Hari ini temanya serba dua ribu :)
Pagi banget tadi naik Gojek ke stasiun Gambir untuk ketemu teman. Dengan pembayaran non-tunai Go Pay, aku hanya membayar Rp 2.000. Kusempatkan pula mengambil uang pengembalian dari tiket kereta yang batal kunaiki, setelah fotokopi KTP seharga Rp 2.000.
Pengalaman pertama gigi sakit.
Dari stasiun pengennya langsung berobat. Udah tiga hari ini gusi berasa ga nyaman, ini pengalaman sakit gigi pertamaku. Jadi ingat omongan dokter Desember tahun lalu waktu nambal gigi:
Ini grahamnya tumbuh ke dalam, akan sakit. Mau dicabut sekalian ga, kan ditanggung kantor. Kujawab, nanti aja dok kalo pulang Natalan. dokternya tanya aku tinggal di mana, berapa lama di Yogya. "Oh, kalo baru cabut gigi baiknya jangan naik pesawat dulu karena gravitasi akan buat gusinya sakit sekali," jelasnya ketika kubilang akan berangkat ke Jakarta malam itu.
Nah semalam karena ga bisa tidur sakit sakitnya ni gusi yang kaya lengket ke gigi ato langit-langit, aku baca-baca informasi tentang "operasi gigi". Ada yang bilang biayanga 1,5 juta per gigi, paling banyak yang sebut Rp 3 juta. Kalau pakai asuransi, preminya langsung habis donk yes! Padahal pasca perawatannya ada lagi, yaitu buka benang jahitan gusi.
Tetiba aja terlintas kata "pus kes mas". Malam itu nemu sedikit informasi, harga per gigi cuma 300 ribu, tapi ini hanya untuk cabut normal. Cabut bermasalah harus dengan tindakan operasi, yang menangani harus Spesialis Bedah Mulut--ini ga ada di Puskesmas. Ya udah lah ya, yang penting besok pipi ga bengkak karena lusa kantor gawe acara besar.
Sayangnya ga bisa langsung berobat, di stasiun tadi dapat imel terkait kerjaan. Maka aku nongkrong aja di Perpustakaan Daerah di kompleks Taman Ismail Marzuki. Naik Kopaja Rp 2.000 saja sebab jarak sangat dekat.
Ketika sedang kerja, batre leptop nunjukin tanda kritis. Langsung pesan Gojek lagi, ambil charger di rumah kena Rp 2.000 dengan Go Pay. Bayar parkir kompleks TIM Rp 2.000 lagi karena aku dijemput sampai ke teras perpus. Lalu bayar jumlah sama saat minta pak Gojek anter saya kembali ke perpus. Dilebihin sih, lebihin sebanyak dua kali lagi PP pulang.
Pengalaman pertama pakai layanan Puskesmas
Kerjaan kelar, pesan Gojek lagi ke Puskesmas, masih seharga itu, Rp 2.000. Puskesmas Menteng paling dekat dari sana. Gedungnya bagus, bersih dan modern. Ada lima lantai, kalau aku ga silap.
Begitu masuk terpampang jenis tindakan dan perawatan yang dilayani Puskesmas ini, lengkap dengan daftar harganya. Mulai persalinan, imunisasi, radiologi, fisioterapi, radiologi, ragam pemeriksaan darah, HIV, dll sampe home-care. Ada ruang rawat inapnya juga!
Untuk seluruh tindakan di poli Gigi (banyak istilah yang aku kudu gugling untuk tahu artinya), paling mahal hanya 25rb :) Jika nantinya ga bisa ditangani di sini, aku sudah cari tahu nama fasilitas kesehatan yang akan kutuju: Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut milik Fakultas Ilmu Kedokteran Gigi. Tadinya banget nih, udah berbulan-bulan lalu niatin operasinya di Yogya aja pas pulang agak lama. Diniatin liburan akhir tahun ini sih, tapi ya kadung sakitnya sekarang.
"Adek tunggu di Yogya aja operasinya. Nanti kudu makan bubur, siapa yang bikin? Kalo demam karena gusinya bengkak paska oprasi, repot nanti," kata mama di ujung telp. Ku-OK-in, bilang mau minta obat penghilang rasa sakit aja karna aku pun ga mau dioprasi segera sebab takut besok ga bisa kerja huhuhu. Lagian lusa udah sampe Yogya lagi.
"Giginya tumbuh, gusi belom kebuka. Ini ga bisa ditindak dulu sampe bengkaknya sembuh. Nanti seminggu bisa dibantu membuka gusinya, tapi terbuka alami juga bisa karena tinggal sedikit lagi kok. Tahan aja nyerinya sedikit lagi." Intinya ga perlu dioperasi. Alhamdulillah :*
Pengalaman pertama berobat dengan biaya total Rp 2.000!
Salah satu penerima manfaat program kerjaanku adalah Puskesmas. Aku tahu benar bagaimana perubahan yang dilakukan Puskesmas di berbagai pelosok negeri untuk memberikan pelayanan terbaik. Tapi aku tak sekalipun pernah menggunakan layanan perawatan Puskesmas, meski untuk sekadar batuk-pilek.
Kecuali waktu di Wajo Sulsel minta dokter resepin obat yang ga aku bawa, atau bosku ketika liputan di Talun Kenas Sumut harus mendapat perawatan akibat kuku kakinya tercabut roda koper. Keduanya di Puskesmas tempat kami liputan.
Oh ada lagi waktu aku kecil di Kutacane Aceh Tenggara. Perawatan untuk bibirku yang sompel (bekasnya masih ada donk!) akibat jatuh dari sepeda, mengeluarkan duri di telapak kaki akibat maen di kebon, adekku yang dipotong bisulnya (sering nih liat orang bisulan jaman itu). Apa lagi ya?
Total kurang 1,5 jam sejak mendaftar sampai ambil obat. Untuk pendaftaran bayar Rp 2.000. Untuk obat antibiotik, pereda bengkak dan nyeri ini? Gratis! Aku sampai tanyakan dua kali :) Jadi seluruh layanan lengkap ini berharga Rp 2.000! Itu ga pake BPJS loh, karna aku malas ga sempat ngurus.
Puskesmas sebagus ini apakah hanya ada di Jakarta? Aku ga tau deh. Tapi untuk perawatan kesehatan ibu melahirkan dan bayi baru lahir, 300 Puskesmas di wilayah kerja program kantorku memiliki sarana yang lebih bagus dari Puskesmas Menteng ini, dengan kualitas prasarana dan SDM yang tak kalah jauh juga. *ngalemi kerjaane dhewe*
Ah, maha suci engkau yang menciptakan Puskesmas dan seisinya!
*Dan sekarang udah sampe kantor, kudu masukin laporan perjalanan ke Finance, hiks. Gegara mo tutup tahun dan hari kerja kami di tahun ini tinggal dua hari hiks hiks hiks.
Mlekom,
AZ