Saturday, July 27, 2013

Posted by adrianizulivan Posted on 8:49:00 AM | No comments

Cara Nesta Memahami Situs Purbakala

“Yang terakhir!” teriak Hanesta Aldera Rizzy (8) ketika ditanya candi kesukaannya. Seharian itu (14/06), Nesta, panggilan bocah ini, ikut rombongan panitia Tahun Pusaka Indonesia 2013 dalam Jelajah Percandian Sekitar Kawasan Prambanan. Ada empat candi yang dikunjungi, yaitu Kedulan di Kabupaten Sleman, DIY; serta Sari, Plaosan dan Sojiwan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Tak mengherankan jika Nesta begitu mengagumi Sojiwan. Candi yang disekeliling bangunannya dipenuhi panel berelief fabel itu, tentu menarik minat anak. Ada kisah angsa dan kura-kura, kera dan buaya, gajah dan kambing, serta sembilan kisah menarik lain. Nesta terus mencari relief kinnara-kinnari, dua burung kembar dalam mitologi, yang telah lama dikenalnya.

Nesta tak sendiri, ada sejumlah anak lain yang berkerumun mendengar kisah panel per panel yang diceritakan Elanto Wijoyono. Anak-anak ini adalah warga yang bermukim di sekitar Candi Sojiwan.

Anak-anak menyimak fabel relief Sojiwan
Sebagai penggagas acara, Elanto merasa penting untuk melibatkan warga sekitar, termasuk anak-anak. “Kunjungan ini memang untuk untuk menangkap persepsi masyarakat lokal terhadap situs purbakala di sekitarnya.” Rombongan tak hanya berbincang dengan anak-anak, namun juga petugas penjaga candi, pengunjung, orangtua yang mengawasi anaknya bermain, hingga petani yang beraktivitas di sekitar kawasan situs purbakala ini.

Rombongan merasa takjub dengan keahlian seorang petugas kemanan di Candi Kedulan. Sebagai lulusan SMK yang tak pernah mendapat pendidikan kepurbakalaan, ia mampu menjelaskan banyak hal terkait candi yang dijaganya itu. Seorang pengunjung dari Yogyakarta yang datang bersepeda santai, menyayangkan minimnya publikasi terhadap situs-situs marjinal. Masyarakat lokal menyatakan penghargaan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang akhir-akhir ini mulai melibatkan warga Sojiwan dalam berbagai kegiatan. Lihat bagaimana sepasang suami-istri petani memanfaatkan lahan di sekitar kompleks Candi Plaosan untuk mengeringkan hasil panen jagungnya.

Menjemur hasil panen di depan kompleks Candi Plaosan
Pengalaman tak menyenangkan juga mewarnai jelajah ini. Rombongan sempat bersitegang dengan dua petugas di pintu masuk Candi Plaosan. Keduanya meminta biaya masuk pengunjung tanpa memberikan karcis, sedangkan rombongan tak ingin memberi uang tanpa bukti pembayaran.

Yang pasti, berbagai persepsi ini penting untuk memetakan pemahaman warga terhadap situs purbakala. Itulah pesan penting dalam agenda jelajah yang diselenggarakan pada Hari Purbakala Indonesia tersebut. “Ini sebagai peringatan sederhana untuk mengenang perjuangan perintis ilmu arkeologi. Melalui jelajah percandian, kami ingin melihat hasil upaya konservasi yang telah dilakukan selama ini,” jelas Prio Atmo Sancoyo, koordinator acara.

Pemerintah kolonial Hindia Belanda membentuk Oudheidkundige Dienst in Nederlansch-Indie pada 14 Juni 1913, yang kemudian diperingati sebagai Hari Purbakala Indonesia. Lembaga ini dibentuk untuk menangani hal kepurbakalaan ini kemudian menjadi Jawatan Purbakala (1936), hingga menjadi Dinas Purbakala (1951) yang bertanggung jawab kepada pemerintah Republik Indonesia. Tahun 2013 menjadi istimewa, sebab usia kepurbakalaan Indonesia mencapai angka 100.

Pemilihan candi-candi kecil di sekitar kompleks utama percandian Prambanan bukan tanpa alasan. Beberapa waktu lalu, terjadi kehebohan nasional terkait rencana pembangunan hotel di areal penyangga Candi Prambanan. Padahal, pemerintah telah menetapkan areal tersebut sebagai kawasan strategis nasional (KSN). 

Selain alam, menurut Elanto, faktor manusia berpengaruh besar pada kelestarian situs arkeologi. Desakan pembangunan kawasan yang merambah hingga kawasan pusaka (heritage) harus dicermati, apalagi jika melanggar prinsip pelestarian. Konsistensi pemerintah dalam mengawal komitmen pelestarian harus dipantau bersama oleh masyarakat. Ini penting, agar kelestarian pusaka purbakala dapat terjaga dan termanfaatkan seutuhnya untuk kepentingan ilmu pengetahuan. “Pekerjaan rumah terbesar selanjutnya adalah bagaimana menjadikan potensi ini sebagai entitas yang dapat bermanfaat secara riil bagi kehidupan sosial budaya masyarakat setempat dan bangsa Indonesia,” imbuhnya.

Ada ratusan situs marjinal yang terdapat di areal KSN sekitar Prambanan, termasuk keempat candi yang dikunjungi rombongan ini. “Meski tak utuh, situs-situs ini juga menyimpan beribu pengetahuan yang harus terus digali dan dikabarkan pada khalayak,” kata Prio. Menurutnya, agenda menggali pemahaman warga sekitar situs arkeologi akan rutin dilakukan, di berbagai kawasan pusaka lainnya.

Pemetaan pemahaman seperti ini akan membantu pihak-pihak yang bekerja di ranah pelestarian untuk menentukan arah kebijakan konservasi. Pemetaan ini dapat menentukan bentuk pelayanan seperti apa yang dibutuhkan warga sekitar; apakah pendidikan kepurbakalaan, pelibatan dalam konservasi, dan seterusnya. 

Program pelestarian yang tepat sasaran akan berberdampak panjang pada pelestarian situs. Petugas keamanan yang mengerti betapa berharga situs yang dijaganya, warga yang merasa memperoleh manfaat dari keberadaan situs, dan seterusnya. Semua berujung pada rasa memiliki yang berdampak positif pada ketulusan untuk menjaga. 

Sehari usai jelajah, Nesta membuat cerita pendek yang terinspirasi dari fabel Sojiwan. Itulah cara Nesta memahami situs purbakala.

Teks dan Foto: Adriani Zulivan

Tuesday, July 23, 2013

Posted by adrianizulivan Posted on 9:50:00 PM | No comments

Kursus Menjahit di Yogyakarta: Adana

Adana Fashion Design



Program:
  1. Designer (rancang mode)
  2. Pattern making (menjahit)
Lama pendidikan masing-masing selama enam bulan. Jika digabungkan rancang mode dan menjahit, menjadi tujuh bulan.


Biaya:
Biaya berikut sudah termasuk biaya wisuda, namun belum termasuk bea pendaftaran. Segala alat dan bahan (kecuali mesin jahit), disediakan sendiri oleh siswa. Rincian biaya lihat gambar.
  • Rancang mode: Rp 3.600.000,-
  • Menjahit: Rp 3.600.000,-
  • Rancang mode + menjahit: Rp 4.200.000,-
Klik untuk memperjelas gambar.

Kelebihan:
  1. Lokasi di tengah kota. Meski tak dilewati angkutan umum, lokasi ini dapat diakses dengan mudah.
  2. Ruang kursus full AC
  3. Kursus diampu oleh designer kenamaan Jogja.
  4. Hasil desain siswa akan diikutkan dalam acara tahunan Jogja Fashion Week.
  5. Tempat kursus bersebelahan dengan butik. Butik ini memajang rancangan para siswa dan pemilik. Ini menguntungkan siswa, dapat melihat contoh-contoh kreasi.
  6. Ada magang di pabrik garmen atau butik ternama.
  7. Untuk program Designer, ada kunjungan lapangan berupa fashion research ke sentra-sentra garmen, seperti workshop batik, tenun, dst di Jogja dan luar kota.
  8. Ada wisuda di akhir program pendidikan. Tiap siswa diminta merancang baju untuk dipamerkan dalam sebuah ajang fashion show. Selama ini, fashion show diselenggarakan di Balai Pamungkas, mulai wisuda terdekat akan berpindah tempat ke Hotel Phoenix.
  9. Adana merupakan Lembaga Pendidikan Kejuruan (LPK) yang memiliki banyak kejuruan. Salah satunya modelling. Ini keuntungan bagi perancangan busana, dapat model untuk mengenakan rancangannya di fashion show (model disediakan oleh LPK tanpa membayar).



Alamat: 
Jl. Mawar No. 5 Baciro, Yogyakarta
*dari Stadion Mandala Krida, lurus ke utara, tempat di kiri (barat) jalan.

Telp: 0274 - 562325/6522857

Cek blog Si Tukang Jahit untuk melihat daftar tempat kursus menjahit lainnya, di alamat ini.

Mlekom,
AZ

Wednesday, July 17, 2013

Posted by adrianizulivan Posted on 7:19:00 PM | No comments

Buka Puasa Alumni Aktivis Pers Mahasiswa se-UGM


UNDANGAN
Buka Puasa Bersama 
Alumni Aktivis Pers Mahasiswa se-UGM


Mengundang rekan-rekan alumni Aktivis Pers Mahasiswa se-UGM dalam acara buka puasa bersama. Besar harapan kami bila rekan-rekan berkenan hadir dalam kegiatan ini. 

Waktu:
Kamis, 17.00 WIB

Tempat: 
Flora Garden Cafe, Kawasan Hanggar Teras 
Jalan Gatot Subroto Kav 72 Pancoran (lihat peta di sini).


Salam hangat,
Narto
085885266279 


*Sumber: Facebook.

Saturday, July 13, 2013

Posted by adrianizulivan Posted on 3:09:00 PM | No comments

Jelajah Kampung Santri Tertua di Jogja


Ngabuburit di Kampung Kauman Yogyakarta
Menjejak Sejarah
Kampung Santri Tertua di Jogja

Sabtu, 13 Juli 2013


Komunitas Blusukan Kauman akan menjadi pemandu dalam tur ini. Cek rute di poster, dengan agenda sbb:
  • Menyaksikan jejak pengusaha batik Kauman
  • Melihat langgar KH Dahlan yang pernah di bongkar masyarakat Kauman (1890an)
  • Berburu takjil di Pasar Ramadhan Kauman (tentatif)
  • Buka puasa di serambi Masjid Gede Kraton
Catatan:
  • Bertemu di Masjid Gede Kauman (sebelah barat seberang Alun-alun Utara), pukul 15.30 WIB.
  • Acara ini terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya.
  • Pengurus masjid menyediakan konsumsi berbuka puasa secara gratis-terbatas.
  • Kontak: 08563853312 (Priyo)

Sunday, July 7, 2013

Posted by adrianizulivan Posted on 11:01:00 PM | No comments

Batik Solo Trans dan Pengemudi Berponsel Ria


Siang tadi tiba di Solo dengan bus dari Jogja, turun di Kerten, lanjut ke Gramedia dengan Batik Solo Trans (BST). BST ini adalah bus sejenis Transjogja atau Transjakarta yang dikelola pemerintah kota. 

Busnya baik dan nyaman. Hanya saja, aku tak nyaman bahkan was-was melihat kelakuan pengemudinya. Mas sopir, sejak aku naik hingga melewati Solo Grand Mall (SGM), terus berbicara di telepon. 

Aku yang duduk tepat di belakangnya coba mengambil gambar kejadian ini. Bahkan, si Mas Sopir terus menatap HP di tangannya, sambil menginjak gas ketika lampu lalin berubah hijau. Sungguh membahayakan penumpang!

Bus yang dikendarai bernomor 005. Video diambil pukul 12.49 WIB.

Lain kali hati-hati ya mas!

Mlekom,
AZ



Wednesday, July 3, 2013

Posted by adrianizulivan Posted on 5:42:00 PM | No comments

Jual Kain Kiloan Yogyakarta: Larasati


Alamat: 
Jalan Babaran Gg 2/737, Umbulharjo, Jogja

Jam buka:
08.30 WIB

Cara ke sana:
Dari Jalan Kusumanegara (utara): susuri Jalan Glagahsari hingga menemukan perempatan. Belok ke kanan (barat) menuju Kali Mambu. Susuri kanan jalan hingga bertemu plang di bawah.



Dari XT Square, bekas terminal Umbulharjo (selatan): Susuri Jalan Glagahsari hingga menemukan perempatan. Belok kiri, temukan plang di atas.

Masuk ke gang yang berada di samping plang. Mobil dapat masuk, namun tak dapat berpapasan. 100 meter kiri jalan akan menjumpai rumah pagar besi hitam berspanduk Larasati. Toko berada di garasi rumah tersebut.



Produk:
  • Beragam jenis kain
  • Beragam ukuran kain
  • Ada perca, bisa untuk kerajinan
Harga:
Per ons beragam, mulai dari dibawah Rp 10.000.
Menurutku, harga di sini mahal.

Plus:

  • Tokonya rapi
  • Tidak ramai, jadi dapat memilih dengan nyaman
  • Ibu penjualnya cantik dan ramah
  • Tawar-tawaran, bisa dapat diskon
Selamat berburu kain!

Cek blog Si Tukang Jahit untuk melihat toko kain kiloan lainnya, di alamat ini.

Mlekom,
AZ

Posted by adrianizulivan Posted on 12:47:00 PM | No comments

Turnamen Foto Perjalanan Ronde 23

Ikutan lagi Turnamen Foto Perjalanan. Kali ini yang menjadi host temanku: Mbak Mala yang pakai nama The Emak dalam @TravelingPrecil. Lihat detil di sini. Tema kali ini: Burung!

Tadinya mau ngirim foto burung-burung yang keliaran bebas di jalanan Singapur. Menarik buatku, sebab hal itu tak terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Namun dalam rangka promosi heritage Indonesia, kupikir gambar ini tak kalah menarik meski secara komposisi, foto ini tak bagus.

Alua. Begitu warga lokal menyebutnya. Ayam hutan berkelas aves ini memiliki sayap selebar 1,5 meter. Ia kutemukan di sebuah warung makan sederhana di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Burung liar ini tak semestinya ditangkap lalu diawetkan sebagai hiasan rumah, sebagaimana yang dilakukan pemilik warung.

Tentang alua pernah kutulis di sini.

Mlekom,
AZ

Tuesday, July 2, 2013

Posted by adrianizulivan Posted on 10:31:00 PM | No comments

Persidangan Tanpa Kami


Persidangan tanpa kami. Siapa kami?
Kami, teman-teman Pak SA.

Pagi ini adalah jadwal persidangan Bapak SA di Tipikor. Agendanya jawaban dari panitera. Sayang sekali aku tak dapat hadir, sebab pergi ke luar kota. Hanya sempat menitipkan SMS kepada putra beliau.

Siang harinya adalah sidang kelima staf Pak SA, dengan agenda pembacaan pledoi. Padahal aku sangat ingin mendengar pembacaan ini. Bagiku, pledoi menjadi semacam rangkuman dari seluruh rangkaian persidangan. akan sangat membantuku yang tidak mengikuti persidangan ini sejak awal.

Semoga hasil terbaik bagi seluruh warga desa ini.

Gambar dari sini.

Mlekom,
AZ
Posted by adrianizulivan Posted on 8:34:00 PM | No comments

Nasi Kuning Medan


Malam ini acara ngunduh mantu. Ngunduh mantu bisa diartikan sebagai penyerahan manten putri kepada keluarga manten putra. Jadi ada semacam pesta lagi, diadakan pihak laki-laki. 

Pestanya bukan di rumah kami, namun di rumah mertuanya sepupuku. Sepupu menikah dengan Mas-mas Jogja.

Orangtua sepupuku yang datang dari Medan menginap di rumah kami. Pagi ini oom-nya juga akan tiba dari Semarang. Mama buat nasi kuning untuk sarapan. Nasinya sudah diolah sejak malam tadi. Mama ngelembur

"Nasi kuning dan nasi gurih hanya beda di warna. Yang satu pakai kunyit," jelas Mama saat kutanyakan resepnya.

Teri balado, telur dadar, ayam goreng, tempe kering dan lalap timun. Lezat!

Mlekom,
AZ


  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata