Friday, September 28, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 5:30:00 PM |

Oktober, Kemana Kita?


Gambar dari sini.

Agendaku, agendamu. Tak sabar aku tak sabar... *dangdutan*

Senin 1 - Jogja
Selasa 2 - Gunung Kidul
Rabu 3 - Gunung Kidul

Kamis 4 - Gunung Kidul
Jumat 5 - Gunung Kidul
Sabtu 6 - Gunung Kidul
Minggu 7 - Semarang?
Senin 8 - Temanggung
Selasa 9 - Temanggung

Rabu 10 - Temanggung
Kamis 11 - Temanggung
Jumat 12 - Surabaya
Sabtu 13 - Surabaya

Minggu 14 - Surabaya
Senin 15 - Surabaya
Selasa 16 - Surabaya
Rabu 17 - Surabaya
Kamis 18 - Surabaya
Jumat 19 - Surabaya
Sabtu 20 - Surabaya
Minggu 21 - Surabaya
Senin 22 - Banyuwangi
Selasa 23 - Banyuwangi
Rabu 24 - Rote, Jogja
Kamis 25 - Rote, Jogja

Jumat 26 - Rote, Jogja
Sabtu 27 - Rote, Jogja
Minggu 28 - Rote, Jogja
Senin 29 - Jogja
Selasa 30 - Jogja
Rabu 31 - Jogja

Apaan sih ini?
Ya, cuma kita dan Tuhan yang tahu :))

Mlekom,
AZ

Thursday, September 27, 2012

Posted by adrianizulivan Posted on 11:47:00 AM | No comments

Hallo from Indonesian Heritage Inventory

Pic from here.
Hallo everyone, 
how are you? Hope you are doing fine, as fine as we are, here in Jogja :)

Here is some updates of what we are doing in Indonesian Heritage Inventory (IHI), last month till today:

I'm very pleased with notice from Laurie Neale (Europa Nostra) about the contest of Wiki Love Monuments (WLM), the same way of crowdsourcing data collecting in Europe. It will be valuable if I can contact them to make networks. 

Elanto and I have studied the WLM website, just after Laurie tell us about them, last June. But until now we have no courage to call them, since we don't have enough "capital" to be look by the world. One reason is the language that we use in our website. We still have not found enough time and energy to do the translation into English by the two of us, according to suggestions of some relatives.


I realize the important of writing in English for IHI. I will do it, soon as we have volunteers. Now the website management is handling by me and Elanto Wijoyono. Now we are organizing a professional teamwork to organize it.

Our concern now is to introduce the IHI system to the local heritage community in all over Indonesia, so they can contribute data from their region. It takes time, during our work of updating the incoming datas to the website.

Our plan is to make it bilingual, since our purpose is to provide knowledge and information to the owner of Indonesian heritage: the Indonesian citizen. Hopefully we can do it soon.

"With regard to language of the web site, please don't worry or rush. I fully agree it is first and foremost for the Indonesian community for them to engage and benefit. Perhaps you can start providing some brief summaries or information so that others can benefits and reach you if necessary," said Gamini Wijesuriya (ICCROM) last month (3/08). 

Once again, thanks to Laurie for the information and her assistance in introducing IHI to Maarten Dammers (27/09). He is the one from WLM. Two days after, he stating that he would help us to be included in the next year contest-project.


Update of the IHI
We have no significant progress. We are having trouble finding volunteers who are willing to help us to fill the content of the website, while Elanto and I busy with all the things related to the promotion of IHI (including to introduce how to use it, to the public) and website management.

Beside that, we visited some communities to inventory their heritage. We were also invited to participate in some heritage forums. In December, we are invited to Hong Kong for this conference: http://www.nodem.org/conferences/hong-kong-2012/

I am lucky that my abstracts of paper about IHI has received by the committee. But now I am confused where to go to find funds to pay for tickets, hotels, etc for Hongkong. Do you have any recommendations where should I look for?

By the way, we were in Bali for a workshop: ‘i-Discover' - Catapult Indonesia Heritage Societies into the 21st century. A training course to enable Indonesian heritage societies to develop smart-phone applications for heritage trails in selected Indonesian Cities. Here is the info (in Bahasa Indonesia).

Thank you very much for everyone's advice for the development of IHI. Glad to meet you all again, here :)

Adriani Zulivan,
Director of Indonesian Heritage Inventory

Monday, September 17, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 3:20:00 PM |

UNDANGAN Pelatihan Aplikasi Jelajah Pusaka untuk Telepon-pintar



Yth Komunitas Pelestari Pusaka Indonesia,

Apakah teman-teman sudah mendengar tentang undangan membuat aplikasi smartphone untuk jelajah pusaka? Klik informasinya di sini.

Aplikasi ini berupa rute peta berjalan kaki untuk melihat obyek-obyek menarik di suatu kawasan. Mulai dari tempat bersejarah, makanan khas, industri lokal, tempat belanja oleh-oleh, hingga hal-hal lain yang wajib untuk dikunjungi. Mungkin cerita pengalaman saya mengikuti pelatihan ini bisa membantu, sila klik tautan berikut.

Harapannya, proses ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat lokal terhadap pentingnya kekayaan pusaka (heritage) di sekitarnya; sekaligus meningkatkan kunjungan wisata yang akan berdampak positif terhadap perekonomian warga.

Untuk itu, teman-teman komunitas perlu menentukan sebuah kawasan; entah berupa sebuah jalan, sebuah blok, dst dalam satuan apapun; yang kira-kira menarik untuk dikunjungi. Tentu dalam jangkauan berjalan kaki, ya. Pengalaman di Denpasar kemarin, kami mengitari kawasan sekitar 4 kilometer di pusat kota.


Dari seluruh proposal yang masuk, akan dipilih 10 kota yang akan diikutkan dalam pelatihan nasional di Surabaya pada 12-17 Oktober 2012. Panitia akan menanggung seluruh tiket PP dari kota masing-masing, penginapan, dan konsumsi selama penyelenggaraan kegiatan. Tiap kota yang terpilih diminta mengirimkan 2 (dua) orang perwakilannya.

20 orang yang diundang ini, nantinya secara otomatis akan menjadi peserta pada acara Temu Pusaka Indonesia (TPI), yaitu sebuah pertemuan nasional komunitas pelestari pusaka. Acara TPI ini diselenggarakan oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), juga di kota Surabaya. Lihat agenda TPI di sini.

Pasca pelatihan Surabaya nanti, 10 kota tersebut akan mendapat pendamping lapangan oleh trainer yang telah ditentukan. Jadi, akan ada 1-2 orang yang akan membantu proses pembuatan aplikasi jelajah pusaka di kota anda, jika nantinya terpilih.

Trainer:
  1. Adriani Zulivan (Yogyakarta)
  2. Diah Ambarwati Kardinal (denpasar)
  3. Elanto Wijyono (Yogyakarta)
  4. Hasti Tarekat (Belanda)
  5. Indira Shindi (Medan)
  6. Paulina Mayasari (Surabaya)
  7. Suci Rifani (Jakarta)

Jika tidak lolos proses ini, semoga teman-teman komunitas dapat hadir di acara TPI. Acara ini mengundang para pelaku pelestari pusaka skala individu, komunitas, pemerintah, dst. Harapannya, agar kekayaan pusaka lokal bisa dikenal di forum nasional.

Begitu dulu, semoga teman-teman tertarik dan segera bikin proposal, ya! :)

Jika ada pertanyaan, bisa ke shindi_20@yahoo.com (Shindi Indira, Koordinator Program Lokal) dan suci.rifani@yahoo.com (Suci Rifani, Sekretariat BPPI)

Mlekom,
AZ

Wednesday, September 5, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 12:30:00 AM |

Yth Walikota Yogyakarta

Yth Walikota Yogyakarta,

Saya adalah warga Kota Yogyakarta. Perkenankan saya menyampaikan perihal berikut, terkait perlakuan sejumlah pegawai di jajaran kantor Balai Kota Yogyakarta.

Jumat (31/08) lalu, pukul 8.30 saya ke Balaikota untuk mengurus Kartu Kuning. Masuk lewat gerbang utara, saya menghampiri Pos Jaga yang terletak di seberang masjid. Ada lebih dari lima orang di sana. Ada yang berseragam, ada yang tidak. Mayoritas Satpol PP. Mereka berkumpul santai di sana, ngopi dan merokok.

Saya menanyakan ruangan Disnakertrans. Beberapa menjawab dengan baik, tetapi salah satu berkomentar, "Untuk mbaknya, saya anterin tidak apa-apa".

Tak saya tanggapi, langsung menuju selatan. Tak lama, seorang lain berseragam Satpol PP--yang sedang jalan berlawanan arah dengan saya--berkomentar, "Mbaknya jalan kaya pragawati..." sambil tertawa-tawa.

Urusan saya selesai. Saya keluar melalui gerbang yang sama. Melewati kantor Satpol PP, ada tiga orang yang bersuit-suit dari dalam kantor. Saya tatap mereka, ingin saya hampiri, catat nama, lalu ambil foto mereka. Namun saya urungkan.
Kronologis kejadian telah saya tulis di tautan berikut: http://adrianizulivan.blogspot.com/2012/08/pelecehan-di-kantor-walikota-jogja.html

Saya menganggap hal itu sebagai perbuatan tidak menyenangkan. Meski hanya dengan kata-kata, mereka melakukan pelecehan. Ini adalah perbuatan yang tidak senonoh. Terlebih lagi, perbuatan itu dilakukan di sebuah institusi terhormat sekelas Kompleks Perkantoran Pemkot, oleh pegawainya sendiri.

Saya ingin ada tindakan serius untuk kelakuan mereka ini. Jangan sampai orang-orang seperti saya trauma, lalu enggan berurusan dengan Balai Kota. Saya yakin, saya bukan satu-satunya tamu Balaikota yang mereka lecehkan seperti itu.

Saya tunggu tanggapan baik dari Bapak Walikota.

Salam,

Adriani Dwi Kartika Zulivan,
...(alamat lengkap), Jogja

Tembusan:
- Humas Kota Yogyakarta
- Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta

*
Barusan kirim email di atas ke Walikota Jogja, terkait kasus ini. Semoga segera mendapat tanggapan.

Mlekom,
AZ

Saturday, September 1, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 11:43:00 PM |

Indonesian Heritage Inventory, a New Way to Access Intangible Heritage

Innovative ways of accessing intangible heritage resources:
Indonesian Heritage Inventory, 

a New Way to Access Intangible Heritage

Indonesia became one of country that experienced a boom in the use of social/networking media. Facebook and Twitter user in Indonesia are always in the top ranking of the world. The biggest number of social media consument in Indonesia is young people. It allows the emergence of citizen journalism,
counciously or not, is carying the new model of documentation by the public, known as crowd-sourcing.

Public in Indonesia has already familiar with database crowd-sourcing, not only to collect information, but also to manage public campaign and people action. They were using Facebook to fight againts corruption, chance the law that does not siding to the people justise, and to help disaster victims.

There are so many group of social media user shares information about heritage. When someone go to one heritage site, he will took picture of himself with the heritage site as the background. Then he will upload it to the social media. Then write complete description about the site he saw then upload it. This is the first step to preserves the heritage.

Is it enough then to be called as database system? Not yet! One place is needed to provide all tinformation about Indonesian heritage. The system managed by Indonesian government and some other institution seems not yet ready, both in infrastructure and human resources. Each department has their own central database, but it is not integrated and not easy for public to access. This is the reason why crowd-sourcing is needed.

Since Januari 2012, there is an initiative to build a database system in Indonesia, called Indonesian Heritage Inventory (IHI - http://indonesianheritage.web.id). IHI recorded information on text, maps, picture and video. IHI allows everyone to use and/or add information. It means that the data is dinamic.


Adriani Zulivan,
Indonesian Heritage Inventory, Indonesia
http://indonesianheritage.web.id
 
  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata