Mengapa Indonesian Heritage Inventory (IHI)?
Pusaka adalah masa depan kita. Peradaban belajar dan berkembang dari pengalaman masa lalu dan masa kini. Nusantara Indonesia adalah perpustakaan pengetahuan dan pengalaman yang luar biasa kaya. Khasanah itu terwujud dalam bentukan alam dan budaya, baik yang teraga sebagai benda (tangible) maupun yang tak benda (intangible).
Kekayaan itu terserak, belum terhimpun sebagai pengetahuan bersama (collective knowledge) yang bisa digunakan sebagai bekal kemajuan tanpa meninggalkan kearifan tempatan. Ragam pusaka yang terserak itu tak lepas dari ancaman kehilangan, kerusakan, kemusnahan, dan juga perusakan, pengabaian, hingga penghancuran. Upaya menghimpun data ragam pusaka nusantara adalah keniscayaan demi kelestarian peradaban yang erat dengan akar budaya dan alamnya.
Sistem pendataan pusaka yang dikelola oleh pemerintah masih jauh dari sempurna. Perbedaan kewenangan antar bidang yang mengurusi ranah lingkungan alam dan lingkungan budaya menjadikan data pusaka semakin terserak. Basis data pusaka yang berada dalam satu sektor pun berbeda wujud metadata dan manajemennya pada wilayah kerja yang berbeda; tak hanya antar daerah, tetapi juga antar instansi. Pada situasi ini, pusaka nusantara terus mendapatkan tekanan kemajuan peradaban dan ancaman ketidaklestarian. Respon cepat dan tepat tak bisa diharapkan dari manajemen data pusaka yang tak dinamis nan birokratis. Harus ada upaya yang lebih dinamis, partisipatif, dan kreatif.
Energi dinamis komunitas muda Indonesia adalah modal perubahan sistem yang harus dimanfaatkan. Minat menjelajah anak negeri dan ketertarikan mereka pada kegiatan pendokumentasian objek/tempat/situs yang dikunjungi sangat tinggi. Media jejaring sosial, blog, dan layanan selular menjadi media menampilkan diri, sebagai bukti pernah berkunjung. Minat itu dapat dimanfaatkan dengan membuka layanan penghimpun data situs/objek pusaka (alam dan budaya) yang dikunjungi oleh banyak kelompok/individu petualang Nusantara.
Sistem online penghimpun data pusaka Nusantara ini dilandasi dengan sistem pencatat/register data pusaka. Register ini terpilah sesuai kategori wilayah dan jenis pusaka. Kode/kategori/tag register pusaka tersebut akan menjadi penanda untuk update kondisi pusaka tersebut dari waktu ke waktu. Data yang terhimpun akan dinamis karena merupakan agregat dari banyak input yang terus dihimpun dalam basis data dan terpetakan. Beragam perangkat dalam satu kerangka konvergensi dapat digunakan, mulai dari komputer yang terhubung ke internet, GPS, kamera foto, kamera video, telepon selular pintar, hingga SMS.
Elanto Wijoyono