Wednesday, May 28, 2014

Posted by adrianizulivan Posted on 7:37:00 PM | No comments

Masjid Tua Sekitar Kraton Yogyakarta

Masjid menjadi simbol penting dalam kebudayaan Jawa. Konsep tata ruang kerajaan Jawa yang menganut "catur gatra tunggal", selalu menempatkan masjid sebagai satu dari empat wahana ruang yang menandai sebuah pemerintahan. 

Keempat ruang tersebut adalah Kraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai pusat kegiatan warga, masjid besar sebagai pusat ibadah, dan pasar besar sebagai pusat perekonomian. Konsep ini juga diadopsi Keraton Yogyakarta.

Sangat menarik melihat berbagai bangunan masjid tua yang terdapat di sekitar lingkungan kraton, tak hanya Masjid Gedhe. Tiap masjid memiliki sejarah khusus terhadap keberadaan Kraton Yogyakarta. Selain itu, masing-masing memiliki arsitektur yang unik dan sarat makna. 

Demi melihat berbagai keunikan tersebut, Indonesian Heritage Inventory (IHI) mengadakan agenda Jelajah Masjid di Lingkungan Kraton Yogyakarta, Selasa (27/05) kemarin. Adapun masjid yang dikunjungi adalah:


1. Soko Tunggal (1973)
Terletak di belakang gerbang utama pemandian kraton Tamansari, kawasan Jeron Beteng. Dinamai "soko tunggal" sesuai dengan artinya: disokong satu tiang. Masjid ini memang berdiri hanya pada satu tiang peyangga utama (saka guru), berbeda dengan bangunan Jawa lain yang biasanya disangga dengan minimal empat saka.

2. Margoyuwono Langenastran (1943)
Awalnya merupakan langgar kampung. Ketika semakin ramai, seorang pengusaha batik memperluasnya menjadi masjid. Saat Yogya menjadi ibukota RI, banyak pejabat negara yang shalat di sini. Masjid yang terletak di Jalan Langenastran Lor ini memiliki lengkungan berbentuk atap tumpang. Lantainya berupa tegel kembang. [Info lanjut di sini]

3. Selo (1709)
Masjid yang terletak di Sawojajar, Kampung Panembahan ini, dibangun bersamaan dengan istana air Tamansari. Bagian atap memiliki persamaan dengan Tamansari, yaitu adanya ukiran. Meski di jaman itu belum ada semen, tembok bangunan ini sangat kokoh. Air kelapa menjadi campuran pengganti air, yang mampu mengeraskan cor. Sebelum tahun 1962, bangunan ini tidak diperuntukkan sebagai masjid melainkan gudang penyimpanan keranda dan tombak. [Lebih lanjut di sini]


4. Condrokiranan
Masjid ini terletak di lingkungan ndalem Condrokiranan, yang kini menjadi Museum Sonobudoyo Unit II. Dulunya, ndalem ini merupakan tempat tinggal AKGP Aryo Mataram sebelum menjadi HB III. Sayangnya, fasad bangunan ini tak lagi menyisakan ciri bangunan asli, semua sudah dipugar. Tak ada tanggal pasti kapan masjid ini dibangun.

5. Rotowijayan (1832)
Posisinya tepat di depan gerbang utama pintu masuk wisata Kraton Yogyakarta. Masjid yang terletak di bagian barat keben kraton ini, juga dikenal dengan sebutan Masjid Keben.


6. Gedhe Kauman (1773)
Ini merupakan masjid besar yang menjadi salah satu unsur Catur Gatra Tunggal dalam tata kota kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat. Masjid ini dikelola oleh warga kaum, penduduk yang tinggal di sekitar masjid. Berbagai ritual keagamaan kraton diselenggarakan di masjid ini.

.
Sebenarnya masih ada sejumlah masjid tua lain yang ada di lingkungan Kraton. Sayangnya kemarin kraton tutup sebab ada acara labuhan di Pantai Parangtritis, sehingga zona inti kraton hari itu tidak menerima wisatawan.

Mlekom,
AZ



Categories:

0 comments:

Post a Comment

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata