Wednesday, March 17, 2010

Posted by adriani zulivan Posted on 4:28:00 PM | No comments

Mengintegrasi Desa, Membuka Peluang

-->
Garis-garis berwarna hitam-putih tersebut dipindai. Keluarlah pesan ini: “Kolesterol tinggi. Dua kali menginap di RS jantung. Tiga kali menikah. Alergi cabai.” Garis hitam-putih tersebut merupakan barcode yang tercetak di tangan seseorang lewat gambar tato. Ia berisi ratusan gigabytes informasi pribadi mengenai orang yang mengenakannya. Ia dapat dibaca dengan menggunakan teknologi scanning (pemindai) sebagaimana scanning harga yang dilakukan petugas di toko-toko modern.
Ketika seluruh masyarakat dunia memiliki tato barcode, keribetan administrasi akan mampu teratasi. Tentu saja, sebab segala informasi bisa diperoleh lewat pemindai tersebut. Dengan tato itu, seseorang tak perlu membawa identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun paspor ketika bepergian. Rumah sakit pun tak harus menyimpan berkas rekam medis yang menyimpan catatan riwayat penyakit pasiennya. Tinggal scan, maka semua terpapar dalam teknologi internet.

Semua itu hanya terjadi nyata dalam sejumlah film science fiction populer, seperti Star Trek, Matrix, dan Johnny Mnemonic. Jika melihat kehidupan nyata di luar frame film, mungkin hal tersebut terdengar seperti mimpi. Ibarat jauh panggang dari api. Bukan hal mudah mengintergrasikan informasi personal ke dalam satu kesatuan sistem informasi yang dapat diakses oleh publik secara mudah.

Eits, tunggu dulu. Saat ini ada sejumlah desa yang sudah memulai sistem tersebut. Ya, mungkin bentuknya belum sekompleks yang tergambar dalam film-film tersebut. Namun ide utamanya, yaitu mengintegrasikan informasi personal, sudah dianut dalam sistem ini.

Sistem ini bernama Sistem Informasi Desa (SID), yaitu sebuah aplikasi berbasis internet (website) untuk mengelola data kependudukan di tingkat desa. Ia akan dimanfaatkan untuk mendukung kerja dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat perdesaan. SID dibangun sebagai sebuah paket sistem yang meliputi sistem database kependudukan, keuangan, dan sumber daya desa. Itulah yang kini sedang dibangun, tidak menutup kemungkinan bertambahnya database tersebut.

Assesment sosial untuk pengembangan SID bertujuan untuk mendapat data profil sosial desa seperti yang biasa tercantum dalam dokumen monografi desa dan/atau dokumen profil desa; mendapat peta mengenai pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan terhadap kegiatan pengelolaaan data dan informasi di wilayah pedesaan; mendapat profil rencana pembangunan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang desa serta kawasan setempat; dan mendapat peta harapan pihak-pihak tersebut mengenai tata kelola pemerintahan yang baik di wilayah perdesaan.

Ide utama dari pembangunan sistem ini adalah terbentuknya sebuah data terintegrasi mengenai informasi desa yang dapat diakses masyarakat dari belahan dunia manapun melalui jaringan internet. Dengan demikian, mimpi mengenai ketersediaan/keterbukaan informasi masyarakat dunia bisa jadi tak lagi sekadar mimpi. Ini hanya mengenai waktu!

AZ

Categories:

0 comments:

Post a Comment

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata