Saturday, December 2, 2023
Saya tak cukup dekat dengan Mas Riza, sebab baru saja mengenal beliau. Sebagai "anak baru" di lembaga yang dipimpinnya, saya jarang bertemu sebab masa kerja saya dimulai di masa pandemi (di mana di 2022, setengah pegawai terinfeksi COVID-19 termasuk Mas Riza, sehingga kantor berlakukan sistem kerja-dari-rumah.
Praktis, kami bertemu hanya di agenda khusus, di dalam atau di luar kantor. Namun berita ini terasa begitu mengagetkan, sebab kantor kami sedang menyelenggarakan agenda besar tahunan.
Pagi itu grup kantor siarkan berita kepergian beliau, yang saat itu sedang berada di Jakarta setelah kembali dari sebuah pertemuan di Cina. Semestinya, pagi itu ia mengisi sebuah diskusi di Jakarta, lalu pulang ke Jogja untuk membuka agenda Pasar Komunitas yang menjadi pamungkas agenda tahunan CWTS UGM.
Namun beliau pulang dalam peti, tak lagi bisa membuka acara kantor... Agenda tahunan yang berlangsung dalam beberapa pekan itu, selanjutnya terasa hambar. Di saat kami bertugas di lapangan, sebagian turut bersamai keluarga di rumah duka hingga pemakaman.
Saya dan suami ikut ke rumah duka di pagi hari, sebelum lanjut ke lokasi acara. Kami sempatkan membeli rangkaian kembang putih untuk almarhum.
Beliau orang baik, kami sangat kehilangan...
Mlekom,
az
Pelayat di rumah duka. |
Agenda di Jakarta yang mestinya beliau hadiri. Panitia biarkan bangku kosong di deretan pembicara, untuk menghormati beliau. |
Pemberitahuan dari UGM |
Agenda internasional yang semestinya beliau hadir memberi opening speech. |