Thursday, April 28, 2016

Posted by adrianizulivan Posted on 1:58:00 PM | No comments

Kota Ramah Lingkungan Dimulai dari Trotoar yang Nyaman


Maju tidaknya sebuah kota dapat dilihat dari kondisi trotoarnya. Sebab trotoarlah panggung keseharian dimana manusia kota dan aktifitasnya saling bersinggungan.

Di kota-kota besar di Indonesia, perputaran ekonomi yang sebenarnya terjadi nyata di trotoar. Pedagang asongan, warung tenda, parkiran kendaraan dan seterusnya, berlangsung di atas trotoar. Bahkan di sebagian sudut kota megapolitan Indonesia, terbangun rumah non permanen yang menjadi tempat tinggal manusia yang dimarjinalkan kota.

Kondisi tersebut memang menciptakan perekonomian, namun hanya bagi sebagian orang seperti pedagang dan juru parkir. Pihak lain--yaitu publik yang lebih luas, justru merasakan dampak sebaliknya. Misalnya, warga penyandang disabilitas tertabrak warung yang beroperasi di atas trotoar, atau kemacetan akibat parkir yang memakan trotoar.

Coba bandingkan kondisi ini dengan trotoar di negara maju. Yang terdekat saja lah, Singapur misalnya, yang sangat memanjakan pejalan kaki. Warga dan pendatang di sana memilih berjalan kaki dengan berbagai alasan. 

Selain trotoar yang nyaman, mahalnya harga yang harus dibayar untuk kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi--pajak dan bahan bakar, membuat warga rela berjalan lebih banyak untuk mencapai stasiun MRT.


Kali ini tak perlu berdebat tentang hak pejalan kaki versus urusan perut orang-orang yang hidup dan menghidupi diri di atas trotoar. Mari berbicara tentang dampak positif dari ramainya orang berjalan kaki akibat kondisi trotoar yang nyaman:
  1. Pengurangan gas buang emisi.
  2. Mengurangi kepadatan kendaraan. Pejalan akan lebih memilih transportasi umum, tentu saja.
  3. Mengurangi sampah visual. Tak perlu lagi banner dan baliho esar yang mengganggu pemandangan, sebab pejalan kaki dapat langsung membaca tulisan promosi yang terletak tak jauh jaraknya dari trotoar tempatnya berjalan. Bukankan baliho dan alat promosi luar ruang lainnya memang diperuntukkan bagi pengguna kendaraan bermotor?
  4. Mendekatkan pedagang kepada konsumen. Bayangkan sensasi melewati deretan etalase toko 'fisik', dan bandingkan dengan klik gambar produk yang dipilih di toko online. Toko yang secara fisik ada, memungkinkan pembeli untuk melihat, memegang dan membaui barang yang diinginkan dan barang itu dapat segera berada di tangan pembeli tanpa menunggu waktu kirim.
  5. Tentu saja membuat warga menjadi sehat.
Mari sepakati bahwa untuk mewujudkan kota ramah lingkungan, salah satunya dapat dimulai dengan penyediaan trotoar yang nyaman. Indonesia memang belum menjadi negara maju, namun mewujudkannya bukan tidak mungkin jika pemerintah dan warga saling mendukung.

Mlekom,
AZ


Categories:

0 comments:

Post a Comment

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata