Friday, June 19, 2015

Posted by adrianizulivan Posted on 9:22:00 AM | No comments

Tari Colorblock



Balet adalah salah satu gerakan yang diusung kelompok tari Introdans dalam penampilan mereka di Indonesia Senin (08/06) lalu. Sebab merupakan tarian fushion, mereka tidak menggunakan kostum khusus balet. Kostum hijau merah bertema colorblock ini menjadi satu dari rangkaian kostum yang membuat tarian mereka makin memukau.

Gambar diikutkan dalam Turnamen Foto Perjalanan Ronde 62: Hijau.

Mlekom,
AZ

Thursday, June 18, 2015

Posted by adrianizulivan Posted on 8:15:00 PM | No comments

Lima Malam di Surabaya

13-17 lalu di Surabaya untuk pekerjaan. Tiap malam dolan, daripada nggak sempat ngapa-ngapin! Aku nginap di hotel yang terletak di ujung berung-nya Surabaya. Hotel ini dipilih, agar dekat dengan jalur ke Sidorajo, tempat agenda kantorku. Nggak ada cara lain untuk menikmati kota, selain ngabur di malam hari.

Malam pertama
Dijemput Imam di hotel. Ngangkring di Angkringan Mak Joss di Jalan Bendul Merisi. Tempatnya asyik banget, mirip Raminten Kotabaru Yogya. Memang ini warung makanan Yogya. Ah, sate telor puyuh dan ususnya menggoda hati, tapi sayang sudah tiga bulan ini nggak konsumsi makanan berkolesterol tinggi. Jadi pesan bakmi goreng aja. Lumayan ngobati kangen Yogya, meski nggak seenak bakmi langganan di Concat.
Malam kedua
Masih ditemani Imam, dari hotel di Surabaya Selatan, kami bergerak ke Surabaya Utara untuk agenda Pasar Kampung Ampel (yang kudapat dari search event di Facebook). Kami datang kemalaman, makanan tinggal sedikit dan pertunjukan tinggal lagu arab di panggung.
Foto punya Imam.
Lumayan masih nemu pedagang kebab yang masaknya lama pisan tapi rasanya ajib. Juga sempat lihat poto-poto Ampel lama yang dipajang untuk pengunjung. Di sana ketemu Frenavit, teman Twitter jaman JALIN Merapi yang belum pernah ketemu offline. Fre datang bersama rombongan teman dari Kopdar Surabaya.
Foto dari tweet Fre.
Akhirnya kami nongkrong di nasi kebuli langganan mereka, tepat di sebrang gerbang Ampel. Enak, meski nggak sedahsyat nasi kebuli yang pernah kumakan di Solo (lupa nama dan tempatnya). Mereka ajak aku ikutan agenda Senin Bebek", agenda icip-icip keliling Surabaya. Mirip agenda 'Rabo Soto" milik anak-anak onliner Yogya. Untuk Senin, temanya bebek. Okesip! (yak kolesterol yak... itu bebek... itu kebuli kambing...)
Malam ketiga
Nggak sengaja siang tadi ketemu Awang, teman lama yang bergiat di pusaka Surabaya. Aku tanya tentang Peneleh, malah ditawarin nganterin. Alhamdulillah.
Soto Dhok.
Dari tempat acara di Sidoarjo (di mana kami sama-sama pameran di sana), mampir dulu makan soto asli Jombang, soto dhok (saat meramu ke dalam mangkok saji, ditambah kecap, botol kecapnya digebrak ke gerobak, bunyi dhok! Ngagetin, hahaha) dan magriban. Lalu kami berangkat ke Rumah Peneleh. Kebetulan Awang kenal dekat dengan penjaganya.
Andai bangunan cantik ini rumahku...
Di Peneleh hanya sejam, sebab nggak banyak yang bisa digali. Bapak 'juru kunci' rumah HOS Tjokroaminoto itu lagi keluar. Kami sempat melihat-lihat seluruh bagian rumah dan ngobrol dengan anaknya. Aku juga menolak ajakan Awang untuk menjelajah Kampung Peneleh ini, sebab sudah malam. Selain aku takut dengan makam yang bertebar di mana-mana (ya, bertebar. Ada makam yang berada di tengah jalan kampung), juga nggak enak ganggu warga yang sudah siap beristirahat.

Lalu ke Perpustakaan Kota di kompleks gedung Pemuda. Awang mau mengembalikan buku pinjamannya. Kami sempatkan mampir ke TIC yang terletak di samping perpus. TIC ini dikelola oleh Cak Ning Surabaya, Awang adalah mantan Cak. Di sana aku ambil banyak brosur wisata. Sayang di Rabu besok, hari terakhirku di Surabaya, bus jelajah kuliner Peneleh yang dikelola teman-teman Cak Ning ini sedang tidak ada jadwalnya.

Kami kemudian bergerak ke Kayoon, untuk agenda Senin Bebek. Eh, nggak nemu teman-teman. Belakangan aku tahu agendanya dipindah :) Akhirnya langsung ke hotel, sebab Awang akan berangkat ke Yogya. 

Malam keempat
Usai agenda kantor, aku dan teman niat mampir ke Museum Mpu Tantular. Kami jalan kaki dari GOR, tempat acara. Eh ternyata jauh (plang yang kami lihat tiap hari kalau mau ke GOR, ternyata menunjukkan arah belokan yang masih setengah jam lagi ke museum). 
Ki-ka: es selasih, baso.
Akhirnya sambil nunggu mobil jemputan, kami mampir ke warung Bakso Kuto Cak To yang unik banget. Setelahnya langsung ke hotel dan nggak keluar lagi. Cape banget. Lagian besok seharian bisa puas jalan.

Malam kelima
Kampung Ampel, Pasar Bunga Bratang, Museum WR Soepratman, Klenteng Hong Tiek Tian, Masjid Cheng Ho, Pura Agung Jagad Krana, Museum Loka Jala Crana, Gereja Kepanjen,  Monkasel, Masjid Peneleh. Ini adalah daftar yang kutulis untuk agenda hari ini. 

Pengen habiskan pagi di pasar bunga, sebelom dolan dengan temanku siang nanti. Tapi apa daya, malas tak terhingga. Habis subuhan tidur lagi, bangun jam 9, mandi, sarapan sampe resto hotel mau tutup. Sebelum sarapan telp operator minta kamar dibersihkan, selesai sarapan kamar sudah kinclong. Tidur lagi sambil nonton. Jam 11.00 packing. Setengah jam kemudian Cakpii sudah di lobi. Kami akan jelajah Kampung Ampel. Yay!
Gerbang masjid.
Tadi sempat telepon SHT, tapi jadwal hari ini penuh. Jadinya langsung ke Ampel, numpang solat dzuhur di sana. Ih, geli banget sama lantai tempat wudhunya yang berlendir, nempel di kaki (akhirnya gak cekeran, pakai sandal jepit di sana). Aku nggak ke makam Sunan Ampel, nggak hobi ke makam.
Tempat wudhunya. Duh!
Menarik melewati pedagang yang berjajar di tiap gang menuju masjid. Berasa di mana ya? Apakah di Arab? Entahlah, aku belom pernah ke Arab. Yang pasti, para pedagang memajang ragam kurma, pakaian muslim, ikram, kitab, minyak wangi, tasbih, kerudung, apapun. Aku sempat beli kerudung sebelum masuk masjid, sebab diharuskan menutup kepala.



Di ujung gang dekat parkiran, kami lihat satu warkop tua, lalu mampir. Agenda selanjutnya ke Gereja Kepanjen. Wuih, bangunannya megah banget! Kami cuma menikmati dari luar, sambil nongkrong lama menikmati ragam minuman di deretan warung depan gereja.




Selanjutnya, Masjid Cheng Ho! Meski ini merupakan bangunan baru, namun tetap menarik melihat-lihat keunikannya.


Cakpii hubungi temannya yang punya warkop. Kami mampir ke sana, sambil nunggu malam (aku berangkat ke Jakarta pukul 20.30). Warkop Troya namanya. Di sini baru dapat kopi yang bener :) 

Ternyata warkopnya dekat banget dari hotelku, tahu gitu tiap malam nongkrong di sini sama teman-teman kantor yang sakau butuh kopi. Oh ya, di halaman warkop ini ada soto Lamongan enak, kami makan malam di sana.

Warkop ini milik Cak Waw, salah satu seleb video animasi. Warungnya nggak sekadar tempat ngopi, tapi juga tempat ngumpulnya komunitas animasi. Kapan-kapan semoga bisa cerita lebih banyak.
Cakpii, aku, Cak Waw.
Sampai di sini kisah lima malam di Surabaya. Semoga ada malam-malam lain yang menyenangkan. Malam-malam ini nggak akan terlaksana tanpa dukungan semua pihak (belagak credit title film) yang dapat kusebutkan satu per satu:
  1. Imam Muttaqin untuk PP dua malam plus nyamperin lagi di hari terakhir plus ngasih cagak X-banner miliknya.
  2. Dito (Kopdar Surabaya) yang sudah datang ke Sidoarjo bawa charger kamera meskipun tetap nggak cucok.
  3. Awang Firmansyah yang sempatkan ajak dolan sebelum berangkat dan pinjamkan charger sekaligus kameranya.
  4. Cakpii yang sudah datang jauh-jauh dari Gresik, antar jelajah kota sejak siang panas hingga malam dingin.
  5. Cak Waw yang sudah mengenalkan lotion anti nyamuk dan untuk traktiran kopi di warungnya.
  6. Juga teman-teman baru di sana: Fre, Shellya, Aziz, dll yang aku gatau dan lupa namanya. 
Makasih, ya! Aku tunggu di Yogya!

Mlekom,
AZ


Posted by adrianizulivan Posted on 7:25:00 PM | No comments

Perjuangan di Kota Perjuangan


Jumat 12 Juni.

08.00 | Bangun kesiangan usai lembur semalam. Malas-malasan tarik koper 24' untuk isi beragam barang yang mau dibawa ke Yogya sore ini. Buku, baju, kurma (iya tiap pulang bawa ini, selalu ada di meja makan). 

09.00 | Tiba di kantor dengan ojek (biasanya pakai Tije, tapi malas seret-seret koper ke jembatan penyebrangan - halte). Kemarin sudah bilang ke supervaysor, mau masuk setengah hari saja sebab mau nengok adek sepupu operasi.

12.00 | Pekerjaan belum selesai juga. Operasi jam 14, yaudahlah gak usah nunggu operasi, yang penting datang. Sambil kerja, sambi pindahin barang-barang dari koper 24' ke koper 26' yang dipinjamkan bu supervaysor untuk membawa materi pameran dan tripod.

13.00 | Masih belum bisa pergi, mau ambil cetakan yang akan dibawa ke Sidoarjo.

14.00 | Ke percetakan di dekat Pasar Santa, lalu ke RSIA Cempaka Putih. Sampai di RS jam 15.00. Seluruh keluarga sedang nunggu di luar ruang operasi. Titip barang bawaan di Satpam, shalat, ke luar cari makan. 

16.00 | Lagi nunggu makanan, ditelp kalau operasinya sudah selesai, pasien dipindah ke ruang rawat.

16.30 | Si adek siuman, lalu ngobrol sebentar.

16.45 | Pamit ke bandara. Sudah check in online, tapi tetap deg-degan jelang berangkat pukul 19.35. Takut drop bagasi sudah tutup, padahal bawa koper segede itu.

18.00 | Tepat sejam sebelum take off. Untung tadi sudah makan.

21.00 | Clingak-clinguk cari taksi, disamperin tukang ojek. Akhirnya memilihnya, setelah si bapak memastikan kalau ia bisa membawa koper segede itu. Lalu ketemu nCen.

22.00 | Sampai rumah.  Mama Papa kaget. Sambil makan cerita kenapa cuma mampir, kenapa bentar banget di rumah, dst. Lalu tidur.


Sabtu, 13 Juni.

02.00 | Alarm bunyi, juga dibangunin Papa. Mandi. Langsung ke stasiun Tugu. Duh, salah lihat jadwal, kirain berangkat 03.30, ternyata sejam kemudian. Mama turun nunggu sampai berangkat, si Utha nunggu di mobil sambil tuntaskan kantuk.

04.30 | Berangkat. Coba tidur susah sekali, entah karena dingin entah karena apa. Yang pasti makin terganggu dengan (ahem) bau mulut pagi hari bapak-bapak yang duduk di sebelah :(

08.30 | Tiba di Surabaya, hubungi hotel untuk early check in. Kepengen mandi lagi sambil sedikit istirahat. Dijadwalkan rapat dengan orang dinas pukul 10.00. Ini yang bikin aku bela-belain naik kereta tengah malam, sebab pesawat termurah akan membuatku telat dua jam dari jadwal rapat.

09.30 | Turun ke resto hotel, sarapan. Langsung gabung dengan teman-teman yang sudah di Surabaya sejak kemarin.

10.00 | Tim Dinas yang ditunggu belum tiba. Ternyata mereka ambil pesawat pukul 09.00. Gondok banget aku!

11.00 | Tim Dinas hubungi kami, mereka baru sampai hotel dan ingin istirahat dahulu. "Sebab kami tadi berangkat dari rumah jam 02.00, jadi kami akan gabung setelah dzuhur." OKESIP! Kami putuskan untuk langsung ke TKP di Sidoarjo.

Oh ya, ceritanya kami datang untuk mendampingi tim Dinas tsb untuk membuka pameran di sebuah ajang nasional. Dinas ini terpilih menjadi finalis dalam sebuah kompetisi inovasi yang diselenggarakan Kementerian. Kami membantu dari urusan duit (bayar tiket, hotel, hingga bahan dan alat pameran), hingga urusan tenaga (jaga booth, dokumentasi, hingga... pemasangan materi pameran!). 

Kami beri dukungan ini, sebab Dinkes mendapat kesempatan meraih penghargaan tersebut atas inovasi yang dilakukan dengan menggunakan sebuah sistem yang kami bangun.

11.30 | Kami tiba di Sidoarjo, mampir ke kantor cabangn di kota ini untuk meminjam LED. Lalu ke lokasi acara. Seluruh booth (ada puluhan), sibuk didandani dengan beragam perangkat profesional. Booth Dinas kosong melompong, belom tahu mau diisi apa. Ya, untuk itulah kami datang hari ini. 13.00 Dinkes hubungi bahwa mereka sedang makan di hotel. HUFFF!

14.30 | Akhirnya yang dinanti-nanti tiba! BAYANGKAN JIKA AKU BISA TIDUR NYENYAK DI RUMAH YOGYA SAMPAI SESORE INI. HUFFF! "Kami serahkan saja kepada Mbak," kata orang Dinkes saat ditanya rencana menghias booth. YA KALAU GITU NGAPAIN MEREKA KE SINI, KALAU KAMI JUGA YANG MENGERJAKAN?

16.00 | Kami putuskan untuk mencetak sejumlah poster raksasa untuk menutupi ketiga sisi dinding. Lalu membuat sedikit gambar rencana penempatan barang-barang.

16.30 tiba di Snappy, percetakan di Surabaya. Snappy bilang bisa selesaikan cetakan besok pagi. Kami tawar jadi jam 00.00 dini hari, mereka tawar pukul 01.00 dan cetakan diantar ke hotel.

17.30 | Macet, orang pada ke arah Tunjungan untuk malming. Kami sempat mampir ke Gramedia beli ATK. Sejam baru sampai hotel yang terletak di pinggiran Surabaya ini. Memang diambil yang dekat ke arah Sidoarjo. Beli siomay nggak enak di seberang hotel. Tiduran sambil nonton TV.

19.00 | Temanku orang Surabaya datang, tadinya sempat mau batalin janjian karena capek. Akhirnya nongkrong, makan lagi.

23.00 | Sampe hotel lagi. Nggak bisa tidur sebab harus ke Sidoarjo jam 01.00

01.30 | Ditelp, suruh siap-siap. Di jalan rebahan, berusaha tidur.

02.00 | Tiba di Sidoarjo, langsung beberes booth. Yang laki-laki pakai manjat-manjat pasang poster, yang perempuan urusan lihat tu poster miring atau nggak. Selain tim kami, Tim Dinas juga kerahkan dua anak mudanya--yang keduanya cewe, sehingga cuma masang foto-foto kegiatan mereka. Oh ya, foto-foto ini dan sebuah poster ukuran spanduk adalah dua-duanya materi pameran yang mereka bawa. HUFFF.

03.00 | Kembali ke hotel. Aku nggak bisa tidur sampai adzan. TEman-teman akan kembali ke Sidoarjo pukul 06.00.

05.00 | Aku watsap teman, bilang nggak sanggup mo berangkat dan mau tidur sampai jam 09.00. Daripada sekarang tepar dan tiga hari ke depan nggak sanggup ngapa-ngapain.

09.00 | Sudah duduk cantik di restoran. Ketemu dua teman yang semalam pasang poster. Mereka jam 11 mau ke bandara, jadi nggak ikut ke Sidoarjo.

10.00 | Tiba di TKP. Semua sudah beres. Aku ambil bangku, nyalain laptop di meja. Tengah hari nggak kuat, langsung rebahan di lantai (yang berkarpet itu), masuk ke bawah kolong meja (yang ada taplak panjangnya itu), tidur.

13.00 | Bangun, makan makanan yang sudah dibelikan Tim Dinas. Shalat.

17.00 | Sampai di hotel.

19.30 | Dolan bareng teman Surabaya sampai jam 22.00

22.30 | Akhirnya bisa tidur dengan benar.

Gambar diambil temanku saat tidur ronde kedua di booth, kali ini nggak masuk ke bawah meja :p Ini akan menjadi kenang-kenangan tak kan terlupa tentang cerita tidur di Surabaya si Kota Perjuangan. Ah, memang ke Surabaya kali ini penuh perjuangan... *lebay* 

Mlekom,
AZ


Wednesday, June 10, 2015

Posted by adrianizulivan Posted on 2:13:00 PM | No comments

Kanker Castro


Pemuda kelahiran 7 November 1989 ini menderita kanker di bagian mata kirinya. Castro Suharno, namanya, tinggal di Dusun Wino RT 01/RW 07, Sumub Lor, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Ia merupakan putra dari bapak Sopari (52) dan ibu Rutini (49). Ayahnya bekerja sebagai buruh batu bata, sedangkan sang ibu adalah buruh tani.

Saat ini keluarga ingin mengobati kanker Castro, namun mempunyai kendala biaya. Tidak diketahui apakah keluarga ini sudah terdaftar di BPJS atau belum. 
Adalah Putri, tetangga keluarga Castro, yang memberikan informasi ini kepada saya. Jika ingin membantu, silahkan menghubungi Mbak Putri di nomor 082136030836 dan WA 085729431147.

Update per 12 Juni 2015, dapat masukan informasi:
Jika ada yang ingin menyumbang, ada baiknya sebagian dana tersebut digunakan untuk mendaftar BPJS Mandiri (jika Castro belum terdaftar). Bayar iuran selama setahun: 12 bulan x Rp 25.500* per bulan = Rp 306.000. Dengan jumlah ini, Castro dapat berobat selama setahun.

Meski sudah didaftarkan ke BPJS Mandiri, baiknya tetap didaftarkan ke BPJS reguler. Jika menunggu pendaftaran reguler, maka akan memakan waktu lama, sehingga sulit untuk membawa Castro berobat sesegera mungkin akibat panjangnya alur administrasi pendaftaran. Tentu saja, harga pelayanan kesehatan dengan BPJS lebih murah dibanding membayar langsung tanpa asuransi.

*Rp 25.500 adalah iuran minimal. Tak ada perbedaan layanan medis, hanya perbedaan ruang rawat inap.

Semoga kanker Castro segera tertangani...

Mlekom,
AZ


Monday, June 8, 2015

Posted by adrianizulivan Posted on 2:46:00 PM | No comments

Dua Kabupaten EMAS Peroleh Penghargaan


Gelar Pameran dan Simposium Inovasi Pelayanan Publik Nasional 2015

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) berikan penghargaan bagi Top 25 Inovasi Pelayanan Publik di Jakarta (29/04) lalu. Ini adalah pengharagaan bagi inovasi pelayanan publik yang muncul dari berbagai instansi pemerintah pusat maupun daerah di seluruh tanah air.

Agar masyarakat dapat mengetahui apa saja inovasi tersebut, Kementerian PANRB mengadakan “Gelar Pameran dan Simposium Inovasi Pelayanan Publik Nasional 2015” yang dilaksanakan di Sidoarjo, Jawa Timur pada 14-16 Juni 2015 lalu. Agenda ini tak hanya mengundang Top 25, namun juga menghadirkan Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2015.

Dua kabupaten yang menggunakan Sistem informasi jejaring rujukan (SIJARIEMAS) yang dikembangkan oleh Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS), sebuah program yang didanai USAID, berkesempatan menjadi Top 99. Kedua kabupaten tersebut adalah Pinrang (Sulawesi Selatan) dan Karawang (Jawa Barat).
2.
3.
4.
RSUD Lasinrang Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan bahkan menjadi finalis di ajang United Public Service Awards (UNPSA) 2015 yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Inovasi dari RSUD Lasinrang ini bernama “Pengembangan Unit Perinatologi Menurunkan Kematian Bayi”. Inovasi ini berhasil menurukan angka kematian bayi dari 11,5% menjadi 4,15%. 


5.
6.
7.
8.
“Call Center SIJARIEMAS” merupakan inovasi yang menempatkan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang di jajaran Top 99. Inovasi ini merupakan sebuah program terintegrasi yang menempatkan sejumlah bidan untuk berjaga selama 24 jam di Call Center. Call Center ini, selain memantau sistem rujukan kegawatdaruratan maternal, juga melayanin tanya jawab seputar informasi kesehatan kehemilan.
9.
10.
Simposium ini diisi dengan seminar, workshop dan pameran.  Ketika membuka agenda tersebut, Menteri PANRB Yuddy Chirsnandi mengharapkan agar kegiatan ini mampu menjadi salah satu cara untuk meningkatkan inovasi pelayanan publik di seluruh instansi pemerintah.

Keterangan Foto:
  1. Tim Call Center SIJARIEMAS Karawang (ki-ka): Ema Maria, Nisa Novianti Agustini, Dr Yayuk Sri Rahayu MKM (Kasie Kesga dan Gizi Dinkes) dan Dr Yuska Yasin (Kadinkes)
  2. Drg Siti Hasnah Syam, MARS, Direktur RSUD Lasinrang, merasakan perubahan pesat yang terjadi di unit kerjanya, sejak mengadopsi SIJARIEMAS.
  3. Informasi SIJARIEMAS yang dipamerkan RSUD Lasinrang.
  4. Menteri PANRB Yuddy Chirsnandi beserta Gubernur Jatim Soekarwo kunjungi stand RSUD Lasinrang
  5. Nisa Novianti Agustini (Bidan Call Center Dinkes Karawang) jelaskan tentang aplikasi SMS SIJARIEMAS.
  6. Ema Maria (Bidan Call Center Dinkes Karawang), tunjukkan cara kerja SIJARIEMAS kepada pengunjung.
  7. Seorang pengunjung melihat poster berisi cara kerja SIJARIEMAS.
  8. Suasana stand SIJARIEMAS Karawang.
  9. Suasana pembukaan Gelar Pameran dan Simposium Inovasi Pelayanan Publik Nasional 2015.
  10. Suasana seminar, berisi pemaparan Top 25.

AZ

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata