Monday, November 16, 2015

Posted by adrianizulivan Posted on 8:08:00 PM | No comments

World Prematurity Day 2015

Kebahagiaan Taufikkurohman (35) atas kelahiran tiga putri kembarnya tak mampu menutupi duka mendalam akibat kehilangan Kurnia Hermawati (31), istrinya. Kurnia meninggal dunia setelah melahirkan ketiga kembar mereka pada 14 Oktober 2015 di RSUD dr Drajat Prawinegara, Serang, Banten. Sebelum dirujuk ke RSUD, istrinya berobat di salah satu RS yang akhirnya tak mampu menangani komplikasi istrinya.

Kurang umur dalam kandungan dan rendahnya berat badan (masing-masing sekitar 1,2 kg) saat lahir, membuat ketiganya harus menjalani serangkaian perawatan. Nyaris sebulan kini, berat ketiga bayi berangsur bertambah. Perawat Metode Kangguru (PMK) adalah rahasia Taufik. Dekapan dengan menempelkan bayi di dada hingga kulit bayi bertemu kulit orangtua, adalah metode PMK. 

Dibantu staf RSUD, Taufik rutin menjalankan PKM 6 jam setiap harinya. Masing-masing bayi dedekapnya selama dua jam. Awalnya ia tak meyakini pentingnya PMK, sampai ia melihat sendiri hasilnya. "Setelah saya dekap, suhu badan bayi-bayi saya naik, artinya mereka semakin sehat," kata Taufik. Menurutnya, staf RSUD, menurut Taufik, sangat mendorong perannya dalam PMK.

Taufik kini menjadi orangtua satu-satunya bagi ketiga kembar dan seorang kakak si kembar. Ia berjanji untuk terus semangat melakukan perawatan ini. "Mereka sudah tidak punya ibu, saya harus bisa melakukan semua yang bisa saya lakukan untuk anak-anak kami." 


RSUD dr Drajat Prawiranegara merupakan fasilitas kesehatan intervensi EMAS. Mengedukasi pasien akan pentingnya PMK menjadi hal yang selalu diinformasikan RSUD kepada pasien. 

Teks oleh Adriani Zulivan, foto oleh Syane Luntungan. Untuk EMAS Indonesia.


Categories:

0 comments:

Post a Comment

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata