Thursday, December 29, 2011

Posted by adriani zulivan Posted on 7:33:00 PM |

Sesorean Tur Candi

Hari ini aku dan Ndil janjian dengan orang Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng. Janjian pukul 14.00, kami tiba sejam sebelumnya di kantor BP3 yang terletak di utara Kompleks Candi Prambanan.

1. Soto Mbah Semar
Untuk habiskan waktu, kami makan di Warung Soto Mbah Semar yang terletak tak jauh dari BP3. Suasananya asyik, pecel dan dawetnya enak. Meski warung soto, ada menu lain di sana.


2. BP3 Jateng
Lalu ke BP3, melihat banyak arca yang dipajang di kantor itu. Sayang, kami tak sempat memotret, sebab waktunya sangat terbatas.

3. Candi Plaosan
Setelahnya ke candi yang indah banget: Plaosan! Candi ini cantik sekali. Membuatku ingin menikah di sini... Meski seing melihat candi ini dari kejauhan, dalam perjalanan ke-dari lereng Merapi, baru kali ini berkesempatan mampir, melihat. Aku tak memotret. "Aku akan kembali lagi ke sini," kataku pada Ndil. 

Ketika akan masuk, kami--ehm: Ndil, maksudku--sempat berdebat dengan petugas yang meminta "seiklasnya" untuk bea masuk, setelah kami mengisi buku tamu. Dia minta seiklasnya, sebab tak ada tiket. Setelah berdebat panjang sebab Ndil tak mau membayar tanpa tiket, kami dipersilahkan para Satpam penjaga untuk masuk, dengan menggerutu.

4. Candi Sari


Dari si cantik Plaosan, kami ke Candi Sari. Aku tak pernah tahu keberadaan candi ini. Candinya hanya satu bangunan tunggal, memiliki dua lantai seperti Candi Plaosan. Di candi yang berada di wilayah Kabupaten Sleman, DIY ini, ada penjaga dengan karcis.


5. Candi Kalasan


Dari Sari, kami ke Candi Kalasan. Candi ini sangat-sangat sangat sering kulihat, sebab ia berada di lintasan jalur Jogja-Solo. Kupikir ini hanya candi sederhana. Ternyata, tembok-tembok candi ini memiliki ukiran yang cantik. Menurut Ndil, ini adalah salah satu candi dengan ukiran indah.

Di kawasan DIY ini ada karcis. Ndil bersedia membayar, setelah mencatat di Buku Tamu.

6. Candi Kedulan


Sedih melihat candi ini. Sudah bertahun-tahun ekskavasinya terbengkalai akibat persoalan pembebasan lahan. Sudah lama Ndil cerita tentang keberadaan candi ini, setiap kami pulang dari lereng Merapi. Namun karena dia masih di dalam tanah, maka tak pernah terlihat dari kejauhan.

Oh iya, kami tak membayar untuk melihat candi yang berada di Kabupaten Sleman, DIY ini. Tak ada tiket, hanya mengisi buku tamu. Sang petugas tidak memaksa menarik uang masuk. DIY memang berbeda dari manajemen di Jateng, ya!


Dari sini, kami pulang. Di otakku masuk berbagai imaji. Ini kali pertamaku mengunjungi keempat candi tadi. Bener kata BOL BRUTU: Nyandi itu nyandu!

Lain waktu akan kutulis satu per satu tentang candi itu. Kali ini edisi narsis dahulu, ya! :))

Oh iya, saat melihat Candi Sari, ada dua orang kulit hitam yang kuyakin dari India. Salah seorang dari mereka membawa kamera dengan lensa cukupan. Memotret sana-sini tanpa banyak bicara antar mereka. Lalu menanyakan letak Candi Kalasan. Di Kalasan kami bertemu mereka lagi. Sepertinya, keduanya sedang menelusuri jejak nenek moyang mereka, hehehe.


Mlekom,
AZ
Categories:
  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata