Friday, August 3, 2012

Posted by adriani zulivan Posted on 8:31:00 PM |

TMT Denpasar - Hari 2

"Selamat pagi!" sapa Bu Hasti ramah. Ah malunya, aku baru bangun jam 8 setelah tertidur lagi jam 5 pasca sahur. Hoahm...

Sahur
Kami bangun pukul 03.30. Terbawa waktu di Jawa. Padahal di sini imsak pukul 05.00 (atas info Elan yang lihat jadwal imsakiyah di TV). Sahur pertama ini Elan yang pertama bangun, lalu bangunin aku. 

Aku masak sarden. Lalu dua telur dadar tanpa isi. Gak punya bawang-bawangan, sih. Telurnyapun dengan rasa ya begitulah, sebab tak ada garam. Kuambil sedikit kuah sarden kukocok ke dalam telur. Jadilah telur sarden. Kak Shindi bangun, masak satu telor ceplok dan sebungkus mi isi dobel. Nasi dimasak dengan reskuker. Inilah diaaaaaaaaaaaa:
`
`
Diskusi
Setelah mandi, aku bergabung dengan teman-teman yang sudah di meja makan. Bukan untuk sarapan, tapi diskusi tentang heritage trail dan... rencana perjalanan pagi ini. Diskusi terakhir ini sungguh alot :)
`
`
Bu Ari akan datang dari Jakarta sore ini. Ester, tamu dari Belanda akan tiba maghrib. Satu tamu lain, Mbak Maya Paulina, telah tiba sejak kemarin. Mbak Maya nginap di Ubud, dia minta dijemput pagi ini. Nah, akan ada waktu untuk jalan di sekitar Ubud. 
`
`
Dari mempelajari literatur yang ada (ihirrrr), kami putuskan untuk ke Goa Gajah yang kemarin hanya kami lewati dan museum di Ubud, sesuai usulan Mbak Diah yang juga belum pernah ke sana. Akhirnya kami berangkat berempa, tanpa Kak Shindi yang langsung bersibuk ria mempersiapkan workshop.

Goa Gajah
"Untung kita ke sini, yah!" kataku pada semua. Tempat ini sangat menarik. Seperti obyek sight-seeing yang terintegrasi: Ada candi, kolam pemandian, goa, sungai, pura, sawah dan kampung warga!
`
`
Kami mendapat guide muda, warga lokal yang sehari-hari berprofesi sebagai pemandu wisata setempat. Ia ceritakan banyak kisah keren tentang pengelolaan situs heritage ini.
 `
`
Mbak Diah dan Pak Made tidak ikut turun, hanya kami bertiga. Mereka nunggu di mobil. Mbak Diah asyik dengan bukunya: "Bali Tempo Dulu" yang sangat ingin kubaca juga :)
 `
`
Kami selesai pukul 13.00. Butuh sejam untuk ke bandara, padahal kami masih harus menjemput Mbak Maya. Hampir sejam ke tempat Mbak Maya, lalu sejam lagi ke Amman Shintya.

Amman Shintya
Uci dan Mbak Maya menjemput ke bandara. Bu Hasti dan Kak Shindi ke luar, cari resto terdekat untuk cari makan malam. Kami putuskan untuk makan malam bersama di rumah, semua.

Sore itu, aku dan Elan ke luar, pinjam motor Bli Gede, penjaga Amman Shintya, untuk membeli sandal jepit di Indomart. Lalu kami mampir di masjid yang terletak di kompleks itu. Shalat qadha dzuhur-ashar. Elan tadi meninggalkan Jumatan karena tak menemukan masjid di perjalanan.

Magrib, Bu Ari dan Ester tiba. Langsung bergabung untuk makan. Kak Shindi masak nasi. Dari restoran mereka membawa ikan goreng, ikan bakar, plecing kangkung, capcai, pisang goreng keju, pisang goreng bakar, rujak. Semua dalam porsi dobel. "Untuk kalian sahur," kata Bu Hasti yang tak tega mendengar kami makan mi instan :)
`
`
Usai ngobrol di meja makan, Bu Hasti keluarkan oleh-olehnya dari Belanda. Oia, Bu Hasti tinggal di Belanda, kemarin ambil tiket ke Indonesia via Singapur sebab menginap semalam di sana.
`
Uci dan oleh-olehnya.
`
Sesi I TMT: Perkenalan Program
Kami naik ke ruangan di lantai dua. Sehari-hari ruangan ini digunakan sebagai kantor Balikuna, komunitas heritage Bali yang dikoordinatori Mbak Diah.

Di sesi ini, masing-masing kami memperkenalkan diri dan komunitas tempat kami aktif 'bercengkrama' dengan heritage. Disusul kemudian dengan penjelasan Ester tentang program TMT ini. Lalu Kak Shindi paparkan agenda kegiatan kami selama empat hari ke depan.

Dan kamipun tidur! Aku tak sanggup menunggu esok...
Zzzzz...

Mlekom,
AZ


*Tentang TMT, lihat ini.




Categories:
  • Atribution. Powered by Blogger.
  • ngeksis

  • mata-mata