Monday, December 31, 2012

Abstract for CfP EuroSEAS Conference in Lisbon, Portugal, 2-5 July 2013

By: Adriani Zulivan & Elanto Wijoyono*

Located in the ring of fire, natural disasters have become the close friend for Indonesian citizen. Disaster impact is not only focused on population and assets, but also the cultural heritage. Cultural heritage in Indonesia contains indigenous knowledge needed by the citizens to be able to live in harmony with nature and disaster.

Documenting cultural heritage is important for disaster risk reduction to preserve the cultural heritage. Documentation is important to be done regularly, to know the dynamic changes of the heritage. Unfortunately, to cover the update information about every heritage in the country is not an easy task for the government. Moreover, they do not have adequate systems.

Since 2011, was born Indonesian Heritage Inventory. It is a online system that allows everyone in the country (public) to document a variety of reports about heritage conservation, preservation, and the impact of the changes caused by natural disasters. The pilot project documentation is the use of various online media and interactive open access media has been done in some area in 2012. Some of them is Merapi and Borobudur area that has been suffered by catastrophic volcanic eruption of Merapi volcano. Another issue was in Kotagede and Imogiri area in Yogyakarta which has been destroyed by the earthquakes in 2006. This documentation is expected to be one of the references in recovery and preservation of cultural heritage after the disasters in the future.

Keywords: natural disasters, cultural heritage, disaster management, documentation, information systems, online, interactive, open, crowd-sourcing

* Indonesian Heritage Inventory (IHI) http://indonesianheritage.web.id


Pic from here.

This is the revision of this draft. Since Elanto Wijoyono helped me in some discussion (until this almost midnight!) for this abstract, here is his name on this. Thanks for it. Pack your bag, let's go to present IHI worldwide! :)

Mlekom,
AZ
Posted by adriani zulivan Posted on 4:44:00 PM |

Tips: Merayakan Pergantian Tahun di Puncak Merapi

Visual Merapi pagi (31/12) tadi. Foto: Mujianto di sini.

Malam ini, ratusan orang akan mendaki Gunungapi Merapi untuk merayakan pergantian tahun 2012. Bagi pendaki pemula, ini sejumlah tips untuk bersiap diri:

1. Fisik 
Ketinggian Merapi mencapai 2.968 mdpl. Itu artinya, anda tak akan dapat merengek pulang ketika kelelahan. Sebelum mendaki, perpanjang waktu tidur di tempat empuk dan nyaman di rumah.

Makan makanan bergizi dan mengandung banyak protein dan lemak yang berguna untuk menyimpan energi dan menghangatkan tubuh. Tentu dalam kewajaran agar tak menimbulkan masalah baru seperti kekenyangan sehingga menyulitkan gerak. Jaga juga menu makanan anda. Hindari pedas, es dan gorengan.

Manfaatkan waktu berhenti di pos-pos pendakian dengan tidur dan meregangkan otot. Juga makan, tentunya.

2. Mental
Ketika mendaki nanti, mungkin anda akan mendengar "plop plop", "celepuk" dan bebagai bunyi lainnya, serta dentuman dari gerakan material di perut gunung. Terkadang tampak pula semburan api kecil dari mulut gunung yang "bersin".

Takut? Sebaiknya pikirkan lagi keinginan anda untuk mendaki Merapi, sebab semua itu adalah fenomena wajar bagi sebuah gunungapi aktif. Hingga kini, Merapi aktif "menggodok material" di dalam dapur magmanya.

Saya anjurkan urungkan niat mendaki, sebab jika anda ketakutan dan lari ke bawah, justru akan membahayakan diri anda. Juli lalu seorang pendaki mengalami patah tulang kaki akibat kecelakaan, ia panik mendengar suara guguran vulkanik.

Jika tak takut, lanjutkan rencana anda. Toh saat ini Merapi berstatus normal-aktif. Normal, artinya seperti saat inilah kondisi terbaik dan terwajar dari sebuah gunungapi. Aktif berarti seperti tertulis di atas: plop plop, celepuk :)


Yang paling penting dari semua itu, badan pemerintah yang mengawasi gunung ini (BPPTK), telah menyatakan bahwa saat Gunungapi Merapi boleh didaki. Dan percayalah, Merapi sangat siap didaki. Jalur pendakian tertata baik, pos-pos siap disinggahi. Ini adalah modal besar!

3. Bekal
Jangan bawa tas terlalu besar, sebab ini akan mengganggu langkah anda akibat beban di punggung. Meski anda terbiasa melakukan perjalanan ala backpacking, ingat bahwa kali ini anda akan berjalan mendaki, dengan medan tak semulus aspal!


Konsumsi. Bawa biskuit yang mengandung bahan berenergi tinggi, seperti protein. Banyak pendaki membawa makanan seduh instan yang lebih mengenyangkan dan bisa disajikan hangat. Namun perlu dipikirkan jumlah bawaan yang akan anda bawa jika ditambah dengan alat masak, meski dalam ukuran mini-midi. 

Nah, saking banyaknya yang pendaki di akhir tahun, anda mungkin dapat menemukan warga lokal yang berdagang makanan dan minuman hangat, namun hanya di pos bawah. Paling tidak, bekal anda bisa disimpan sampai lokasi lebih tinggi.

Di atas, tak ada sumur yang dapat anda timba airnya. Tumbuhan yang di lipatan pelepahnya menyimpan banyak air pun hanya ada di film Tarzan. Bawalah air minum yang cukup. Air putih adalah yang terbaik. Lupakan minuman keras, sebab hanya akan membuat kondisi tubuh anda tidak fit.

Bekal makanan perlu diperhitungkan matang. Jumlahnya harus cukup. Ada pendaki yang tak sanggup turun karena lemas akibat kurang makan.

Pakaian. Pendaki harus siap dekil! Jangan stress mencium aroma tubuh teman seperjalanan anda, atau bau badan anda sendiri yang tak mungkin mandi. Sudahlah, lupakan parfum dan sabun yang hanya akan menambah berat tas anda.

Kenakan pakaian berlapis. Ini akan menghangatkan badan sekaligus meringankan tas. Namun, menyisakan pakaian di wadah kedap air juga penting, jika pakaian anda basah diguyur hujan. 


Hujan? Bukan payung! Bawa mantel yang berbentuk kemeja plus celana, jangan yang berbentuk jubah untuk mengendarai sepeda motor itu. Pastikan manterlnya berbahan tebal agar mampu menghalau air hujan yang deras.


Bawa sepatu olahraga yang nyaman. Selain mampu berjalan di berbagai kondisi medan (batuan keras hingga becek), sepatu ini harus mampu menghangatkan bagian bawah kaki anda. Cari sepatu bersol lentur dengan ketinggian hingga menutup matakaki.

Jangan lupa sweater, jaket tebal, sarung tangan, topi kupluk yang dapat menutupi kuping hingga tengkuk, syal, masker dan seterusnya. Lupakan pull-up ankle boots, fancy coat, stocking, dan sejenisnya. Ini memang mampu menghangatkan tubuh, namun bukan pilihan cerdas untuk mendaki gunung.


Perlengkapan. Bawa hanya alat-alat yang dibutuhkan. Jangan berlebihan, sebab anda bukan menginap di bumi perkemahan. Sleeping bag, kompas, senter dan kayu yang dapat mendukung pendakian bisa digunakan. Minimalisir penggunaan benda-benda tajam.

Usahakan membawa radio HT. Selain bisa bertukan informasi dengan sesama pendaki, anda dapat pula mengamati kondisi terkini jalur pendakian melalui gelombang frekuensi radio tim SAR dan tim relawan lokal. Kenali frekuensi para relawan ini.

4. Informasi
Nah, ini bekal terpenting. Setelah mengetahui status Merapi, silahkan merapat kepada tim yang telah siap sedia untuk membantu anda. Di Merapi, tim ini selalu ada. Apalagi, di masa-masa pergantian tahun seperti ini. Selain anda, ada ratusan pendaki lain yang akan menikmati malam pergantian tahun di gunung ini.

Membludaknya jumlah pendaki di akhir tahun ini membuat sejumlah pihak siaga. Mereka melakukan pengawasan dengan mengatur dan menjaga para pendaki, termasuk anda.

Mereka adalah Tim SAR dari wilayah setempat. Adapula relawan yang biasanya merupakan warga lokal. Tim dari komunitas JALIN Merapi juga ikut terjun ke lapangan dan melaporkan kondisi terkini melalui seluruh corong media mereka, termasuk Twitter @jalinmerapi.

Desember-Januari merupakan puncak musim hujan. Meski anda diperbolehkan mendaki Merapi, ada pentingnya untuk waspada terhadap cuaca dan perubahan suhu yang tak dapat diprediksi. Untuk tahun ini, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK)  merekomendasi pendakian Merapi dari jalur utara atau pos Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

Untuk pendakian melalui Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, dan Sleman, BPPTK tidak merekomendasi. Alasannya, kawah gunung berapi itu menganga terbuka ke arah selatan. Sedangkan material vulkanik di sekitar kawah juga rentan longsor jika hujan deras mengguyur. [Tempo]

Nah, rekan JALIN Merapi di Pos Selo telah mengurus segala hal untuk membantu perjalanan anda. Silahkan berkoordinasi dengan tim Radio Komunitas MMC FM yang membuka kontak center di 085643503392 (Mujiono).

Pasca erupsi besar 2010 lalu, bagaimana kondisi Merapi? Jalur pendakian licin. Selain hujan, juga akibat struktur tanah yang rapuh dari guguran material. Pohon pun 

Jangan paksakan mendaki jika cuaca buruk. Ubah target yang tadinya "harus mencapai puncak" menjadi "nikmati perjalanan", sehingga tak akan kecewa dan memaksakan diri jika keadaan tidak memungkinkan.

Anda diminta melaporkan kedatangan ke Pos Gunung Merapi, BTNG Merapi dan Polsek Selo, Boyolali. Jangan lengah, ini penting agar data anda tercatat. Begitu kembali, laporkan pula bahwa anda sudah turun dengan selamat.

Ikut koordinasi di basecamp relawan, agar anda mendapat breafing terkait rute dan hal-hal lain yang pasti sangat berguna. Meski di atas tak ada sinyal, simpan nomor telepon orang-orang yang mungkin akan anda perlukan.

"Tansyah eling lan waspodo," pesan Mujianto. 


5. Sampah dan api. Nah, ini persoalan krusial yang dialami warga penghuni desa-desa di lereng Merapi. Meski bukan pemilik Merapi, mereka gerah dengan kebiasaan banyak pendaki yang tak ingin mengurus sampahnya sendiri. Usahakan tidak membawa makanan/minuman yang mengandung banyak sampah plastik.

Banyak orang enggan menyimpan sampahnya di dalam tas, untuk kemudian di buang setelah turun dari gunung. Jika anda membawa sampah ke atas, bawa turun kembali sampahnya, jangan dibiarkan menumpuk. Jangan mau dicap sebagai petualang jorok, seperti yang selama ini ada di benak orang!

Jika membuat api unggun, jangan lupa mematikannya setelah tidak digunakan lagi. Rapikan ranting, abu dan sisa pembakaran lainnya agar tidak mengganggu jalur pendaki lain. 


Jika menemukan sampah yang bukan milik anda, masukkan ke dalam tas anda untuk di buang di bawah. Jika melihat batu atau ranting yang terserak, pinggirkanlah untuk memudahkan langkah orang setelah anda.

Jaga ekosistem hutan Merapi. Beri respek pada alam. Mari menjadi petualang bertangungjawab!
 
Terakhir, selamat menikmati pergantian tahun di puncak Merapi. Kami tunggu cerita pendakian anda di jalinmerapi@gmail.com untuk diunggah ke http://merapi.combine.or.id/

Keluarga besar Komunitas JALIN Merapi mengucapkan "Selamat tahun baru 2013". Semoga kita makin waspada dan terus hidup nyaman bersama ancaman. Salam semangat Merapi!

Adriani Zulivan,
@jalinmerapi 

Info
Mujianto & Bayu Sapta Nugraha

Sunday, December 30, 2012

Posted by adrianizulivan Posted on 9:24:00 PM | No comments

End of 2012



What are you doing in the end of this year? 

We are making an unplanned snapshots. Hahaha. It was a consultation meeting with a conveyor, about our paper for a conference in Belgium. This 'photo sessions' took after that :)

Mlekom,
AZ


[20130511]

Saturday, December 29, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 11:03:00 PM |

Digital Situation Report: Fun Step for Heritage Disaster Mitigation


Abstract of paper.


Recently, Indonesia became one of countries that experienced a boom in the use of social/networking media, especially Facebook and Twitter. This phenomenon allowed for the emergence of citizen journalism that, consciously or not, represents a new model of documentation by the public; known as crowd-sourcing.  

When someone visits a cultural heritage site, he would typically take picture of himself with the heritage objects as the background. Then he will upload it to the social media, and then write a complete description about it. Rather than being something like narcissistic picture only, it is a very first-fun-easy-step to preserves cultural heritage.


By sending it to the internet, consciously or not, he has made the heritage inventory
process. He is reporting the latest situation of heritage object, through digital media. In the future, this document will be invaluable. If an earthquake destroys a traditional neighbourhood, for example, this documentation will be useful for the recovery, restoration and reconstruction. Furthermore, it will become memorable artefacts that will not extinct.

Do regular updates about the latest situation of every single heritage objects in the country is not easy for the government. This is the reason why crowd-sourcing is needed. Recorded information (texts, maps, pictures and videos) on the internet is easily accessible to the public, it is not the same with data which collected by the government. Internet is dynamic, allowing everyone to use and/or add information, digitally.


crowd-sourcing, internet, documentation, disaster


Adriani Zulivan
Director of Indonesian Heritage Inventory

Monday, December 24, 2012

Posted by adrianizulivan Posted on 9:27:00 PM | No comments

Jogja di Mataku, Elanto Wijoyono (Ilustrator)

Jogja, di MatakuJogja, di Mataku by Ds Nugrahani
My rating: 5 of 5 stars

Walau gak kenal para penulisnya (hey, aku kenal ilustrator cerita di dalamnya!), aku terkekeh-kekeh baca Bab "Intermezo" :))

View all my reviews

Sunday, December 23, 2012

Posted by adrianizulivan Posted on 8:12:00 AM | No comments

Blue Wedding

Pic from here.

Yesterday afternoon, Joyo and I attended a wedding invitation, in Magelang. We agreed to wear shades of blue, for no reason.

Once I opened the door of the cab, I was surprised by the decor at the entrance of the room: everything is blue! The girls at the guest book, the kids running around, thfamily of the bride, the nuclear family, and off course the bride. Oh that's not all, yet! The tents, chairs, pelaminan (wedding stage for the bride), carpet, and everything you name it: all in blue.

"Hahahaha, you're their family," says Joyo.

Well yeah, if I replace the songket (weaving fabric) I wear with batik (painted fabric)the uniforms of this family, there is almost no difference. This is sort of incorrect costume election for me! :)

We arrived very late, due to bad traffic across the city. But we were happy to attend this modest Javanese wedding, after a fascinating struggle with the airport bus from Jogja.

It was a blue wedding. Not that blue, but the blue happy marriage.

Congrats, bluers. Be happy ever after!

Mlekom,
AZ

Tuesday, December 18, 2012

Posted by adrianizulivan Posted on 10:41:00 PM | No comments

Paket Trip Hemat Ternate – Morotai – Tobelo


Maulana Ibrahim berhasil membuatku sangat ingin mengunjungi Ternate. Dia pun mengirimkan daftar biaya hemat untuk melakukan perjalanan ke sana. Tapi dia bukan agen perjalanan. Jika kalian tertarik berkunjung, bisa minta temani dia untuk mendapat penjelasan kumplit terkait heritage setempat. Maulana salah satu pegiat komunitas Ternate Heritage Society (THS). Oh iya, dia juga seorang pejalan dan hobi motret.

Menurut Maulana, waktu terbaik ke Ternate adalah di bulan April. Saat itu, Kesultanan Ternate mengadakan Kololi Kie. Ini adalah ritual keliling Gunung Gamalama. Cek info mengenai agenda tahunan tersebut di sini.


Trip Hemat Ternate – Morotai – Tobelo  

Paket 3.500.000/orang

Hari  I
  • Tiba  
  • Sarapan  
  • Cek In BlackOrchid
  • spot Ngade  
  • Makan Siang
  • Istirahat
  • berangkat Tobelo via Sofifi
  • Cek in Tobelo Penginapan Alfa
  • Makan Malam
  • Istrahat     
Hari II
  • Spot Pilawang
  • Sarapan/persiapanke morotai
  • pot DODOLA Morotai
  • Cek in Tobelo penginapan alfa
  • Makan Siang  
  • Spot DODOLA Morotai
  • Makan Malam  
  • Istrahat  
Hari III
  • spot Pantai Wari  
  • sarapan  
  • Spot keliling Pulau
  • Makan Siang
  • Cek in Tobelo penginapan alfa
  • Sunset Pamole
  • Makan Malam  
Hari IV
  • Sarapan
  • Cek out Hotel Morotai  
  • Spot sepanjang Jalan
  • Makan Siang Malifut
  • tiba sofifi  
  • Brangkat ke Ternate
  • cek in Hotel Archi
  • Spot  
  • Makan Malam  
Hari VI
  • Spot Kota Baru  
  • Sarapan
  • Cek Out  

Paket 4.000.000/orang

Hari  I
  • Tiba  
  • Sarapan  
  • Cek In BlackOrchid
  • spot Ngade  
  • Makan Siang
  • Istirahat  
  • brangkat Tobelo via Sofifi  
  • Cek in Tobelo Elizabeth inn
  • Makan Malam  
  • Istrahat     
Hari II
  • Spot Pilawang  
  • Sarapan/persiapan ke morotai  
  • Spot DODOLA Morotai
  • Cek in Tobelo Elizabeth inn  
  • Makan Siang  
  • Spot DODOLA Morotai  
  • Makan Malam  
  • Istrahat  
Hari III
  • spot Pantai Wari  
  • sarapan  
  • Spot keliling Pulau
  • Makan Siang  
  • Cek in Tobelo Elizabeth inn
  • Sunset Pamole  
  • Makan Malam    
Hari IV
  • Sarapan  
  • Cek out Hotel Morotai
  • Spot sepanjang Jalan  
  • Makan Siang Malifut  
  • tiba sofifi  
  • Brangkat ke Ternate  
  • cek in Hotel Archi  
  • Spot
  • Makan Malam   
Hari V
  • Spot Kota Baru
  • Sarapan  
  • Cek Out  


Mlekom,
AZ
20140405

Monday, December 10, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 5:36:00 PM |

Obral-obrol bersama Daniel

Gambar dari sini.


Yth teman-teman relawan JALIN Merapi,

Pie kabare?

Begini, kita kedatangan tamu asal UK yang bermukim di Beijing. Namanya Daniel J Allen. Ia adalah seorang penulis dan fotografer freelance yang menulis untuk sejumlah media. Lihat profil dan karyanya di sini.

Sejak 22 November lalu, Daniel datang ke Indonesia khusus untuk meliput tentang JALIN Merapi. Sejumlah teman telah menemani Daniel ke beberapa desa di lereng Merapi, bertemu dengan kawan-kawan di jaringan JALIN Merapi. Minggu lalu dia juga telah mendaki puncak Merapi.

Ada yang kurang dari reportasenya, yaitu wawancara dengan teman-teman relawan JALIN Merapi. Nah, untuk itu mari kita buat sesi obral-obrol bersama Daniel dan teman-teman relawan, yang akan diadakan pada:

Hari: Selasa, 11 Desember 2012
Pukul: 16.00 WIB
Tempat: Kantor COMBINE, Jl ALi Maksum 183, Sewon, Bantul, Jogja

Jika berkenan, diharapkan kehadiran teman-teman semua; baik yang tergabung sebagai relawan JALIN Merapi, maupun masyarakat umum yang menerima manfaat dari keberadaan akun Twitter @jalinmerapi.

Kita berbagi cerita erupsi 2010, untuk kemudian nanti diceritakan kembali ke publik dunia oleh Daniel, agar menjadi pelajaran dan manfaat bersama.

Mohon konfirmasi kedatangan ke 081578658586.

Salam hidup nyaman bersama ancaman,
Adriani


Posted by adriani zulivan Posted on 8:38:00 AM |

Cerita (Ke)Dingin(an)

HKIA, 20121206
Aku pernah mengalami cuaca dingin banget di sejumlah desa di lereng Merapi. Dulu saat masih kuliha, sering juga ke Kaliurang untuk kegiatan kemahasiswaan. Tapi biasanya ini hanya satu-dua hari dan aku sangat siap dengan segala perlengkapan, terutama pakaian.

Nah, beberapa hari lalu aku merasakan cuaca di sekitar 16-17 C, dan di suatu malam hingga nyaris 10 C. Mungkin cuaca di lereng Merapi dan Kaliurang bisa mencapai angka serendah itu juga, namun kali ini aku tak siap baju dingin!

Minggu lalu aku ikut sebuah konfrensi bertema digital heritage di Hongkong. Di tiap pertemuan internasional, aku usahakan mengenakan tekstil nusantara seperti batik dan tenun. Sebab keterbatasan bagasi (yang harus kubeli terpisah dari tiket), kali ini aku hanya membawa baju dari kain batik dan sarung batik yang tipis dan ringan. Plus kebaya encim. Dengan suhu seperti ini, itu bukan pilihan cerdas!

"Bajumu seperti itu?" tanya bosku ketika kami bertemu. 

"Do you want my jacket? I have two," kata seorang peserta konfrensi yang duduk di sebelahku, sambil menyodorkan jaketnya. 

"You must be very cold, do you want more clothes?" tanya temanku ketika aku berkunjung ke rumahnya.

Bosku orang Indonesia. Di waktu yang sama, beliau sedang ada konfrensi juga di HK (dengan tema berbeda). Beliau tawarkan membeli syal dan stocking di sebuah shopping mall tempat kami makan siang, kutolak. Malamnya, aku membeli stocking di toko dekat tempatku menginap dan teringat dengan selendang batik yang kubawa dari Indonesia.

Peserta konfrensi di sebelahku mungkin terus-terusan melihatku meniup dan menggosok telapak tangan. "Well, you can buy jacket like this arround here, in the closest shopping mall where the MTR station is. It's about 150 HKD", jelasnya ketika aku menolak tawaran jaketnya.


Aku datang ke rumah temanku untuk undangan makan malam dan rapat (teteup!) sebuah proyek heritage yang kami kerjakan bersama di Indonesia. Saat mencari alamatnya, aku sedikit kehujanan. Menolak tawaran baju (takut merepotkan), kuterima tawaran syal. "I dont know which colors match to your clothes", tanyanya sambil menimbang-nimbang warna yang senada dengan pakaianku. "That's not a big deal, thank you. Let me take this thick one, please" kataku.


Run Run Shaw, 20121204
Ini cerita kedinginan pertamaku, dengan 'senjata' yang tak siap perang. Aku sudah mencari informasi mengenai suhu setempat, namun hanya dikatakan "di bawah 25 C". Ya, tak ada yang salah dengan informasi itu, kan? :|

Temanku yang berdomisili di HK adalah bule Belanda yang malam itu memakai setelan jaket dan training. Dia sendiri merasakan HK sangat dingin dan ini bukan kondisi biasa. "Wintertime comes earlier this year," katanya.

Well...

Foto atas:
  • kaos tanpa lengan
  • kaos lengan panjang
  • jaket parasut (bukan jaket tebal, hanya selapis kain) *dibuka setelah masuk ruang bandara yang hangat*
  • selendang batik bahan paris tipis (yang kujadikan syal) 
  • syal tebal panjang pemberian temanku itu
  • stocking cukup tebal
  • celana 7/8
  • rok batik katun 3/4
  • sepatu kets!
Foto bawah:
  • kebaya encim
  • selendang batik
  • jaket parasut
  • rok
  • stocking
  • kets!
Ya, aku menghancurkan image kebaya dan batik.

Mlekom,
AZ   

Sunday, December 9, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 4:22:00 PM |

Our First Family Potrait

Papa, Me, Adek, Kakak, Mama

This is our first family potrait*, in a photo studio in Kutacane, Southeast Aceh. I don't remember the exact time, but this is when I was 7.

Today, this year, this picture looks extremely valuable. Today, 33 years ago, Mama and Papa are saying their wedding vows in front of their parents. Then we celebrate it in every December 9. 

Today, 9th December of this year seems so very special to all of us in the family.

The first kid of this family is just got married 31 days ago. Two months before that, Papa asked my sister to have the wedding celebration on the same day with his wedding day. Unfortunately, she can't do it, since her mom-in-law needs to wait for her new-grandchild-born in Banjarmasin, South Kalimantan.

Then the day will be the next week after today. Well, looking forward for her first family potrait.

Happy wedding to my parents and sister! Love you, all!

Mlekom,
AZ 

* Well not really, we had the other before this one. Not in a photo studio, but in our family room. The picture was taken by my dad's staff with my dad's old advanced manual camera. Cute pics!

Thursday, December 6, 2012

Posted by adrianizulivan Posted on 10:54:00 PM | No comments

Jongkok + Air



Jongkok dan air adalah dua hal yang dirindukan di toilet luar negeri. Salah satu hal menyenangkan dari Bandara Changi, Singapura adalah keberadaan toilet jongkok. Ada semprotan air, pulak. Meski diperuntukkan bagi orangtua, aku selalu memilih bilik ini --tentu jika tak ada orangtua yang mengantri.

Mlekom,
AZ

20140514

Monday, November 26, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 8:20:00 AM |

Batik Merapi Balerante




Siang tadi saya mengunjungi pengrajin batik di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jateng. Selain Desa Kepuharjo di Sleman, Balerante adalah satu-satunya desa yang menerima dampak langsung dari erupsi Gunungapi Merapi 2010 lalu. Sebagian desa ini rata dengan tanah. Saat ini warga telah bangkit dengan berbagai upaya. Salah satunya lewat pelatihan membatik yang diberikan oleh relawan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), akhir 2010 lalu semasa mereka di pengungsian.

Kini mulai banyak warga membuat batik. Mereka berharap, industri batik akan berdampak positif terhadap perekonomian mereka, mengingat pertanian bukan pilihan baik di dataran tinggi yang sulit air itu.

Persoalan mereka ada pada pendanaan, publikasi dan pemasaran, serta pelatihan lebih lanjut mengenai teknik membatik.
  1. Dana. Pemerintah, termasuk BNPB, Cuma bilang begini: Kamu pindah ke bawah (zona aman), agar kami beri dana pemberdayaan. Balerante termasuk desa larang huni.
  2. Publikasi dan pemasaran. Wara telah membuat batik, tapi tak ada pembeli karena: a. Desa mereka jauh di lereng gunung yang akses jalur aspalnya rusak berat, b. Tak ada media pemasaran online. Mengakses sinyal internet sama sulitnya dengan menemukan warga yang dapat mengoperasikan komputer.
  3. Pelatihan. Contoh batik produk Balerante telah saya bawa ke Kampung Batik Giriloyo, Bantul (asuhan Bu Sita – Center for Heritage Conservation (CHC) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UGM). Ada berbagai masukan terkait peningkatan mutu produk dan cara “mengundang” wisatawan untuk datang. 



Yang dapat kita lakukan:
  1. Mengakses dana-dana pemberdayaan masyarakat? Saya tidak ada ide bagaimana caranya, jika ini kemudian dianggap melawan UU tentang manajemen bencana (atau sejenisnya).
  2. Website. Perkenalkan ke asosiasi batik nasional agar diikutkan ke berbagai event. Dst, dst.
  3. Saya berencana mengajak pengrajin Balerante untuk workshop di Giriloyo. Balerante siap dan Giriloyo telah menyatakan kesanggupannya. Tak ada dana untuk ini, sebab semua bersedia dibayar Rp 0,-. Hanya saja, mengangkut puluhan orang dari lereng Merapi ke ujung Bantul juga tak mudah, mengingat keterbatasan kendaraan mereka. Naik sepeda motor masing-masing, bisa saja memungkinkan namun tetap perlu ada dana untuk bensin. Sebab tidak membayar bea tempat pelatihan dan trainer, saya pikir ada baiknya agar kita tidak membebani Giriloyo. Kita musti sediakan konsumsi (makanan utama dan snack) serta bahan ajar (kain, lilin malam & pewarna) untuk digunakan selama proses pelatihan. Mungkin pelatihan ini perlu menginap agar menghemat waktu. Warga Giriloyo siap memberi tumpangan rumahnya.
Lihat info lainnya di sini.


Mlekom,
AZ 



Sila hubungi CP ini.

Wednesday, November 14, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 9:12:00 PM |

Reka Utama Anindha untuk Mas Kiman

Foto: Sukiman di sini.

Setelah melalui proses seleksi yang panjang, dengan dewan juri yang kompeten di tiap bidangnya. Akhirnya Rabu (14-11-2012) diumumkan nama pemenang lomba kreativitas bidang kebencanaan dan tokoh inspiratif dalam penanggulangan bencana 2012 di Hotel Millenium, Jakarta. Juara masing-masing kategori adalah:

Foto Jurnalistik diberikan penghargaan "Citra Adiluhung":

  1. Afriadi Hikmal (Jakarta Globe), judul: Berangkat 
  2. Agus Susanto (Kompas), judul: Menyeberang Sungai Yetni
  3. Eko Purwanto (Sindo), judul: Selamatkan diri
Film Dokumenter diberikan penghargaan "Citra Leka Birawa":
  1. Hendrik Sumarfi (DAAI TV), judul: Suara kecil dari Kaki Merapi 
  2. Aqida Swamurti (Kompas TV), judul: Warisan smong untuk dunia.
  3. Elverina Hidayati (Metro TV), judul: Hidup nyaman bersama Merapi
Karya Tulis Jurnalistik diberikan penghargaan "Citra Carita Parama":
  1. Zaky Yamani (National Geographic), judul: Petaka mengintai di Utara Bandung 
  2. Ahmad Arif (Kompas), judul: Hidup bertaut maut di jalur gempa
  3. Mohammad Hilmi Faiq (Kompas), judul: Warga Simeulue berdamai dengan tsunami
Tokoh Inspiratif diberikan "Reka Utama Anindha":
  1. Sukiman Mochtar Pratomo (Solo) 
  2. I ketut Sugata (Gianyar)
  3. Bejo (Kebumen)
  4. Eliza Kissya (Haruku, Ambon)
Juara lomba tersebut diberikan setelah mengalahkan peserta lainnya. Total peserta 755, dimana karya tulis jurnalistik 187 peserta, fotografi 519 peserta, film dokumenter 62 peserta, dan tokoh inspiratif 87 peserta.

BNPB juga memberikan penghargaan khusus “Citra Dharma Bhakti” untuk media massa yang memiliki program kebencanaan terbaik. Selama tahun 2012 tim ahli dan independen telah melakukan penilaian terhadap program tayangan TV yang terkait dengan kebencanaan. Tim telah menilai media yang layak menerina penghargaan terbaik adalah:

  1. Metro TV (program Eagle Award - Indonesia Tangguh). 
  2. Kompas TV (program dokumenter Ekspedisi Cincin Api).
  3. Koran Kompas (program khusus Ekspedisi Cincin Api).
  4. Radio Elshinta (stasiun radio pemberitaan bencana yang cepat dan informatif)
Pada kesempatan yang sama Drs Subandriyo, M.Si (Kepala BPPTK) diberikan penghargaan "Adarma Widya Argya"; atas dedikasi dan jasa-jasanya menerapkan ilmu pengetahuan untuk kemanusiaan. Subandriyo dinilai telah memberikan pengabdian yang luar biasa untuk kemanusian terkait dengan penanganan bencana Gunung Merapi.

Diharapkan dengan acara tersebut terjalin hubungan kemitraan dan sinerji antara pemerintah, pemda, masyarakat dan dunia usaha, khususnya media massa, sehingga memiliki visi yang sama dalam membangun masyarakat dan bangsa yang tangguh menghadapi bencana. Selain itu juga menggugah minat menulis, fotografi, film dokumenter mengenai kebencanaan. Dan tokoh inspiratif bisa menjadi teladan bagi masyarakat lain.

Acara ini adalah yang pertama diselenggarakan BNPB, dan akan menjadi agenda tahunan BNPB. BNPB mengucapkan terima kasih atas partisipasinya dan kepada pemenang diucapkan selamat.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB


*
Co-pas dari Bayu Nugraha.

Selamat kepada Mas Kiman dari Radio Komunitas Lintas Merapi Klaten, Jawa Tengah (jadi, bukan Solo, seperti tertulis di atas). Semoga terus bermanfaat bagi komunitas warga di lereng Gunungapi Merapi.

Mlekom,
AZ 
  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata