Monday, November 15, 2010

Posted by adriani zulivan Posted on 8:32:00 AM | No comments

Penjelasan mengenai Meninggalnya Relawan JALIN MERAPI di Boyolali

Keberatan JALIN MERAPI atas Pencantuman Foto dalam Berita yang Diterbitkan oleh Media Massa mengenai Kasus Meninggalnya Relawan JALIN MERAPI


Yogyakarta, 15 November 2010


Kami, atas nama seluruh simpul yang tergabung dalam Jaringan Informasi Lintas Merapi (JALIN MERAPI) menyampaikan keberatan atas pencantuman foto-foto yang tidak sesuai dengan isi tulisan untuk berita mengenai meninggalnya Heru Adiyanto, relawan asal Malang, Jawa Timur, yang bergabung dengan JALIN MERAPI.


Berikut kronologi peristiwa berdasar laporan Sinam M Sutarno, Koordinator Posko JALIN MERAPI IV Boyolali:




Almarhum, bersama empat orang rekannya, merupakan anggota Karang Taruna dari Bandulan, Kecamatan Sukun, Kabupaten Malang. Mereka bergabung dengan JALIN MERAPI pada 10 November 2010 dan langsung berkordinasi dengan Posko JALIN MERAPI IV yang berlokasi di Kantor KPUD Boyolali dan ditugaskan untuk sebagai relawan di dapur umum.
Minggu (14/11), almarhum terlihat sakit dan lemah, sebab secara tiba-tiba tidak mampu berdiri. Teman-teman di JALIN MERAPI IV lantas berinisiatif memeriksakan ke RS PKU Aisyiyah Boyolali. Almarhum menjalani rawat inap, terhitung sejak pukul 08.00 WIB. 
Akibat kondisi almarhum yang tidak membaik, pihak RS merujuk pasien ke Yogyakarta. Pihak JALIN MERAPI IV, setelah berkoordinasi dengan Posko Induk JALIN MERAPI di Yogyakarta, bermaksud untuk membawa pasien ke RS Panti Rapih Yogyakarta. Tim JALIN MERAPI telah bersiap untuk membawa pasien pada Senin (15/11) pagi ini.
Namun pada pukul 20.35 WIB pasien menghembuskan nafas terakhir. Tim medis yang saat itu berada di tempat kejadian menyatakan bahwa pasien mengalami sesak nafas akut. Menurut kolega almarhum dari Malang, berdasar cerita almarhum saat di RS, penyakit ini sudah sering terjadi sejak almarhum kecil, namun tidak separah kali ini. 
Keluarga turut pula menyatakan bahwa almarhum sering mengalami sesak nafas. Pesan pendek yang dikirimkan ke JALIN MERAPI oleh dr. Darmawan, dokter yang menangani pasien, turut memperkuat pernyataan tersebut: “Sampai di RS kondisinya sesak nafas berat dengan kelumpuhan anggota gerak.”
Pukul 21.00 WIB jenazah dipindahkan ke RSUD Pandan Arang, Boyolali, sebab RS PKU Aisyiyah tidak memiliki kamar jenazah. Pukul 23.00 WIB pihak keluarga berangkat dari Malang, setelah dihubungi oleh teman-teman almarhum, dan tiba di Boyolali Senin (15/11) pukul 06.00 WIB. Atas persetujuan keluarga, malam itu jenazah dimandikan dan dishalatkan oleh teman-teman Posko JALIN MERAPI IV bersama warga setempat.

Pagi ini, melalui Karsino (Asisten Sekretaris Daerah), Pemkab Boyolali mewakili masyarakat Boyolali yang merasa terbantu atas keberadaan almarhum sebagai relawan tanggap darurat erupsi Gunungapi Merapi di Boyolali, menyerahkan jenazah kepada keluarga.
Pukul 07.30 pagi tadi jenazah diberangkatkan ke kampung halamannya. Turut mengantarkan 4 (empat) kolega almarhum dari Karang Taruna beserta 5 (lima) perwakilan JALIN MERAPI IV. Jenazah akan dimakamkan hari ini juga, setelah tiba di kediaman. 
Pihak keluarga, diwakili oleh Novich Fiker SE, kakak almarhum, sebelumnya telah menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa pada jenazah adiknya tersebut tidak terdapat tanda-tanda penganiayaan dan bahwa almarhum meninggal akibat sakit. Dinyatakan pula bahwa pihak keluarga menerima kejadian tersebut dan tidak akan menuntut pihak manapun, baik secara perdata maupun pidana.
Selain pihak keluarga, surat pernyataan tersebut turut ditandatangani oleh Sinam M Sutarno dan Choirul Anwar sebagai perwakilan JALIN MERAPI pada Senin (15/11) pukul 07.30 WIB di Kamar Jenazah RSUD Pandan Arang Boyolali. Direktur RSUD Boyolali, Asisten Sekda Boyolali, Kepala Kesbanglinmas Boyolali, dan sejumlah relawan JALIN MERAPI di Boyolali turut menyaksikan penandatanganan ini.

Bagian pemberitaan media massa yang perlu dikoreksi:

Sejumlah media massa nasional menurunkan berita terkait yang dilansir dari kantor berita Antara. Tidak ada keberatan dari kami atas isi dari tulisan yang diangkat, namun kami menyesalkan pemuatan foto yang sama sekali tidak berhubungan dan tidak sesuai dengan kasus yang diberitakan.
Berita online yang dimuat oleh TV One dan Surya, masing-masing menampilkan gambar evakuasi korban erupsi di lapangan dan  korban di ruang jenazah rumah sakit. Gambar ini tentu saja tidak dapat mewakili kejadian yang sesungguhnya. Gambar kantung-kantung jenazah yang menggambarkan korban akibat erupsi Merapi ini justru akan menyesatkan.
JALIN MERAPI merasa dirugikan dengan pencantuman gambar-gambar tersebut, sebab kami mengkhawatirkan terbentuknya asumsi negatif mengenai sistem koordinasi yang dijalankan oleh JALIN MERAPI. 
Tidak benar bahwa JALIN MERAPI tidak memperhatikan keselamatan relawan sehingga terjadi ada relawan yang meninggal akibat berada di lokasi berbahaya sehingga perlu dievakuasi oleh tim SAR dan/atau kemudian ditempatkan di kamar jenazah RS Dr Sardjito bersama sejumlah korban lain yang meninggal akibat erupsi Merapi.
Dengan ini, kami mengharap perbaikan dan pernyataan resmi dari kedua media atas kekeliruan tersebut.
Atas nama seluruh simpul JALIN MERAPI,
Adriani Zulivan,
Humas JALIN MERAPI


Wednesday, November 10, 2010

Posted by adriani zulivan Posted on 9:15:00 PM | No comments

JALIN Merapi di ANTV

Akhirnya, muncul video dari liputan "memaksa" yang dilakukan reporter dan kameramen ANTV ini. Nama relawan tertukar-tukar! :|


Untuk tautan asli di website resmi ANTV (Viva News) bisa dicek di sini.
  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata