Thursday, March 15, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 10:30:00 AM | No comments

Temuan Awal Observasi Sistem Informasi Pusaka

Elanto Wijoyono (EW) dari Badan Pelestari Pusaka Indonesia (BPPI) dan aku--mewakili Indonesian Heritage Inventory (IHI) mengadakan field study pertama kami terkait basis data kekayaan pusaka (14/03). Bahasa kerennya: Sistem Informasi Pusaka (SIP).

Ada tujuh instansi terkait pusaka (heritage) di Provinsi DIY yang akan dijadikan obyek penelitian, yaitu:
  1. BP3 DIY
  2. Balar DIY
  3. Dinas Kebudayaan DIY
  4. Disparbud Kota Yogyakarta
  5. Jurusan Arkeologi UGM
  6. CHC Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan (JUTAP) Fakultas Teknik UGM
  7. Museum Sonobudoyo
Hari ini ada empat tempat yang kami kunjungi, yaitu:

1. Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta | http://www.purbakalayogya.com/


2. Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta | http://arkeologijawa.com/


3. Dinas Kebudayaan Provinsi DIY | http://tasteofjogja.org/ *)

  |

4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Yogyakarta | http://pariwisata.jogja.go.id/ 


Sebenarnya, tujuan dari field study hari pertama ini adalah untuk mencari informasi mengenai kelanjutan email yang telah dikirimkan oleh EW sebagi surat izin untuk melakukan penelitian di ketujuh instansi tersebut. Sebagai informasi, email dikirimkan pada 5 Maret 2012 atau 9 hari sebelumnya. Tak satupun yang membalas. Padahal, alamat email diambil dari website masing-masing institusi.

Berbagai alasan mereka utarakan mengenai email yang tidak ter(di)jawab:
  • kerusakan server, 
  • bagian surat-menyurat (dengan sebutan "yang megang komputer") sedang mengikuti pelatihan di luar kota, 
  • hanya membuka email hanya jika Kementrian Kebudayaan (Kemen Kebud?) memberitahukan sudah mengirim berkas, 
  • pegawai lebih sering menggunakan email personal, 
  • kurang tenaga (karyawan) sehingga tak ada yang cek email,
  • dan seterusnya.
Hummm, lalu apa guna alamat email dicantumkan di website jika itu kemudian tidak digunakan sebagai wadah utama untuk berkomunikasi dengan publik? Entahlah. Tapi yang pasti, semua alasan tersebut membuat kami menemukan salah satu jawaban pertanyaan riset kami. ini merupakan informasi awal yang sungguh berharga :))

Berikut temuan awal dari observasi ini, copas dari tweet-series akunku berhashtag #SIP:
  • @adrianizulivan Pegawe bag FO di Dinas Kebud Prov DIY td TIDAK TAHU apa itu imel! *miris* #SIP
  • @adrianizulivan Lbh miris lg: 7 dari 7 lembaga (pemerintah, kampus) yg diimel, slma 10 hari tdk mbalas dg beragam alasan. #SIP
  • @joeyakarta: observasi #SIP dimulai dr brp lama email Anda akan trbalas :) jwbnya: tdk ada yg cek imel
  • @adrianizulivan Klo gk pernah dicek, knp alamat imel dicantum di web? Imel aja gk apdet, gmn #SIP lainnya yah?
  • @adrianizulivan Ada yg ngira imel adlh fax. Ada yg gk yakin nomer telp di web benar/tdk (gk pernah liat web lembaganya sendiri). Ada web yg mati. #SIP
  • @adrianizulivan Jadiii, petualangan observasi #SIP ini bgtu menarik! Bahkan sblm risetnya dimulai :) Ada yg mau gabung menonton kelucuan #negaraku?
  • @adrianizulivan Tawaran gabung jd relawan di riset ini serius. Dlm sebulan ke depan akan mengulik #SIP 7 institusi heritage di DIY.

Mlekom,
AZ

*) 5 Maret lalu website ini offline. EW memerlukan usaha panjang untuk menemukan alamat emailnya. Akhirnya ditemukan di website Pemkot Jogja, juga dengan membuka tak sedikit laman di website tersebut.
Categories:

0 comments:

Post a Comment

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata