Suatu hari pernah ngobrol sama Bunga, tentang film-film Indonesia bertema percintaan beda agama. "Dipikir-pikir emang jarang ya film yang mengisahkan nikah beda agama yang lancar jaya. Wajar orang banyak pikir itu ga mungkin terjadi... Pilihannya: kawin basa-basi trus si cewek mati di "Ayat-ayat Cinta", cowoknya pindah agama di "?", atau putus di "cin(t)a"," kata Bunga.
Bener juga. Meski awal konfliknya menarik, ujungnya menggambarkan situasi dimana keyakinan selalu berada di posisi kalah atau mengalah. Ada saja tokoh yang kemudian menyerah (mengalah?) pada situasi perbedaan yang dialaminya.
Film "Ayat-ayat Cinta" mungkin yang paling mudah ditebak alurnya dan jadi pengen bilang "yaampun, naif banget pindah agama cuma buat nikah!". Lelaki yang tadinya membenci Islam, akhirnya membaca syahadat di ujung film "?". Film "cin(T)a" yang kutonton saat kuliah itu, ceritakan kekalahan (kemengalahan?) si perempuan yang meninggalkan pacar Katoliknya dan menikah dengan muslim pilihan orangtua.
Kemudian, aku juga sempat menonton film "Cinta Tapi Beda". Nah, ini salah satu film multikultur yang benar-benar beda. Meski pengen bilang "enggak mungkin banget ada ibu bilang gitu ke anaknya" tentang pesan si ibu perempuan (Kristen) yang batal menikahi pilihan sang ibu; bagiku ada pesan kuat dari ibu si tokoh laki-laki (Islam). Begini kata ibunya (menit ke 01:28:44 sampe ditulis cobak!): "Tugas kita sebagai orangtua adalah menyayangi, mendidik dan mengingatkan segala konsekuensinya. Itu sudah lebih dari cukup. Restu adalah hak anak. Kita, orangtua, wajib hukumnya untuk memberikan."
Oh aku pikir, pesan ini memang ada dalam Islam meski tidak dalam konteks mensahkan nikah berbeda agama. Hum, jika saja pesan ini dipahami dalam konteks lebih luas, semisal pernikahan yang terkendala akibat beda suku, latar belakang keluarga, pendidikan, finansial (yes!), dan segala tetek bengek lainnya, mungkin sunnah berpasang-pasangan itu akan lebih mulus jalannya :) #curcol
Nah malam ini nonton "Arranged" (2007), tentang dua perempuan Amerika beragama minoritas yang kesulitan mencari jodoh. Menurutku film ini menarik. Meski lagi-lagi soal percintaan (baca, di sini: perjodohan), tak melulu yang digambarkan tentang pemberontakan hati akibat larangan cinta pada pasangan dari agama berbeda.
Daftar film-film tema sejenis (lokal dan interlokal eh internasional) akan terus aku perbaharui di sini, beserta tautan yang bisa kalian tonton:
- cin(t)a
- Ayat-ayat Cinta
- ?
- Cinta tapi Beda
- Mursala (tentang marga Batak yang tidak dapat menikah, kemudian menyerah dan nikah dengan pariban)
- Arranged
- Romi dan Juli dari Cikeusik (perempuan Islam 'arus utama' jatuh cinta pada laki-laki muslim Ahmadiyah, cinta terganjal keluarga sampai mati. Ah gak seru klo tokohnya mati hehehe. | Ini adalah satu dari lima film garapan Hanung dan Denny JA (lupakan sebentar kasus Denny vs Saut ya) tentang multikultur yang menarik disimak).
Mlekom,
AZ
0 comments:
Post a Comment