Merekam ujian Mba Uut. |
Aku cengeng. Aku akui itu. Urusan putus hubungan, diselingkuhi, atau berdebat hebat dengan pasangan bukan hal luar biasa untuk sekadar membuat aku menangis. Sudah sering :) Juga ketika kehilangan hewan piaraan yang sudah kami anggap sebagai bagian dari anggota keluarga. Tapi makin ke sini, tingkat kecengenganku makin aneh. Aku juga menangis ketika:
- sebuah barang yang sudah berbulan-bulan bertengger di garasi rumahku, diambil oleh pemiliknya
- nganter mas-mas itu waktu mau pergi jauh, meski kutahu bahwa dia akan segera kembali
- kangen pada rumah, bukan keluarga/orang-orang di dalamnya, tapi pada bentuk desain/keruangan pada bangunan rumah (physically)
- teringat hal menyenangkan yang tak pernah kudapat lagi
- menyaksikan ujian terbuka.
Mberebes mili, kata orang Jawa. Air mataku ngalir tak berkesudahan. Aku bukan siapa-siapanya Mba Uut--panggilanku untuknya, hanya teman yang cukup dekat. Aku membayangkan jika itu adalah aku yang ada di sana... Atau kamu! Pasti bahagia sekali.
:'(
Ah, dasar si cengeng!
Selamat buat Mba Uut. Selamat menempuh hidup baru sebagai perempuan bertitel tiga.
Mlekom,
AZ
0 comments:
Post a Comment