Dua bulan sudah sejak aku didapuk sebagai pemenang TFP Ronde 62 oleh Mbak Endah. Yaampun, aku bangga pakai banget saat terpilih itu. Tahu terpilih saat sedang menunggu penerbangan mudik Lebaran saat Ramadhan tahun ini.
Mudik dan segala kesibukannya, membuatku memutuskan untuk menunda memulai TFF baru. Aku khawatir teman-teman penikmat TPF sedang sibuk dengan kegiatan mudik bersama keluarga. Dua pekan lalu saat kembali mudik untuk mengambil foto-foto di server komputer rumah untuk ditampilkan di TPF, aku batalkan lagi niat memulai TPF, sebab Indonesia sedang berfokus pada persoalan penyetopan konvoi moge oleh warga Yogya.
Berkali-kali aku menyebut kata mudik. Aku memang terobsesi pada 'pekerjaan' satu itu: mudik. Aku merantau, tinggal di kota yang berbeda dengan rumah dimana keluargaku tinggal. Jika tidak sedang bekerja di akhir pekan, aku pasti sempatkan pulang. Mudik. Mudik Ke Yogyakarta.
Ayahku yang kupanggil Papa, bersama ibuku yang kupanggil Mama, tinggal di Yogyakarta. Kakekku dari Papa merantau dari Maninjau sejak sebelum menikah, lalu menjadi warga Medan hingga akhir hayatnya. Orangtua Mamaku tinggal di Pulau Telo di sekitar Nias, lalu merantau ke Medan dan bertemu Papa.
Kakakku merantau ikut suaminya yang bekerja di Pontianak. Keluarga suaminya tinggal di Salatiga. Mereka juga melakukan mudik berkala.
Merantau dan mudik lekat dengan sejarah keluarga kami, hingga kini. Ini alasanku menjadikan MUDIK sebagai tema untuk TFP 63 kali ini. Silahkan mengikuti turnamennya!
Gambar itu adalah bantal leher favoritku, sebab ada jendulan yang pas banget meyangga kepala. Si kodok ini selalu kubawa tiap perjalanan jauh.
Mlekom,
AZ
Baca juga: Turnamen Foto Perjalanan - Ronde 63: Mudik.
0 comments:
Post a Comment