Monday, March 19, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 9:14:00 PM | No comments

Jadi Basis Data Pusaka Nasional


padangmedia.com - YOGJAKARTA – Berbagai komunitas yang peduli terhadap peninggalan sejarah bangsa bermunculan. Mereka ini hadir dalam berbagai wujud, mulai dari yang bersifat hobi hingga aktivisme.

Adriani Zulivan aktivis Jaringan Informasi Lingkar Merapi (Jalin Merapi/Merapi Circle Information Network) menyatakan, saat ini Indonesia masuk 3 besar negara dengan tingkat penggunaan media sosial terbesar di dunia.

Tak sulit menemukan kelompok-kelompok yang membuat grup khusus terkait pusaka (heritage). “Kebiasaan mengunggah hasil kunjungan ke dunia maya ini kemudian saya lihat sebagai peluang besar untuk mendokumentasikan heritage yang ada,” ungkapnya melalui pers relisnya kepada padangmedia.com.

Sayangnya, sebut wanita pengagum candi ini, dokumentasi-dokumentasi personal ini tercecer, tak bisa diakses dengan mudah.

“Untuk itu, saya menginisiasi pembangunan sebuah basis data pusaka nasional yang akan menyatukan seluruh ceceran tersebut. Kami menyebutnya Indonesian Heritage Inventory (IHI). Sebagai awalan, IHI membangun sistem pengawasan BCB dengan sistem pelaporan publik,” katanya.

Mereka adalah orang-orang yang mendatangi lokasi di mana suatu warisan pusaka berada. Mereka datang sebagai wisatawan. Namun apa yang mereka lakukan setelah mendatangi lokasi tersebut luar biasa.
Di lokasi, mereka melihat, mengamati, memotret. Bahkan seringkali bertanya kepada tour guide atau masyarakat sekitar mengenai pusaka yang mereka lihat. Pulang ke rumah, mereka unggah foto yang mereka ambil, mencari sejumlah catatan di internet mengenai Benda Cagar Budaya (BCB) tersebut, lalu merangkai sebuah tulisan.

Masyarakat umum lalu bisa melihat hasil ‘reportase’ tersebut di blog atau album foto di situs jejaring sosial. Tanpa mereka sadari, kegemaran melakukan proses berkunjung, memotret, mencatat lalu mengunggah ini menjadi sebuah bentuk inventarisasi.

Dalam sistem ini, masyarakat bisa menjadi produsen berita. Mereka dapat melaporkan kerusakan BCB di sekitarnya agar dapat diketahui publik yang lebih luas. (tumpak) 
***

Categories: ,

0 comments:

Post a Comment

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata