Posted by adrianizulivan
Posted on 3:12:00 PM | No comments
Cem mamak-mamak Batak, kutengok. Bulat kali pun! *ya memang setengah darahku Batak kan ya*
Foto diambil siang ini oleh @cindynara :)
Mlekom,
AZ
Posted by adrianizulivan
Posted on 1:38:00 PM | No comments
Halo kelas menengah Jogja. Ada situasi darurat. Jangan cuma diam dan melihat, sebelum terlambat. Dua hal yg harus kita perhatikan. Pertama, air adalah sumber daya dan kebutuhan dasar kita sebagai sesama spesies di sebuah ekosistem. Kedua, #JogjaAsat bisa terjadi karena kegagalan tata kelola pemerintahan yang harus segera kita bongkar kebusukannya! Hal yang dulu kita cuma lihat di TV nun jauh di sana, kini terjadi di pekarangan dan rumah kita sendiri. Tunggu apa lagi?
Asat (:Jawa) berarti kering. Seluruh konten diambil dari sini.
Posted by adrianizulivan
Posted on 12:31:00 PM | No comments
“Hei apa-apaan ini, kalian bukan orang Korea!” canda Dr Wilson Wang saat melihat serombongan orang berjoget ala Gangnam Style dalam ruangannya (29/09). Ini adalah persembahan ‘pasukan’ EMAS yang selama ini kerja bersama Wilson di kantor EMAS Jakarta.
Sehari sebelum perpisahan ini, Wilson mengirimkan pesan perpisahan kepada seluruh staf. “Tak mudah bagi saya untuk untuk meninggalkan program EMAS. Saya merasa beruntung mendapat kesempatan untuk berada dalam lingkungan ini, sebagai keluarga dan teman; menjadi berguna bagi pasien dan komunitas yang kita layani; sambil belajar banyak hal tentang apa yang harus kita percayai agar dapat terus membantu orang lain”.
19 bulan kebersamaan munculkan beragam cerita menyenangkan. Wilson yang merupakan Senior Technical Advisor program EMAS dari Save the Children ini, mengaku sangat mencintai Indonesia. Salah satu bukti kecintaan, ia tunjukkan dengan memelajari Bahasa Indonesia. Hingga suatu hari, Wilson menyapa seorang staf.
“Hai, kamu binatang sekali!” dan staf pun bingung, sebab merasa tidak melakukan kesalahan padanya. “I mean, you are the star! (Maksud saya, kamu adalah bintang—Red)” ralatnya. Kisah ini disampaikan oleh Mia Pesik, Senior Program Manager, yang banyak membantu Wilson dalam mempelajari Bahasa Indonesia.
Seluruh staf hadir di ruangan tersebut. Satu per satu menyampaikan pesan dan kesan. Acara diakhiri dengan pemberian cinderamata khas Indonesia dan pemotongan kue tart.
Selamat jalan, Pak Wilson. Kamu adalah bintang (ingat, hanya ada satu huruf A di sana) di ingatan kami!
Sila cek video joged kejutan ini di sini.
[AZ]
Posted by adrianizulivan
Posted on 12:10:00 PM | No comments
Membuka Data, Membuka Peluang
Mengintip Situs Data.id
Bukan rahasia lagi, jika Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki sistem penyimpanan data yang paling buruk. Ini baru tentang proses pendokumentasian, belum lagi soal sistem distribusi.
Sebagian dari kita, pasti pernah mengalami masa-masa penelitian di bangku sekolah. Itu adalah saat pertama kita menghadapi ‘dunia nyata’ birokrasi di Indonesia. Awal September lalu, Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) meluncurkan data.id. Mengutip informasi di portal, ini merupakan wadah berisi data yang terkait dengan Indonesia. Tak hanya dari Kementrian, namun juga lembaga pemerintahan, pemerintahan daerah, dan semua instansi lain.
Sebagai bagian dari kampanye Gerakan Data Terbuka, portal ini mampu menjawab tuntutan Undang-undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Yang menarik, portal ini juga menyimpan data terkait isu kesehatan, Ini tentu dapat membantu kerja-kerja program EMAS.
Data apa saja yang berguna bagi EMAS? Berikut daftarnya, sebagaimana ditelusuri oleh Ibu Sushanty, Senior Program Manager EMAS:
- jumlah kematian neo-natal (baru lahir) dan balita yang terjadi per provinsi
- tenaga kesehatan per provinsi
- jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih per kabupaten/kota
- persentase pengguna alat KB per provinsi
- jumlah dan rasio dokter dan perawat terhadap puskesmas per provinsi
- data APBN untuk kesehatan
Kemunculan portal ini menjadi harapan besar untuk memotong birokrasi pencarian data. Dengan membuka data, maka akan otomatis membuka lebih besar peluang bagi siapapun.
[AZ]
Posted by adrianizulivan
Posted on 12:07:00 PM | No comments
Mungkin itu yang dapat menggambarkan munculnya kisah sukses program EMAS di Ciparay, Bandung, Jawa Barat. Artikel berjudul “Delivering Confidence and Quality: An Indonesian Health Center Makes Amazing Gains in Just One Year” ini difiturkan di sejumlah media online beraudiens global. Ini adalah tautan di portal Jhpiego dan EMAS Indonesia.
Tentu kita bangga, kisah dari pedalaman negeri ini, muncul di belahan bumi lain. Selain itu, pada 21 Agustus lalu kisah ini ikut muncul dalam cuitan Twitter USAID Global Health dengan akun @USAIDGH. Dengan demikian, kisah Bu Neng Supartini ini pun mendapat perhatian lebih luas dari publik dunia.
Ibu Neng menyapa dunia, dan semoga akan banyak Ibu Neng – Ibu Neng lain yang muncul.
[AZ]
Posted by adrianizulivan
Posted on 10:41:00 PM | No comments
Siang ini bersama Koordinator TI, set-up email kantor.
"Ad ri a ni ju li pan"
"Zulivan, Mas. Pake zet"
"Zu li pan"
"Van, vi"
"Enakan julipan"
"..."
"Ini komputernya mau dinamain apa?"
"adriani julipan?"
Sambil ngetik, nyebut "ad ri a ni zu li van"
"Nah itu bener ngomongnya"
"Oh, Adriani Julipan bener ya?"
"..."
Gambar dari sini.
Mlekom,
AZ
Posted by adrianizulivan
Posted on 9:40:00 PM | No comments
"Kak, tanggal 6 nonton si Pojan main orkes, yuk."
Berawal dari ajakan itu semalam, akhirnya wiken ini aku punya kegiatan. Yay! Yang ngajak itu Mira, sepupuku. Yang main orkes si Pojan, adiknya Mira (ya berarti sepupuku juga ya, hahahaha).
Pojan baru pulang dari Hongaria-Bulgaria, ikut kejuaraan Folkfolore World Championship bersama tim Orkes Simfoni Universitas Indonesia (OSUI) Mahawaditra. Juara berapa, coba? Satu! Iih, jadi ikutan bangga kan aku.
Si Pojan ini nama benarnya Fauzan. Sejak kecil sudah suka nabuh drum ato gonjrang-gonjreng gitar di rumah. Bapaknya punya studio dan grup keyboard. Kakaknya Mira pernah bisa main piano, tapi nggak diseriusi dan berkarir di bidang IT. Abangnya Mira, Ari, kuliah di institut seni dan jago main berbagai alat musik, termasuk saxophone.
Nah, sekeluarga jago musik. Pojan waktu SMA punya grup band di sekolah. Papaku suka godain, "Grup orkes Pojan berapa orang?" "Bukan orkes, band!" Orkes kan gak gaul ya buat anak muda, kesannya ABG banget, Angkatan babeh gue.
Dulu sempat suruh Pojan masuk ISI Yogyakarta atau IKJ Jakarta, tapi dia lebih milih Teknik Sipil. Yang penting tetap berorkes ria lah ya. Yang kali ini orkes beneran orkes, bukan band.
Selamat, Pojan. Besok minta tandatangan, ya!
Yang mau ikut nonton, sila cek ini, tempat poster ini aku ambil.
Mlekom,
AZ