah 2023, masih aja main petasan 🧐

Mending makan kue cucur!


~ YK, jelang pergantian tahun 2022

Sunday, December 25, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 10:55:00 AM | No comments

Ijab Kabul


Saya selalu merasa ijab kabul adalah peristiwa yang teramat istimewa. Adalah momen dimana haru bercampur dengan bahagia.


Ini coba mengingat ijab kabul yang saya ikuti di usia dewasa, klo ada yang kelewat mohon maaf mumpung natalan (loh!)✌


Pernikahan sahabat (dia sudah bekerja, saya masih kuliah) menjadi ijab kabul pertama. Ketika dia bacakan janji pernikahan tentang tanggungjawabnya kepada istri, di situ saya menangis.


Pengalaman kedua adalah pernikahan kakak. Gak bisa fokus, sebab mengawasi mama yang sedang sakit (beliau dijemput dari RS untuk menyaksikan pernikahan ini).


Momen ketiga & keempat pada pernikahan sepupu. Keduanya mengharukan, sebab ayah mereka yang adalah paman saya, sudah tiada.


Ijab kabul kelima ketika Pak El bersalaman dengan papa saya. Ini ga nangis, karena tegang sepanjang persiapan & bete dengan riasan wajah saya 🤣


Keenam adalah pernikahan cucu (ya, gak salah baca!) dari pawami. Meski ga kenal & ga paham bahasanya (jawa halus), tetap mewek.


Pernikahan adik saya adalah momen ketujuh. Air mata sampai merusak riasan wajah, sebab begitu terharu (si manja udah nikah aja!).


Pak El punya priviles untuk menikahkan adiknya, sebab papa mereka sudah di alam berbeda. Maka momen dimana pawami menjadi wali nikah, adalah pengalaman kedelapan. Mata teteskan bulir bahagia.


Oktober lalu menjadi yang kesembilan dan kesepuluh. Dari pernikahan sahabat yang sudah seperti adik sendiri, yang bikin mata basah (aaak, kamu udah nikah aja!). Juga momen ketika pawami kembali menjadi wali, namun mata saya aman sebab sibuk bersiaran langsung di IGS 😪


Semoga segera ada kesempatan kesebelas, yang sekaligus menjadi kali terakhir Pak El melepas adik perempuannya. Yang minat menjadi adik kami, boleh sowan ke kangmasnya ☺️

*

Desember adalah bulan penting per-ijab kabul-an di keluarga, sebab orang tua, kakak & adik kami menikah di bulan ini. Jadi sebelum bulan ini berakhir, mari sempatkan bercerita!



Itu foto saat Pak El menjadi wali untuk adiknya. Urusan seragam bikin kami gak pernah senada, sebab dia menjadi pendamping mama yang 'dipajang' di pelaminan. Dia ikut warna orang tua, saya warna kakak-adik.

Sunday, December 18, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 10:58:00 AM | No comments

Siti Moendjijah

 

Ga kenal ya? Sama!


Contekan Google:

- salah satu generasi awal perempuan berpendidikan memadai di masa Hindia Belanda

- angkatan pertama santri yang dibina Mbah Yai & Nyai Dahlan

- dai perempuan (muballighat) berpandangan inklusif & toleran

- Ketua Aisyiyah lima periode (sejak 1932)

- tokoh perempuan dengan kemampuan orasi yang kuat

- trendsetter baju gamis ala ikram haji, yang belum dikenal umat Islam nusantara di masanya

- Wakil Ketua pada Kongres Perempuan pertama


Ia menjadi pelopor wajah muslim modern di Kauman, yang mendobrak adat tentang peran perempuan yang hanya berkutat di wilayah domestik. Kegiatan sosial Aisyiyah berkembang pesat di masa kepemimpinannya.


Dalam pidatonya yang terkenal berjudul "Derajat Perempuan", ia kelompokkan tiga kemuliaan wanita; yaitu budinya yang tinggi, ilmunya yang banyak, dan kelakuannya yang baik.


Nah sebab Moendjijah hadir dalam Kongres Perempuan, ia disebut-sebut sebagai salah satu tokoh yang membuat Soekarno menetapkan Hari Ibu.


Inti dari segala ini adalah:

Jika kalian mengenal atau memuja tokoh Asiyiyah yang berperan dalam isu pemenuhan hak perempuan DI MASA KINI, bolehkah bantu saya mengenalkan dengan beliau? Mau diundang sebagai salah satu pembicara dalam peringatan Hari Ibu pekan depan 🙏


Trims trims!


*

keren ya kerudungnya? Itu program pertama dari pengajian Sopo Tresno (cikal bakal Aisyiyah), yang menghimbau pesertanya untuk kenakan kudung berbahan sorban putih ala haji.

Friday, September 23, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 11:29:00 AM | No comments

Terus Melangkah


 

Ini bukan lagu.


Diterima di tiga kampus pada 2020 lalu, kemudian ajukan penundaan studi akibat pandemi. Mestinya sempat menyaksikan keriuhan pemakaman Ratu Elizabeth, karena bulan-bulan ini sudah mulai perkuliahan. Namun lagi-lagi minta ditunda, sebab tahun lalu mendapat amanah baru di tempat kerja.


Kesempatan gak datang dua kali, kataku soal amanah itu. Kuyakin dia mampu mendapat peluang lain, untuk lanjutkan kuliah di negeri seberang. Usulku agar jenjang ini ditempuh di Jogja saja, agar tetap bisa urus pekerjaan sekaligus membersamaiku menuju sehat.


Kucoba beri gambaran langkah, prediksi di mana dia berada nanti pada tiga hingga enam tahun mendatang. Dia pun menyepakati itu.


Didengar, diikuti dan dijadikan pertimbangan untuk langkah hidupnya, buatku merasa berharga. Toh langkah hidupnya juga menjadi langkah hidupku, sebab kami melangkah bersama bukan?


Kepala empat, orang bilang. Satu buat keluarga, satu buat pekerjaan, satu buat lingkungan, dan satu buat (si)apa saja yang butuh dia. Sesungguhnya konsep berbagi suami itu, aku restui untuk yang satu ini 😁


Life begins at 40, kata orang.

Selamat menempuh hidup baru, Pak El!

Mari terus melangkah, membersamai...


~ buwistri beserta @pasukanbulubulu







Kami melangkah dengan sepeda kayuh ataupun sepeda motor, yang keduanya adalah pinjaman 😅

Foto diambil @matahatta pada 2010 & @sintacarolina pada 2022. Sesungguhnya dua gambar terakhir adalah dokumen terlarang, yang dipublikasikan tanpa consent dari objek foto 💃


#pawami #SebelasSebelas

Wednesday, August 17, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 11:02:00 AM | No comments

Ukhuwah Insaniyah

 



Ukhuwah insaniyah,

persaudaraan sesama umat manusia. Ini adalah motivasi yang berkembang atas dasar rasa kemanusiaan. Bahwa seluruh manusia di dunia bersaudara.


Adalah Piagam Madinah, dokumen yang disusun Nabi Muhammad SAW atas sumbangsih pemikiran seluruh entitas kelompok agama di Madinah pada tahun 622. Dokumen yang mengandung nilai persamaan, kebebasan, HAM, musyawarah & toleransi ini; diyakini sebagai konstitusi demokratis modern pertama di dunia, yang hadir jauh sebelum era Magna Carta di Inggris.


Rasulullah SAW terus ingatkan pentingnya toleransi: Barang siapa menzalimi non muslim yang terikat perjanjian dengan Islam, menghinakannya, membebaninya di luar batas kemampuannya, atau mengambil hartanya tanpa kerelaannya, maka akulah lawannya pada hari kiamat kelak (HR Abu Dawud). Hal ini sejalan dengan QS al-An’am 108, yang melarang muslim untuk menistakan agama lain.


Di Nusantara, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah yang mengusung prinsip moderat bagi ke-Islam-an Tanah Air. Toleransi menjadi akar bagi pengembangan Muhammadiyah, yang lahir untuk membersamai kemajuan zaman.


Di Kampung Kauman Yogyakarta pada 1912, Muhammadiyah lahir, kemudian tumbuh, hingga berkembang sampai pelosok negeri. Di kampung ini pula di masa modern kini, seorang manusia diusir akibat berbeda.


Selamat Hari Kemerdekaan, hari ini, bagi manusia-manusia yang sangggup merayakannya.

Mari renungkan makna kemerdekaan, bagi manusia yang tak dapat merdeka dalam menjalani keyakinannya sebagai umat yang berbeda.


[Tangkapan layar berupa pesan seorang teman kepada saya, 10 hari sebelum peringatan 77 tahun kemerdekaan RI]

Thursday, July 28, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 11:31:00 AM | No comments

Warung Tanpa Rokok

 




Ini warung biasa, kecil, sederhana, harga makanan murah. Tak ada yang istimewa.


Tapi warung kecil ini kekeuh untuk tidak membiarkan pelanggan merokok di dalam ruangan. Tentu ada pergolakan.


"Ada saja yang merokok sembunyi2, nanti kami minta merokok di luar," kata pelayan warung.


Alasan warung tidak bolehkan merokok, adalah karena protes penghuni kos di lantai atas. Lantai atas adalah kos-kosan perempuan. Selain itu, banyak ornamen kayu yang jadi interior ruangan, sehingga rawan terbakar.


Apapun alasannya, saya sangat salut. Meski bukan warung rame, mereka bersedia 'mengusir' pelanggan ngeyel yang tidak ikuti aturan larangan merokok.


Sebagai pelanggan, saya merasa sangat nyaman di sini. Bisa menghirup udara tanpa merasa bengek, dan gak perlu kipas2 untuk halau asap rokok.


Yang terpenting, tanpa sampah rokok warung ini bersih dan tidak bau. Gak percaya? Buktikan sendiri!


📍Jl Solo, seberang RS Siloam YK

☎️ @miebaksobedjo

Sunday, July 24, 2022

Posted by adrianizulivan Posted on 8:02:00 PM | No comments

Tentang Aksi Kolektif

Gotong royong menjadi budaya yang mengakar dalam sendi kehidupan berbangsa kita. Sebagai istilah, koletivisme telah digunakan dalam teori sosialis sejak 1880. Namun filsuf Jenewa Jean-Jacques Rousseau dipercaya sebagai orang pertama yang menggunakannya pada 1762, dalam teori kontrak sosial.

Di masa kini bentuk yang sejalan dengan altruisme itu begitu lekat dalam keseharian kita, hingga menjadi dasar bagi gerakan sosial kemasyarakatan. Meletakkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau golongan, adalah tujuannya.

Kolektivitas menjadi dasar bagi kerja-kerja sosial, yang menuntut adanya kebersamaan dalam tiap tahapan proses. Proses membersamai ini, tak akan sempat memberi ruang bagi ke-aku-an.

Maka ketika "aku" dimunculkan dalam identitas yang mengusung semangat kolektivitas, kira-kira apa yang akan terjadi ya?

Saya sedang menulis tentang aksi kolektif. Jika kalian punya pengalaman, mohon bantu menjawab pertanyaan di atas 🙏 Pengalaman kerja sosial bersama komunitas dengan bentuk kerelawanan, lebih diutamakan.

mlekom,
az

Maturnuwun 💪

*📷 Foto ndak nyambung ndak papa lah, ngambil dari gugat.id

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata