Bertemu dengannya di sekitar Jalan Veteran, Jogja Kota. Di siang terik (17/01) itu, dia membawa keset dan cempal berbahan kain bekas, juga serbet. Ini dibuat oleh sebuah lembaga yang melatih kawan difabel untuk hasilkan barang bernilai jual. Lembaga ini berada di Klaten, Jateng, saya lupa namanya.
Pak Heru tuna daksa. Tiap hari naik bus dari rumahnya di Klaten, untuk berjualan di Jogja. Seharian berjalan kaki, keliling susuri jalanan. Sore hari kembali ke Klaten.
Jaraknya berjalan kaki sangat jauh. Sore itu, dia datang dari sekitar Jalan Magelang di utara Tugu. Berbekal sandal jepit tipis, sebuah topi dan ransel punggung.
Sehari bisa habis 50 lembar. Alhamdulillah. Saya senang dengan Pak Heru, sebab memasang harga wajar. Untuk keset seharga Rp 10.000, sedangkan cempal Rp 5.000 per dua buah.
Ini berbeda dengan pedagang yang 'nongkrong' di banyak sudut jalanan Jogja. Yang sering patok harga gak masuk akal, andalkan rasa iba pengguna jalan.
Jika memungkinkan, yuk beli barang yang dijajakan pedagang yang berjalan kaki menyunggi dagangan. Seperti Pak Heru ini.
Pak Heru gak punya HP, tapi di dompetnya tersimpan nomer telepon istri bertuliskan namanya. Bisa hubungi ke sana, jika ingin membeli.
Semoga laris ya, Pak!
🔻Sudah minta izin Pak Heru untuk foto dan sebarkan nomor HP 🙏
0 comments:
Post a Comment