Monday, March 7, 2011

Posted by adriani zulivan Posted on 9:23:00 PM | No comments

Trailler Linimas(s)a tentang JALIN Merapi

H2C nunggu hasil anak Internet Sehat mondar-mandir dan mengobrak-abrik Newsroom JALIN Merapi. Ini trailler-nya.


Ini adegan paling seru: Relawan pijet-pijetan! Eh, gak dink. Ceritanya, Mas @anasir (Koordinator Newsroom JM) sedang dikasih salep obat gatal oleh Mba @ambarsaridewi (Admin @jalinmerapi). Mas @anasir dan sejumlah relawan lain di Posko Induk JM, termasuk aku, terkena gigitan serangga. Diduga dari sengatan hewan malam yang muncul dari sawah. Kantor kami nyaris dikelilingi sawah :)

Sunday, March 6, 2011

Posted by adriani zulivan Posted on 12:39:00 PM | No comments

Ayam Amrik Judul Nginglis

Orang Indonesia ini memang kocak, ya. Sukanya makan di ayam goreng kriting yang namanya pake bahasa inglis-inglis-an: McD, KFC, CFC.  Padahal ya Ayam Goreng Mbok Berek, Bu Tini, Code, dll jauh lebih enak. Lebih enak, sebab sambelnya langsung ulek, bukan instan (saos); ada sayuran lalapannya; trus rasanya ya rasa makanan rumah.

Kalo ayam-ayam yang nginglis ini aku gak suka, karena ayam lehon (leghorn) lemaknya ampun deh, trus bumbunya gak ngeresap sampe ke daging, dagingnya tebel banget udah berasa Obelix makan babi. Satu-satunya yang menolong cuma krispinya yang memang seru, kriuk-kriuk meski khawatir bervetsin.
Coba lihat orang yang makan ayam simbok dan simbak itu, sak-tulangnya juga digigit-gigit, dicocop-cocop. Ya karena memang sampe dalem itu nikmat, berasa bumbunya.

Halah, yang makan di resto cepat saji kita juga orang-orang yang tidak membutuhkan ide utama dari "cepat saji" tersebut. Lihat saja bagaimana mereka malah duduk berjam-jam ala cafe ketika menikmati makanan cepat saji ini. Tempat duduk favorit di deket jendela yang menghadap langsung ke dunia luar, biasanya jalan raya. Niat pamer: Ini aku, pecinta makanan Amrik bernama inglis-inglisan. Sebab resto-resto jenis ini biasanya punya dinding kaca bak akuarium manusia.

*
Aku? Ya pernah lah, pernah (atau sering?) makan ayam inglis2an ini. Terutama kalau lagi di bandara, sebab duitku gak sanggup beli ayam goreng merek mbak/mbok atau apapun yg gak nginglis. Yang nginglis itu gak lebih dari 20 ribu udah plus nasi plus minuman. Yang lokal jangan harap bisa makan segitu, terutama kalau di bandara yang harga soto ayamnya aja yaampun banget buat dompetku.

Kalo udah gini, aku kesian juga sama nasib ayam-ayam goreng kita. Jaranggg gitu, liat anak muda jaman sekarang yang pake baju anak muda jaman sekarang yang nongkrong di ayam goreng Mbok/Mbak.
Posted by adriani zulivan Posted on 10:52:00 AM | No comments

Cucu Pt II

Cewe-cewe:



Cewe-cowo (depan, ki-ka), cowo (belakang):


Cewe cakep:


Cewe endut:


Cowo cantik:

Cewe garang:


Umur mereka di poto ini 4-5 bulan. Sekarang sudah berpindah tangan perawatan... *sad*

Thursday, March 3, 2011

Posted by adriani zulivan Posted on 3:54:00 AM | No comments

Seberapa Besar Gairahmu?


Aku punya gairah besar untuk hal-hal yang aku suka. Salah satu yang terbesar adalah menulis. Ah, masa? Blog aja gak update. Jadi anak (baca: staf) media juga jarang banget nulis. Apa soal?

Aku nulis beberapa hal secara bersamaan dan mempublikasikannya untuk lingkup terbatas. Hampir tiap hari ada tulisan, paling tidak satu artikel. Jika tiba saatnya, semua akan dipublikasikan secara terbuka. Apa saja?
  1. Proyek pribadi yang tertunda sejak pertengahan 2008. Buku tri-(atau tetra?)-logi yang edisi pertamanya tinggal edit, edisi kedua masih menulis dan butuh banyak tambahan data, edisi ketiga sudah ada judul dan sedikit data, edisi keempat semoga ada dan diterbitkan juga.
  2. Proyek bersama pasanganku. Sebuah kumpulan tulisan sederhana mengenai keseharian. Ini di-update hampir setiap hari. Per hari bisa muncul tiga tulisan berbeda.
  3. Proyek untuk masa depan :) berupa tulisan ilmiah yang kuharap bisa menjadi jalan menuju masa depan lebih baik di sini. Sebuah proyek besar (besar, paling tidak buatku pribadi karena keinginan kuliah lagi mendasari keikutsertaanku disini), digawangi tim kecil (hanya lima orang): empat paper untuk jurnal internasional.
Selain itu, aku juga menulis--meski tidak selalu update--di dua blogku. Di blog ini untuk segala apa yng kulihat, kudengar, kurasakan sehari-hari, dan di sini untuk tulisan serius berupa opini dan sastra. Di sini (tidak update) untuk salah satu cita-citaku. Berharap bisa punya banyak waktu, cara, dan upaya untuk menyatukan semuanya dalam sebuah web. Tapi web yang ku-design sendiri--ENTAH kapan!

Seseorang bertanya: "Kulihat, sepertinya kamu tidak suka menulis, yah?" pasca aku yang sering malas-malasan, bahkan menolak ketika "disuruh" menulis untuk sebuah media.

Ini memang persoalan. Ketika aku menulis di sana, untuk sejumlah artikel, baru satu kali aku merasa bahwa tulisanku baik. Sulit menggambarkan bagaimana perjuanganku untuk mendapatkan "feel" terhadap tema-tema yang diangkat. Selain dunia yang aku angkat itu merupakan arena baru bagiku (masyarakat, grassroots, desa, pedesaan, pemberdayaan, dst), tema-tema tersebut entah mengapa tak mampu menarik gairahku.

"Tak baik memaksakan diri untuk masuk ke hal yang tidak kamu sukai. Berhenti, berbelok, cari hal baru." (Adriani). Bukankah itu lebih baik?

Dulu, waktu di pers mahasiswa (persma), kami, para jurnalis kampus, selalu berlomba-lomba untuk nampang di media. Paling sering jadi kolomnis khusus opini mahasiswa di harian KOMPAS edisi Jogja-Jateng.

Apalagi kampus akan memberi penghargaan bagi mahasiswa yang menunjukkan tulisannya di media massa. Berupa uang. 50 rb untuk terbitan lokal, 100 rb tingkat nasional. Tidak banyak, tapi kebanggaan ketika diketahui orang-orang kampus itu menjadi sesuatu yang mahal sekali. Beberapa kali aku dikasi selamat (-eh?) dosen dan teman pasca penerbitan tulisanku.

SMS pun jadi penuh ucapan. *gila ya, sebegitu hebatnya untuk hanya sekelas kolom lokal?* Kesempatan makan-makan gratis pun jadi sering, akibat siapapun yang baru nongol di media diminta mentraktir dari honor tulisannya ;)

Kangen masa itu. Tapi kini tidak ada persaingan lagi. Semangat mandek, meski persaingan tak seharusnya jadi alasan. *Dasar males aja lu, mbak!*

Tapi saat ini aku menulis, pasca menimbang-nimbang: kenapa aku jadi tidak produktif lagi sekarang? Kemana gairah menulisku? Sedih jika kehilangannya...

*Inipun aku nulis karena benar-benar gak bisa tidur. Pukul 03.45 dini hari...

:)

Gambar dari sini.

Mlekom,
AZ


[20130530.pic.rgd.ft]

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata