Primadona by Nano Riantiarno
My rating: 5 of 5 stars
Mungkin ini buku terlama yang saya baca. Bukan karena jenuh, namun tiap detil yang terlalu sayang untuk terlewat. Saya membayangkan Jakarta yang nyaman di buku ini. Penggambaran tentang Kali Ciliwung yang bersih (rombongan perempuan mencuci di sana), indah (banyak kapal kecil tertambat di dermaga, sekadar milik orang kaya yang hobi plesir), dan seterusnya.
Lalu secara jahat, imaji saya membaningkan dengan kondisi JAkarta hari-hari ini, yang minggu lalu dilanda banjir hebat (ya, meski banjir juga sudah setua Jakarta).
Ini buku sangat bagus, meski awalnya membosankan karena alur yang terlalu lama akibat detil yang terlalu penuh. Ya, Riantiarno menggambarkan secara detil tiap peristiwa, tiap setting, dan tiap penokohan. Hingga saya membayangkan peniti jenis apa yang digunakan Kedjora, tulisan batik apa yang digunakan pemain lainnya. Akhirnya, saya menikmati dan memuji detil itu. Hingga saya baca berulang-ulang. Indah!
View all my reviews
My rating: 5 of 5 stars
Mungkin ini buku terlama yang saya baca. Bukan karena jenuh, namun tiap detil yang terlalu sayang untuk terlewat. Saya membayangkan Jakarta yang nyaman di buku ini. Penggambaran tentang Kali Ciliwung yang bersih (rombongan perempuan mencuci di sana), indah (banyak kapal kecil tertambat di dermaga, sekadar milik orang kaya yang hobi plesir), dan seterusnya.
Lalu secara jahat, imaji saya membaningkan dengan kondisi JAkarta hari-hari ini, yang minggu lalu dilanda banjir hebat (ya, meski banjir juga sudah setua Jakarta).
Ini buku sangat bagus, meski awalnya membosankan karena alur yang terlalu lama akibat detil yang terlalu penuh. Ya, Riantiarno menggambarkan secara detil tiap peristiwa, tiap setting, dan tiap penokohan. Hingga saya membayangkan peniti jenis apa yang digunakan Kedjora, tulisan batik apa yang digunakan pemain lainnya. Akhirnya, saya menikmati dan memuji detil itu. Hingga saya baca berulang-ulang. Indah!
View all my reviews