Saturday, February 8, 2014

Posted by adrianizulivan Posted on 8:28:00 PM | No comments

Cerita Mandi


#1
Seorang teman berjasa memopulerkan tagar #AntiMandiGarisKeras di jagad Tweetland, akibat dia jarang mandi (bukan tidak pernah, catat :)). Entah apa alasannya, entahlah kapan atau berapa kali dalam berapa waktu pula dia mandi. Entahlah.

Akhir 2010, di masa tanggap darurat Gunungapi Merapi, kami bekerjasama di komunitas @jalinmerapi. Suatu ketika dia mandi di posko. Saat itu terjadi gempa. Kamar mandi terletak di lantai dua, sehingga guncangan terasa sangat keras. Bersama semua orang yang ada di dalam bangunan, ia buru-buru turun ke halaman, dalam keadaan masih bersabun dan bersampo. Untung sempat pakai handuk.

Teman-teman lalu nyeletuk: Kamu sih mandi, jadi gempa deh...

#2
Sepupu liburan di Yogya. Kami janjian berburu pernak-pernik. Pesannya pagi itu: Kak, bangunin kalau udah mau berangkat ya. Kalau gak mau pergi-pergi, malas mandi nih... 

#3
Hari ini aku malas ngapa-ngapain. Di rumah saja. Biasanya, jika ada kesempatan di rumah, selain beberes, aku menikmati hidup dengan membaca buku, merapel koran seminggu, memasak atau menjahit. Hari ini tidak. Malas. Tidur-tiduran saja sambil utak-atik hape. Bahkan, malas mandi (!). Akhirnya mandi siang waktu dzuhur, biar afdol wudhu-nya...

#4
Shalat-lah kau sebelum di-shalat-kan. Sampai aku segede ini, kalimat itu sukses bikin ingat Tuhan. Jadi kepikiran, mengapa tidak mengingatkan si pemalas mandi dengan: Mandilah, sebelum kau dimandikan (lalu dikafani)...

#5
Kata @karmarria, temanku: dimandikan & dimandiin kenapa konotasinya seakan beda, ya. "aku dimandiin dong sayang..." misalnya.

Gambar dari sini.

Mlekom,
AZ


Categories:

0 comments:

Post a Comment

  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata