Monday, November 10, 2025

Posted by adrianizulivan Posted on 12:30:00 AM | No comments

Wiji Thukul dan Gelar Pahlawan Daripada Soeharto

 



Cuci rambut di barbershop gaya ngepunk ini. Ada dua gambar Wiji Thukul di dinding. Posternya persis di muka saya, di depan kursi keramas. Saya bilang ke abangnya: Wiji pasti sedih, hari ini yang dilawan dijadikan pahlawan. Si abang respon hah heh hah heh bae.


👧 Kan Suharto hari ini dapat gelar pahlawan dari presiden.

🤠 Oh, iya.

👧 Kan Soeharto musuhnya (nunjuk gambar Wiji).

🤠 Itu siapa tho, preman? (Tuhan!)

👧 Penulis, itu katakata yang dia tulis (males jelasin lanjut). Lah itu kenapa di situ? (Kecewa saya, sudah berpikir nih orang keren, kritis dan peduli urusan publik, eternyata!)

🤠 Oh, teman yang bikinin... (dan saya makin kecewa)




Tadi di sebuah ruang tunggu, dengar seseorang sibuk nonton upacara pemberian gelar pahlawan di hapenya. Bapackbapack nyaris paruh baya, yang mungkin masih kuliah saat Soeharto lengser ke prabon.


Masmas yang mengerjakan rambut saya itu, gak mudamuda amat. Estewe lah, setengah tuwa, seperti saya. Dia pikir Wiji preman--"punk is dead" is real! 😶


Daripada itu, jadi kebayang kan di mana posisi daripada Gen Z untuk isu yang diributin daripada hari ini?


.

Pertinyiinnyi: kenapa harus cuci rambut di barbershop sih?

az

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata